NASIB DAN IKHTIAR 20
Assalamu'alaikum wrwb.
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Ketika Anda membaca tulisan
ini, berarti Allah memberi rizqi yang luar biasa. Menghirup udara gratis, dan
kalau sadar, Anda dikasihi Allah. Syukurilah, pasti nikmat-Nya akan ditambah.
Shalawat dan salam, kita lantunkan pada Baginda Rasulullah saw, sahabat,
dan pengikutnya. Semoga syafaatnya kelak di akhirat akan menyapa kita. Amin.
Sahabatku, Allah menjamin rizqi hamba-Nya yang diberi kesempatan hidup di
bumi (QS. Hud:6). Berapa jatah rizqinya, apa mata pencahariannya, juga sudah
ditetapkan (QS. Al-Zukhruf: 32). Juga sabda Rasulullah saw dalam riwayat dari
Ibnu Mas'ud bahwa jatah rizqinya, ketika manusia masih dalam usia 120 hari
dalam kandungan ibu, ditiupkan ruh (nyawa) bersamaan jatah amalnya, ajalnya,
akan jadi orang yang celaka atau bahagia (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). Akan
tetapi bagi Allah merubah keadaan dan rizqi hamba-Nya, bukan soal yang sulit.
Karena itulah Allah memberi kesempatan kepada hamba-Nya untuk merubahnya (QS.
Al-Ra'd: 11).
Karena itu manusia diwajibkan menuntut ilmu, agama dan umum (Riwayat
al-Bukhary) dan akan ditinggikan derajat kehidupannya, apabila ia mau percaya
(beriman) kepada Allah, dan rukun iman lainnya dan mau menuntut ilmu (QS.
Al-Mujadilah: 11). Karena tidak mungkin sama kehidupan orang yang berilmu dan
tidak (QS. Al-Zumar: 9). Bahkan orang yang mau menempuh jalan Allah dengan
belajar, akan dimudahkan oleh Allah. Orang yang dikehendaki kebaikan oleh
Allah, maka Allah akan memudahkan dalam memahami agama (Riwayat al-Bukhary dan
Muslim).
Bahwa Allah menghendaki hamba-hamba-Nya ada yang kaya atau miskin,
dimaksudkan agar antara satu dengan yang lain saling membantu. Kita tidak bisa
bayangkan, seandainya semua kaya. Pasti kekacauan yang terjadi. Atau
sebaliknya, semuanya miskin. Karena itu, manusia harus bisa menentukan
pilihannya. "Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami
tambah keuntungan itu baginya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di
dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada
baginya suatu bahagianpun di akhirat" (QS. Al-Syura: 20). Jangan hanya
berburu dunia, dapatnya hanya sedikit. Itupun sering memperbudak kita. Jadikan
pekerjaan atau lahan rizqi Anda, sebagai ladang akhirat, الدنيا مزرعة الاخرة
rizqi halal, melalui cara yang halal, dibelanjakan untuk kepentingan yang
halal, dan jangan lupa sisihkan sebagian untuk jalan Allah, syukur yang jariyah
yang mengalir terus pahalanya.
Saudaraku yang disayang Allah, kita harus husnudhan kepada Allah, sang
Pemberi rizqi. Kewajiban kita adalah ikhtiar dan kerja keras, menjemput rizqi
Allah, dan tawakkal kepada-Nya. Pasti Allah akan memberi rizqi-Nya kepada kita.
"Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan
mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang
bertaqwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi
rizqi kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas" (QS.
Al-Baqarah: 212).
Ayat tersebut secara tegas membolehkan hamba-Nya kaya, yang hartanya
tanpa batas, karena itu janji Allah kepada orang yang bertaqwa (QS. Al-Thalaq:
2-3). Yang penting, sebagiannya harus diinfaqkan untuk membantu saudara kita
yang membutuhkan. Selain dibalas 700 kali lipat pahala (QS. Al-Baqarah: 261)
juga agar harta tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja (QS. Al-Hasyr:
7). Kesenjangan ekonomi melahirkan disparitas dan jurang yang dalam antara si
kaya dan si miskin, dan akibatnya muncul kerawanan sosial dan bisa muncul
kriminalitas. Bahkan Rasulullah saw juga wanti-wanti, "nyaris orang fakir
itu jadi kufur".
Saudaraku, jika Anda ketika membaca tulisan ini masih belum beruntung,
jangan pernah putus asa, lemah semangat, apalagi nglokro. Kalau Anda sudah
usaha berkali-kali untuk merubah nasib, tetapi masih gagal, Anda harus terus
ikhtiar. Hidup harus optimis, nasab baik memang belum tentu nasibnya baik.
Banyak orang terbiasa hidup mewah ketika masih kecil, karena hidup dari
fasilitas orang tua, apalagi menjadi pejabat. Tetapi masa tuanya hidup susah,
karena tidak mampu mandiri akibat sikap manja atau dimanjakan.
Kata bijak menyatakan "من جد وجد"
artinya "barang siapa bersungguh-sungguh atau bekerja keras, maka ia akan
mendapatkan (kesuksesan)-nya". There is will there ia way. Adik-adik yang
baru saja diwisuda, tidak usah khawatir, kalaupun lowongan pekerjaan yang
mestinya kalian yang akan mengisi, harus didatangkan dari luar, China atau
Jepang, dan memicu tanggapan yang beragam, dan menjadikan Anda harus antri
panjang, maka bersabarlah.
Kalau perlu, jangan nunggu, buatlah usaha sendiri, syukur melibatkan
tenaga kerja lain. Anda sudah jadi pengusaha (juragan) dan bebas mengatur ritme
dan waktu kerja sendiri. Inilah yang dimaksud Rasulullah saw dengan pekerjaan
yang paling baik, افضل الكسب عمل الرجل بيده atau sebaik-baik usaha adalah
pekerjaan seseorang dengan tangan (dan kreasi) sendiri (Riwayat al-Bukhari).
Semoga Anda yang sudah bekerja bisa menjadikan tambah bersyukur kepada
Allah, yang belum bersabar, berikhtiar, tawakkal dan berdoa kepada Allah. Pasti
pada saat yang tepat akan dikabulkan, dan secara pasti Allah yang lebih
mengetahui.
Allah a'lam bi al-shawab.
Wassalamu'alaikum wrwb.
Ngaliyan Semarang, 30/1/2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda