EGO DAN SOMBONG (9)
Assalamu'alaikum wrwb.
Saudaraku yang dimuliakan Allah. Mari bersyukur, sebagaimana
hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur dan berdzikir. Shalawat dan keselamatan,
terus kita sanjungkan untuk Rasulullah saw. supaya hati kita jadi lembut, dan
pada saatnya akan berjumpa dengan Allah. Tetapi harus bermodal amal shaleh dan
tidak
Manusia, pada dasarnya memiliki watak egois.
Apalagi jika seseorang itu mendapat titipan ilmu, harta, atau pangkat
yang lebih, potensi ego dan sombongnya gampang sekali berkembang.
Ego adalah kesadaran diri, bagian dari identitas diri Anda. Jika
seseorang mengatakan bahwa seseorang itu egonya besar, berarti keakuannya lebih
menonjol. Sesungguhnya seseorang itu ego adalah wajar, sepanjang tidak
berlebihan.
Sombong adalah menghargai diri secara berlebihan, congkak. Kesombongan
adalah sifat sombong, keangkuhan kecongkakan, dan takabur (KKBI). Lebih dari
itu, angkuh adalah sifat suka memandang rendah kepada orang - atau lembaga
lain.
Nabi Muhammad saw, sebagai teladan kita, metupakan sosok yang tawadlu',
rendah hati, bahkan setiap ketemu seseorang, beliau tidak sungkan untuk
mengulurkan tangan terlebih dahulu mengajak jabat tangan atau bersalaman. Ini
karena beliau adalah sosok yang Al-Qur'an menyebutnya berakhlak sangat baik
(Al-Thalaq, 68:4).
Allah SWT saja dalam beberapa Firman-Nya sering mebyebut Kami. Misalnya,
"sesungguhnya Kami menurunkan Al-Dzikr (Al-Qur'an) dan sesungguhnya Kami
menjaganya" (QS. Al-Hijr, 15:9). Menurut tata bahasa Arab, kata Kami
ditunjukkan dalam bentuk kata ganti (ضمير)
mutakallim ma'al ghair. Ini agar hamba-hamba-Nya mau rendah hati dan belajar.
Saudaraku yang dicintai Allah, mari kita sadari, bahwa setinggi apapun
ilmu kita, tetap ada yang lebih pinter dari kita. Di atas langit ada langit, وفوق كل ذي علم
عليم (QS. Yusuf, 12: 76). Ilmu manusia, hanyalah ibarat ujung jari
yang dicelupkan di samudra.
Ingat, egois yang menyebabkan sombong dan angkuh, adalah sifat iblis, dan
prilaku kafir (QS. Al-Baqarah, 2:34).
Jika Anda dikaruniai harta berlimpah, syukuri dan infakkan sebagian untuk
yang membutuhkan. Karena hakikat orang kaya adalah orang yang mampu merasa
cukup. Banyak orang hartanya berlimpah, tetapi keserakahan yang menghinggapi
dirinya. Jika Anda orang alim (ulama), maka takutlah kepada Allah, karena hanya
Ulama yang takut kepada Allah (QS. Fathir, 35:28). Ulama adalah ahli waris para
Nabi, yang memberikan keteladanan, kesejukan, dan membimbing umat. Jika
Ulamanya baik, maka umatnya akan baik (Riwayat Ahmad). Jika Anda seorang
pejabat, jalankan itu sebagai amanat. Karena mahkamah akan menuntut pertanggung
jawaban. Belajarlah kepada khalifah 'Umar bin Abdul Aziz cucu khalifah 'Umar
bin al-Khaththab ra. Subhanallah.
Riwayat Muslim dari Ibnu Mas'ud, Rasulullah saw bersabda: لا يدخل الجنة
من كان في قلبه مثقال ذرة من كبر قال رجل ان الرجل يحب أن يكون ثوبه حسنا ونعله حسنة
قال ان الله جميل يحب الجمال الكبر بطر الحق وغمط الناس رواه مسلم
"Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat
kesombongan sebesar biji sawi". Ada yang bertanya, "bagaimana dengan
seorang yang suka mengenakan baju dan sandal bagus"? Beliau menjawab:
"sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah
menolak kebenaran dan meremehkan orang lain". (Muslim). "Cukuplah
seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama
muslim"(Muslim).
Saudaraku yang mulia, melalui tulisan ini, mari kita camkan secara
saksama pesan Raaulullah saw : "sadakah itu tidak mengurangi harta. Tidak
ada orang yang memberi maaf orang lain, melainkan Allah akan menambah
kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang tawadlu' atau rendah hati, melainkan
Allah akan mengangkat derajatnya" (Muslim).
Semoga Allah menjaga kita dan menjauhkan dari sifat, sikap, dan prilaku
egois dan sombong. Allah a'lam bi al-shawab.
Wassalamu'alaikum wrwb.
Ngaliyan, Semarang, 18/1/2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda