ILMU DAN RIZQI (5)
Assalamu'alaikum wrwb.
Puji dan syukur hanya milik Allah, yang harus kita
syukuri. Allah banyak memberi karunia yang bahkan tidak kita sadari apalagi memohonnya.
Oksigen tanpa bayar, kita hirup setiap hembusan nafas, adalag salah satu bukti
nyata.
Doa cinta, kasih sayang, dan keselamatan, kita senandungkan pada Baginda
Nabi Muhammad saw, keluarga, dan sahabat, sebagai ikhtiar menjaga hati dan
cinta kita, agar terus terpatri niat tulus meneladani beliau.
Rasulullah saw menegaskan, "cari ilmu sejak di buaian hingga liang
lahat". "Cari ilmu wajib bagi setiap orang Islam laki dan
perempuan". Yang lebih penting lagi, "barang siapa ingin (sukses
hidupnya di) dunia, maka baginya berilmu, dan yang ingin (hidup bahagia dan
sejahtera di) akhirat, baginya wajib berilmu" (Riwayat al-Bukhari).
Ilmu secara harfiyah dari kata 'alima-ya'lamu-'ilm artinya mengetahui.
Secara terminologi, adalah pengetahuan tentang suatu hal. Jika yang dipelajari
soal agama, supaya hidupnya selamat dunia akhirat, disebut ilmu agama. Jika
yang dipelajari makhluk hidup, disebut ilmu biologi. Jika yang dipelajari alam
semesta, disebut ilmu fisika, astronomi, tergantung sudut pandangnya.
Ungkapan berbahasa Arab mengatakan, "al-'ilm nuurun" artinya
"ilmu adalah cahaya". Karena dengan ilmu, hidup seseorang akan mudah,
karena disinari cahaya ilmu, dan tidak mudah tersesat pada jalan yang salah.
Dalam perkembangannya, ada yang membagi pada ilmu agama, ilmu sosial, dan ilmu
alam (sains). Karena hidup ini bagi kaum Muslim, kehidupan dunia adalah untuk
mempersiapkan kehidupan yang abadi dalam kebahagiaan dan kesejahteraan, maka di
dunia harus sukses, agar mampu berinvestasi untuk kehidupan akhirat.
Rizqi merupakan barang, hak, atau apapun yang kita butuhkan. Namun sering
disalahpahami, bahwa rizqi terbatas pada uang. Padahal semua yang menjadi
kebutuhan kita, adalah rizqi juga. Allah menjanjikan akan mengangkat derajat
orang-orang yang beriman dan berilmu (QS. Al-Mujadalah:11).
Ayat tersebut menegaskan bahwa apabila kita ingin hidup sukses, mudah
mendapatkan rizqi, atau setidaknya mudah dalam menjemput rizqi Allah, bahagia,
dan sejahtera di dunia dan akhirat, maka ilmu yang dibutuhkan adalah kesatuan
ilmu agama dan ilmu umum (unity of science).
Hidup sukses tidak cukup hanya dengan ilmu agama saja, atau dengan ilmu
umum saja. Agama tanpa ilmu lumpuh, ilmu tanpa agama buta. Karena itu lah,
untuk dapat menjemput rizqi yang sudah disediakan oleh Allah, secara mudah dan
sukses, maka makin tinggi ilmunya dan pemahaman serta pengamalan agamanya makin
baik, akan makin mudah dan sukses.
Itu semua masih dibutuhkan sikap rendah hati (tawadlu'), karena
setinggi-tinggi ilmu yang dapat manusia raih, masih ada yang lebih pintar.
Perlu kiranya diperdalam dengan mendekatkan diri kepada Allah Rabbul 'Izzah,
agar mampu khusyu' dalam menjalani hidup yang lebih bermakna.
Orang yang berilmu, disebut 'alim, jamaknya Ulama. Ini secara bahasa.
Jika yang dimaksud Ulama adalah yang takut kepada Allah, maka ia haruslah
'Amil, atau mengamalkan ilmunya. Lebih dari itu, ia juga 'Abid atau penghamba
yang baik. Jika semua sudah dijalankan, dan Allah membukakan
"jalan-Nya" maka akan menjadi 'Arif artinya mengenal Allah. Dalam
perspektif inilah, kenapa para Ulama rizqinya dijamin oleh Allah, dengan tanpa
bisa dihitung dan fiduga-duga. Subhanallah.
Allah a'lam bi al-shawab.
Wassalamu'alaikum wrwb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda