DESAIN PEMBELAJARAN KARAKTER TERINTEGRASI MATA PELAJARAN
PAI DAN BUDI PEKERTI DI MADRASAH/SMP DAN SMA
Makalah
Disusun Guna
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Karakter
yang diampu
Oleh : Dr. H. Darmuin, M.Ag
Disusun Oleh:
Mashadi : 1400018029
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran
merupakan bentuk konkret atau realisasi kurikulum sebagai dokumen tertulis
disekolah atau kelas, maka aktivitas pembelajaran yang relavan dilaksanakan
guru untuk pembentukan insan berkarakter tentu tidak dapat dilepaskan dari
karakteristik kurikulum yang berlaku disekolah, yaitu kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) mengingat kurikulum sebagai jantungnya pendidikan ,maka sudah
seharusnya kurikulum saat ini memberikan perhatian yang lebih besar pada
pendidikan karakter dibandingkan kurikulum sebelumnya.[1]
Dengan demikian
apapun aktivitas pembelajaran yang diupayakan guru, aktivitas-aktivitas
tersebut haruslah mampu memfasilitasi pembentukan dan pengembangan peserta
didik berkarakter, salah satu cara yang
relevan diterapkan adalah pengintegrasian karakter atau nilai-nilai kedalam
kegiatan pembelajaran setiap mata pelajaran yang tertera dalam kurikulum
sekolah.[2]
Dalam Undand-Undang No.20 tahun 2003
mengenai sistem pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “pendidikan nasional
…bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.[3]
Sebenarnya
pendidikan karakter bukan hal yang baru dalam sistem pendidikan nasional
Indonesia, Pada saat ini, setidak-tidaknya sudah ada dua mata pelajaran yang
diberikan untuk membina akhlak peserta
didik, yaitu Pendidikan Agama Islam dan Budi pekerti , Namun demikian pembinaan
karakter peserta didik melalui kedua mata pelajaran tersebut belum membuahkan
hasil yang memuaskan, sehingga pengembangan karakter perlu melibatkan lebih
banyak lagi mata pelajaran, bahkan semua mata pelajaran yang ada. Selain itu,
kegiatan pembinaan kesiswaan dan pengelolaan sekolah perlu juga dirancang dan
dilaksanakan untuk mendukung pendidikan karakter
Berdasarkan
fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang,
termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus di desain (dirancang) dan
diselenggarakan secara sistematis, guna mencapai tujuan tersebut dalam makalah
ini akan di bahas bagaimana cara mendesain pembelajaran karakter terintegrasi
dengan mata pelajaran Pai dan Budi pekerti di Madrasah /SMP dan SMA/ Aliyah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat desain pembelajaran
1. Materi PAI dan
Budi Pekerti di SMP
a) Kementrian
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
menetapkan standar materi PAI dan Budi Pekerti untuk tingkat SMP kelas VII dalam
buku edisi revisi diantaranya :
1)
Lebih Dekat dengan Allah Swt. yang Sangat Indah
Nama-Nya
2)
Hidup Tenang dengan Kejujuran, Amanah, dan Istiqamah
3)
Semua Bersih Hidup Jadi Nyaman
4)
Indahnya Kebersaman dengan Berjamaah
5)
Selamat Datang Nabi Muhammad saw. Kekasihku
6)
Dengan Ilmu Pengetahuan Semua Menjadi Lebih Mudah
7)
Ingin Meneladani Ketaatan Malaikat-malaikat Allah Swt
8)
Berempati Itu Mudah, Menghormati Itu Indah
9)
Memupuk Rasa Persatuan pada Hari yang Kita Tunggu.
10) Islam Memberikan
Kemudahan melalui ¢alat Jamak dan Qa¡ar
11) Hijrah ke
Madinah Sebuah Kisah yang Membanggakan.
12) Al-Khulaf±u
Ar-R±syidμn Penerus Perjuangan Nabi Muhammad saw.
13) Hidup Jadi Lebih
Damai dengan Ikhlas, Sabar, dan Pemaaf.[4]
b) Kementrian
pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia menetapkan standar materi PAI dan Budi Pekerti untuk tingkat
SMP kelas VIII dalam buku edisi revisi diantaranya :
1) Meyakini
Kitab-kitab Allah, Mencintai Al-Qur’ān.
2) Lebih Dekat Kepada Allah dengan
Mengamalkan Śalat
Sunnah
3) Jiwa Lebih Tenang dengan Banyak
Melakukan Sujud
4) Ibadah Puasa Membentuk Pribadi yang
Bertakwa
5) Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Umayyah.
6) Rendah Hati, Hemat, dan Sederhana
Membuat Hidup Lebih
Mulia
7) Meneladani
Kemuliaan dan Kejujuran Para Rasul Allah Swt.
8) Mengonsumsi
Makanan dan Minuman yang Halal danMenjauhi yang Haram
9) Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Abbasiyah.
10) Hidup Sehat dengan Makanan dan Minuman
yang Halal serta
Bergizi.
11)
Menghindari Minuman Keras, Judi, dan Pertengkaran.[5]
2. Materi PAI dan
Budi Pekerti di SMA
a) Kementrian
pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia menetapkan standar materi PAI dan Budi Pekerti untuk tingkat
SMP kelas X dalam buku edisi revisi diantaranya :
1) Aku Selalu Dekat
dengan ALLAH Swt.
2) Berbusana Muslim dan Muslimah Merupakan Cermin
Kepribadian dan Keindahan Diri
3) Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin Kepribadian
4) Al-Qur’ān dan
Hadis adalah Pedoman Hidupku
5) Meneladani Perjuangan Rasulullah saw di Mekah
6) Meniti Hidup
dengan Kemuliaan
7) Sayang, Patuh dan Hormat kepada Orang
Tua dan Guru
8) Malaikat Selalu
Bersamaku
9) Mengelola Wakaf
dengan Penuh Amanah
10) Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw, di
Madinah
11) Nikmatnya Mencari Ilmu dan Indahnya
Berbagi Pengetahuan
12) Menjaga Martabat Manusia dengan Menjauhi
Pergaulan Bebas Dan Zina.
b) Kementrian
pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia menetapkan standar materi PAI dan Budi Pekerti untuk tingkat
SMP kelas XI dalam buku edisi revisi diantaranya :
1)
Al-Qur’ᾱn sebagai Pedoman Hidup
2)
Hidup
Nyaman dengan Perilaku Jujur
3)
Kepedulian
Umat Islam terhadap Jenazah
4)
Sampaikan
Dariku Walau Satu Ayat
5)
Masa
Kejayaan Islam yang Dinantikan Kembali
6)
Membangun
Bangsa Melalui Perilaku Taat, Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos
Kerja
7)
Rasul-Rasul
Itu Kekasih Allah Swt.
8)
Hormati
dan Sayangi Orang Tua dan Gurumu .
9)
Prinsip
dan Praktik Ekonomi Islam
10)
Bangun
dan Bangkitlah Wahai Pejuang Islam
3.
Pengertian desain pembelajaran
Terdapat beberapa pengertian desain pembelajaran
(instructional Disaingn), Herbert Simon (Dick dan Carey, 2006), mengartikan
desain sebagai proses pemecahan masalah. Tujuan sebuah desain adalah untuk
mencapai sebuah solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan
sejumlah informasi yang tersedia, dengan demikian suatu desain muncul karena
kebutuhan manusia untuk memecahkan suatu persoalan , melalui suatu desain orang
bisa melakukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan suatu persoalan
yang dihadapi.[7],
dengan demikian suatu desain pada dasarnya adalah suatu proses yang bersifat
linear yang diawali dari penentu kebutuhan, kemudian mengembangkan rancangan
untuk merespon kebutuhan tersebut, selanjutnya rancangan tersebut diujicobakan
dan akhirnya dilakukan proses evaluasi untuk menentukan hasil tentang
efektivitas rancangan (desain) yang disusun[8].
Menurut sambaugh (2006) menggambarkan desain sebagai
proses rangkaian kegiatan yang bersifat linear sebagaimana gamabar dibawah ini
4.
Karakteristik Mata Pelajaran PAI dan Budi Pekerti
Karakteristik pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada
setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang
sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka
konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari
tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran PAI dan Budi Pekerti
mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut
memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh
melalui aktivitas menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh
melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Adapun
karakteristik mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah:
1)
Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari
materi pokok pendidikan agama Islam (al-Qur’an dan Hadis, aqidah, akhlak, fiqih
dan sejarah peradaban Islam).
2)
Ditinjau
dari segi muatan pendidikannya, PAI dan Budi Pekerti merupakan mata pelajaran
pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata
pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta
didik. Maka, semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring
dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI dan Budi
Pekerti.
3)
Diberikannya
mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti bertujuan untuk terbentuknya peserta didik
yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekerti yang luhur
(berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam,
terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan
bekal untuk memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus
terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu dan
mata pelajaran tersebut.
4)
PAI
dan Budi Pekerti adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta
didik dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi PAI lebih menekankan
bagaimana peserta didik mampu menguasai kajian keislaman tersebut sekaligus
dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
Dengan demikian, PAI dan Budi Pekerti tidak hanya menekankan pada aspek
kognitif saja, tetapi yang lebih penting adalah pada aspek afektif dan
psikomotornya.
5)
Secara
umum mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti didasarkan pada ketentuan-ketentuan
yang ada pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan Hadis Nabi
Muhammad saw, juga melalui metode ijtihad (dalil aqli), para ulama dapat
mengembangkannya dengan lebih rinci dan mendetail dalam kajian fiqih dan
hasil-hasil ijtihad lainnya.
6)
Tujuan
akhir dari mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti adalah terbentuknya peserta
didik yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur), yang merupakan
misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw di dunia. Hal ini tidak berarti bahwa
pendidikan Islam tidak memerhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun
segi-segi praktis lainnya, tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan Islam
memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainnya.[9]
5.
Nilai –nilai karakter yang harus diterapkan
Berdasarkan
kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik,
dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang
dikelompokkan menjadi lima, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
hubungannya dengan (1) Tuhan Yang Maha Esa, (2) diri sendiri, (3) sesama
manusia, dan (4) lingkungan, serta (5) kebangsaan. Namun demikian, penanaman
kedelapanpuluh nilai tersebut merupakan hal yang sangat sulit. Oleh karena itu,
pada tingkat SMP dipilih 20 nilai karakter utama yang disarikan dari
butir-butir SKL SMP (Permen Diknas nomor 23 tahun 2006) dan SK/KD (Permen
Diknas nomor 22 tahun 2006). Berikut adalah daftar 20 nilai utama yang dimaksud
dan diskripsi ringkasnya
1)
Nilai
karakter dalam hubungannya dengan Tuhan (Religius)
Pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang
diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran
agamanya.
2) Nilai karakter dalam hubungannya dengan
diri sendiri meliputi jujur,
bertanggung jawab, gaya hidup sehat,disiplin, percaya diri, bekerja keras,
berjiwa wirausaha,mandiri, ingin tahu, dll
3)
Nilai karakter dalam hubungannya
dengan sesame
4)
Nilai karakter dalam hubungannya
dengan lingkungan
5)
Nilai kebangsaan.[10]
6.
Desain Dasar Pembelajaran Pelajaran PAI dan Budi
Pekerti
1. Perencanaan
Perencanaan pembelajaran
dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada
Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran,
dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan
pembelajaran yang digunakan.
a. silabus
Silabus merupakan
acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata
pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:
1)
Identitas
mata pelajaran
2)
Identitas
sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
3)
Kompetensi
inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran
4)
kompetensi
dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran.
5)
Tema
(khusus SMP/SMA)
6)
Materi
pembelajaran
7)
Pembelajaran,
yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan
8)
Penilaian,
merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian
hasil belajar peserta didik
9)
Alokasi
waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu
semester atau satu tahun dan
10)
Sumber
belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau
sumber belajar lain yang relevan.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus
digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis pesertadidik. Bahkan disusun berdasarkan KD atau subtema yang
dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen terdiri atas:
1)
Identitas
sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2)
Identitas
mata pelajaran atau tema/subtema
3)
Kelas/semester
4)
Materi
pembelajaran
5)
Alokasi
waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian kd dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan kd
yang harus dicapai
6)
Kompetensi
dasar dan indikator pencapaian kompetensi
7)
Materi
pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi
8)
Media
pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran
9)
Sumber
belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber
belajar lain yang relevan
10)
Langkah-langkah
pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti (mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi, dan mengomunikasikan), dan
penutup; dan
11)
Penilaian
hasil pembelajaran.
c.
Prinsip Penyusunan
Dalam
menyusun RPP hendaknya
memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Perbedaan individual peserta didik
antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat,
motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan
peserta didik.
2)
Partisipasi
aktif peserta didik.
3)
Berpusat
pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4)
Pengembangan
budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran
membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk
tulisan.
5)
Pemberian
umpan balik dan tindak lanjut RPP
memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
dan remedi.
6)
Penekanan
pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian.
7)
Kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
8)
Mengakomodasi
pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek
belajar, dan keragaman budaya.
9)
Penerapan
teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif
sesuai dengan situasi dan kondisi.
2.
Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan
implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
a.
Kegiatan Pendahuluan
Dalam
kegiatan pendahuluan, guru:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis
dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
2)
Memberi
motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaatdan aplikasi materi
ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan
lokal, nasional dan internasional;
3)
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4)
Menjelaskan
tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai dan
5)
Menyampaikan
cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b.
Kegiatan Inti
Kegiatan
inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau scientific dan/atau inkuiridan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
1) Sikap.
Sesuai
dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih adalah
proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
2) Pengetahuan.
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta.
Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan ini memiliki
perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain keterampilan.
Untuk memperkuat pendekatan scientific, dan tematik sangat disarankan untuk
menerapkan belajar berbasis penyingkapan penelitian (discovery/inquiry
learning).
Untuk mendorong peserta didik menghasilkan
karya kreatif dan kontekstual, baik individual maupun kelompok, disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
3) Keterampilan.
Keterampilan
diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran yang
diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk melakukan proses
pengamatan hingga penciptaan.
Untuk
mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan
modus belajar berbasis penyingkapan / penelitian (discovery/inquirylearning)
dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning).
c.
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama
siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi:
1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran
dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung
2) Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
4) Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
3. Penilaian
Penilaian proses pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan siswa,
proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen
tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan
dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.
Penilaian merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil
belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Dalam PAI, penilaian yang dilakukan adalah penilaian
proses dan outcome yang dilaksanakan melalui berbagai cara, seperti penilaian
unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and
pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan
hasil kerja/karya peserta didik (portfolio), dan penilaian diri.
1) Penilaian Unjuk Kerja.
Penilaian
unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu seperti: Praktik salat, baca al-Qu’ran, presentasi, diskusi, bermain
peran, dll.
2) Penilaian Tertulis.
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes
tertulis. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan
kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik
tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam
bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain
sebagainya.
3) Penilaian Projek.
Penilaian
projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode/waktu tertentu.
Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
4) Penilaian Produk.
Penilaian
produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk.
Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti hasil karya seni kaligrafi Arab dan
lain sebagainya.
5) Penilaian Portofolio.
Penilaian
portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu
periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan
nilai) atau bentuk informasi lain yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, antara lain: seni kaligrafi Arab,
resensi buku/literatur, laporan kerja individu atau kelompok, dan lain
sebagainya.
6) Penilaian Diri (Self Assessment).
Penilaian
diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.
Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif,
afektif dan psikomotor.[11]
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengembangan
karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui
pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi,
karena manusia hidup
dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka
pengembangan karakter
individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam
lingkungan sosial dan budaya
yang bersangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan
karakter bangsa hanya
dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang
tidak melepaskan peserta
didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan
budaya bangsa.
Lingkungan
sosial dan budaya bangsa Indonesia adalah Pancasila, sehingga pendidikan
karakter bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dan yang tidak kalah
pentingnya, sebagai bangsa yang beragama,
pengembangan karakter
bangsa tidak bisa dilepaskan dari ajaran agamanya. Karena
itulah, pendidikan karakter yang religius harus didasarkan pada nilai-nilai karakter
yang terkandung dalam keseluruhan ajaran agama yang dianut peserta didik,
Pengembangan karakter di Sekolah Menengah Peratama menjadi sangat penting
mengingat pada jenjang inilah peserta didik mulai berkenalan dengan berbagai
bidang kajian keilmuan Pada masa ini
pula peserta didik mulai sadar akan jati dirinya sebagai manusia yang mulai
beranjak dewasa dengan berbagai problem yang menyertainya. Dengan berbekal
nilai-nilai karakter mulia yang diperoleh melalui proses pembelajaran di kelas
dan di luar kelas, peserta didik diharapkan menjadi manusia yang berkarakter
sekaligus memiliki ilmu pengetahuan yang siap dikembangkan pada jenjang-jenjang
pendidikan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian pendidikan dan
kebudayaan, Buku guru pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2014.
Kementrian Pendidikan Nasionalderektorat
Jendral Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menegah, Pendidikan Karakter
Disekolah Menengah Pertama, 2010
Salinan
Lampiran Iii Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Tim pakar
Yayasan Jati Diri Bangsa, pendidikan Karakter di sekolah dari gagasan
ketindakan,Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Standarproses Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah
Pembinaan
Pendidikan Karakter di
Sekolah Menengah Pertama
Wina
Sanjaya,Perencanaan dan desain sistem pembelajaran,Jakarta, Kencana
Prenada media Group, 2010
Zubaide,Desain
pendidikan karakter konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga
pendidikan, Jakarta ,Kencana prenada media
Group,
http://www.jamarismelayu.com/2014/09/pa-islam-dan-budi-pekerti-
dalam.html.didownload pada hari
senin tanggal 23 november 2015.
[1]Zubaide, Desain
pendidikan karakter konsepsi dan aplikasinya dalaml embaga pendidikan,
Jakarta , Kencana prenada media Group, hlm. 263
[2] Zubaide, Desain
pendidikan karakter konsepsi dan aplikasinya….
[3] Tim pakar Yayasan
Jati Diri Bangsa, pendidikan Karakter di sekolah dari gagasan ketindakan,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, hlm. 20
[4] Kementrian pendidikan dan kebudayaan, Buku guru
pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud, 2014
[5] Kementrian pendidikan dan kebudayaan, Buku guru
pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud, 2014
[6] Kementrian pendidikan dan kebudayaan, Buku guru
pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud, 2014
[7] Wina Sanjaya,Perencanaan
dan desain sistem pembelajaran,Jakarta, Kencana Prenada media Group,
2010,hlm.65
[8] Ibid, Perencanaan
dan desain sistem pembelajaran,hlm.66
[9] http://www.jamarismelayu.com/2014/09/pa-islam-dan-budi-pekerti-dalam.html.didownload
pada hari
senin tanggal 23 november 2015
[10] Kementrian Pendidikan
Nasionalderektorat Jendral Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menegah,Pendidikan
Karakter Disekolah Menengah Pertama,2010
[11] Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda