Pengikut

Senin, 19 Februari 2018

NASIB DAN IKHTIAR 20


NASIB DAN IKHTIAR 20

Assalamu'alaikum wrwb.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Ketika Anda membaca tulisan ini, berarti Allah memberi rizqi yang luar biasa. Menghirup udara gratis, dan kalau sadar, Anda dikasihi Allah. Syukurilah, pasti nikmat-Nya akan ditambah.
Shalawat dan salam, kita lantunkan pada Baginda Rasulullah saw, sahabat, dan pengikutnya. Semoga syafaatnya kelak di akhirat akan menyapa kita. Amin.
Sahabatku, Allah menjamin rizqi hamba-Nya yang diberi kesempatan hidup di bumi (QS. Hud:6). Berapa jatah rizqinya, apa mata pencahariannya, juga sudah ditetapkan (QS. Al-Zukhruf: 32). Juga sabda Rasulullah saw dalam riwayat dari Ibnu Mas'ud bahwa jatah rizqinya, ketika manusia masih dalam usia 120 hari dalam kandungan ibu, ditiupkan ruh (nyawa) bersamaan jatah amalnya, ajalnya, akan jadi orang yang celaka atau bahagia (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Akan tetapi bagi Allah merubah keadaan dan rizqi hamba-Nya, bukan soal yang sulit. Karena itulah Allah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk merubahnya (QS. Al-Ra'd: 11).
Karena itu manusia diwajibkan menuntut ilmu, agama dan umum (Riwayat al-Bukhary) dan akan ditinggikan derajat kehidupannya, apabila ia mau percaya (beriman) kepada Allah, dan rukun iman lainnya dan mau menuntut ilmu (QS. Al-Mujadilah: 11). Karena tidak mungkin sama kehidupan orang yang berilmu dan tidak (QS. Al-Zumar: 9). Bahkan orang yang mau menempuh jalan Allah dengan belajar, akan dimudahkan oleh Allah. Orang yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan memudahkan dalam memahami agama (Riwayat al-Bukhary dan Muslim).
Bahwa Allah menghendaki hamba-hamba-Nya ada yang kaya atau miskin, dimaksudkan agar antara satu dengan yang lain saling membantu. Kita tidak bisa bayangkan, seandainya semua kaya. Pasti kekacauan yang terjadi. Atau sebaliknya, semuanya miskin. Karena itu, manusia harus bisa menentukan pilihannya. "Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat" (QS. Al-Syura: 20). Jangan hanya berburu dunia, dapatnya hanya sedikit. Itupun sering memperbudak kita. Jadikan pekerjaan atau lahan rizqi Anda, sebagai ladang akhirat, الدنيا مزرعة الاخرة rizqi halal, melalui cara yang halal, dibelanjakan untuk kepentingan yang halal, dan jangan lupa sisihkan sebagian untuk jalan Allah, syukur yang jariyah yang mengalir terus pahalanya.
Saudaraku yang disayang Allah, kita harus husnudhan kepada Allah, sang Pemberi rizqi. Kewajiban kita adalah ikhtiar dan kerja keras, menjemput rizqi Allah, dan tawakkal kepada-Nya. Pasti Allah akan memberi rizqi-Nya kepada kita. "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rizqi kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas" (QS. Al-Baqarah: 212).
Ayat tersebut secara tegas membolehkan hamba-Nya kaya, yang hartanya tanpa batas, karena itu janji Allah kepada orang yang bertaqwa (QS. Al-Thalaq: 2-3). Yang penting, sebagiannya harus diinfaqkan untuk membantu saudara kita yang membutuhkan. Selain dibalas 700 kali lipat pahala (QS. Al-Baqarah: 261) juga agar harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja (QS. Al-Hasyr: 7). Kesenjangan ekonomi melahirkan disparitas dan jurang yang dalam antara si kaya dan si miskin, dan akibatnya muncul kerawanan sosial dan bisa muncul kriminalitas. Bahkan Rasulullah saw juga wanti-wanti, "nyaris orang fakir itu jadi kufur".
Saudaraku, jika Anda ketika membaca tulisan ini masih belum beruntung, jangan pernah putus asa, lemah semangat, apalagi nglokro. Kalau Anda sudah usaha berkali-kali untuk merubah nasib, tetapi masih gagal, Anda harus terus ikhtiar. Hidup harus optimis, nasab baik memang belum tentu nasibnya baik. Banyak orang terbiasa hidup mewah ketika masih kecil, karena hidup dari fasilitas orang tua, apalagi menjadi pejabat. Tetapi masa tuanya hidup susah, karena tidak mampu mandiri akibat sikap manja atau dimanjakan.
Kata bijak menyatakan "من جد وجد" artinya "barang siapa bersungguh-sungguh atau bekerja keras, maka ia akan mendapatkan (kesuksesan)-nya". There is will there ia way. Adik-adik yang baru saja diwisuda, tidak usah khawatir, kalaupun lowongan pekerjaan yang mestinya kalian yang akan mengisi, harus didatangkan dari luar, China atau Jepang, dan memicu tanggapan yang beragam, dan menjadikan Anda harus antri panjang, maka bersabarlah.
Kalau perlu, jangan nunggu, buatlah usaha sendiri, syukur melibatkan tenaga kerja lain. Anda sudah jadi pengusaha (juragan) dan bebas mengatur ritme dan waktu kerja sendiri. Inilah yang dimaksud Rasulullah saw dengan pekerjaan yang paling baik, افضل الكسب عمل الرجل بيده atau sebaik-baik usaha adalah pekerjaan seseorang dengan tangan (dan kreasi) sendiri (Riwayat al-Bukhari).
Semoga Anda yang sudah bekerja bisa menjadikan tambah bersyukur kepada Allah, yang belum bersabar, berikhtiar, tawakkal dan berdoa kepada Allah. Pasti pada saat yang tepat akan dikabulkan, dan secara pasti Allah yang lebih mengetahui.
Allah a'lam bi al-shawab.
Wassalamu'alaikum wrwb.
Ngaliyan Semarang, 30/1/2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan komentar anda