MEMAHAMI KEBAHAGIAAN
Assalamualaikum wrwb.
Sahabatku yang dimuliakan Allah. Mari bersyukur dengan perasaan, supaya
kita sekaligus merasakan bahagia. Allah telah memberi semua yang kita butuhkan,
meskipun belum sesuai keinginan kita.
Shalawat dan salam untuk Rasulullah saw terus kita senandungkan, agar
hati kita terjaga, untuk menyertai Shalawat Allah dan Malaikat untuk beliau
(QS. Al-Ahzab: 56). Kita menunggu syafaat beliau kelak di akhirat.
Semoga di pagi yang cerah ini, Anda bahagia. Karena bisa salat tahajjud,
dzikir, dan mendoakan anak, orang tua, dan keluarga.
Apa sesungguhnya makna bahagia. Bahagia adalah perasaan senang
terpenuhinya keinginan. Ada yang mendefinisikan, bahagian (al-sa'adah) adalah
kekuatan hati yang ridha menghadapi kenyataan. Ada yang menambahkan ridha atas
kenyataan yang diterima apapun keadaannya dan tumbuh dari iman dalam hati. Ada
yang mengartikan, bahagia adalah berpegang kepada (aturan, petunjuk) Allah
dalam merealisasikan kebaikan. Al-Ghazaly dalam Kimiya' al-Sa'adah mengatakan,
jika Anda ingin bahagia maka prasyaratnya adalah mengenali diri sendiri (معرفة النفس).
Kesempurnaan kebahagiaan tergantung pada tiga hal: kekuatan marah, keinginan,
dan ilmu. Semua itu tergantung bagaimana bisa dimenej secara baik. Sudan tentu,
muaranya di dalam manajemen hati (qalbu). Dalam hati terdapat sifat dan
keadaan, yakni akhlaq buruk (اخلاق السوء) dan akhlak
baik (اخلاق الحسن). Yang buruk menghasilkan
kerusakan berbuah penderitaan, dan yang baik menghasilkan derajat kebahagiaan.
Ada 4 jenis akhlak, kata Al-Ghazaly, akhlak syetan, akhlak binatang,
akhlak binatang buas, dan akhlak malaikat. Akhlak syetan wujudnya nafsu, makar,
rekayasa, dll. Akhlak binatang wujudnya makan, minum, tidur, dll. Akhlak binatang
buas wujudnya memukul, membunuh, dan permusuhan, dan akhlak malaikat
menghasilkan kasih sayang, ilmu pengetahuan, dan kebaikan.
Karena itu, jalan keluarnya adalah mengenali diri kita sendiri, dari mana
kita diciptakan, dari mana dan menuju ke mana hidup kita, bagaimana kita
diciptakan, dengan apa kita bahagia dan celaka. Karena dengan mengenali diri
sendiri, diharapkan akan dapat mengenali Allah. "Kami akan memperlihatkan
kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri
mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar..." (QS. Fushshilat:53). Kita
diberi hati dan ruh. Agar kita mendapatkan kebahagiaan, maka qalbu dan ruh
berjuang (jihad) mengikuti jalan Allah, dengan mengajak jasmani dan indrawi
sebagai "tentara"-nya hati dan ruh. Pasti Allah akan menunjukkan
jalannya (QS. Al-'Ankabut: 69).
Saudaraku, Rasulullah saw memberi resep, jika kita ingin hidup di dunia
bahahia dan di akhirat sejahtera, 1). Istri shalihah; 2). Rumah yang luas.
Kalau rumah tipe 21 bagaimana? Setidaknya hatinya yang lapang; 3). Tetangga
yang baik; dan kendaraan yang nyaman" (Riwayat Ibnu Hibban dan al-Hakim).
Ada empat hal juga yang penting: 1). Lupakan perbuatan baik yang pernah
Anda lakukan kepada orang lain, agar ikhlas dan tidak mengolok-oloknya. 2).
Ingat perbuatan buruk yang Anda lakukan kepada orang lain, agar tidak
mengulanginya. 3). Jangan pernah dan buang jauh-jauh iri dalam soal materi atau
rizqi orang lain. 4). Tanamkan iri dalam soal ibadah pada orang lain.
Saudaraku, mati kita berjihad mengenali diri kita yang sebenarnya, agar
kita mampu mengikuti jalan Allah. Insya Allah kita akan mereguk kebahagiaan
sejati.
Allah a'lam bi al-shawab.
Wassalamu'alaikum wrwb.
Ngaliyan, 19/1/2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda