Pengikut

Senin, 13 April 2015

makalah studi islam

Pendekatan Antropologis
(Sekilas sejarah, pijakan paradigmatik-teoretis, langkah-langkah                     praktis-metodis, tokoh penting dan  karya )


MAKALAH


Disusun Guna Memenuhi  Tugas
Mata Kuliah Pendekatan Ilmu-ilmu Keislaman
Dosen Pengampu : Dr. Mukhsin Jamil, M.Ag
Dr. Abu Rokhmad, M.Ag








Disusun Oleh  :
Laila Dwi Setyawati




PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015





I.        PENDAHULUAN

Dewasa ini kehadiran agama semakin dituntut agar ikut serta secara aktif didalam
Memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya sekedar menjadi lambang kesalehan atau berhenti sekedar disampaikan dalam khotbah atau ceramah-ceramah pengajian, melainkan secara konsepsional menunjukkan cara-cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Tuntutan terhadap agama yang demikian tersebut dapat dijawab manakala dalam memahami dan mengkaji agama menggunakan berbagai pendekatan. Karena dengan pendekatan itu kehadiran agama secara fungsional dapat dirasakan oleh penganutnya. Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai pendekatan tersebut, tidak mustahil agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat, dan akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama.[1]
Berbagai   pendekatan     tersebut            meliputi    pendekatan             teologis Normatif
antropologis, sosiologis, historis, kebudayaan, dan filofofis.[2]  Dalam makalah ini penulis akan berusaha memaparkan salah satu pendekatan yang digunakan dalam memahami agama islam, yaitu pendekatan antropologis.

II.     Rumusan Masalah
A.      Apakah antropologi itu dan apakah pendekatan antropologi itu ?
B.      Apakah pijakan dan paradigma teori   dalam   pendekatan antropologi ?
C.      Bagaimana langkah-langkah penting praktis metodis pendekatan antropologi ?
D.       tokoh-tokoh pendekatan antropologi dan karyanya




                                                           






III.   PEMBAHASAN

A.     Pengertian antropologi dan pendekatan antropologi
1.      Pengertian antropologi
Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu antropos yang berarti manusia dan logos yang berarti  wacana, bernalar atau berakal. Secara etimologi antropologi berarti ilmu yang mempelajai tentang manusia.[3] Menurut koentjaraningrat antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.[4]Antropologi menurut David Hanter  adalah ilmu yang lahir dari keinginan yang tidak terbatas tentang umat manusia.[5]  Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek manusia yang terdiri dari aspek fisik maupun non fisik, serta  kebudayaan dan pengetahuan yang dihasilkan.
2.      Pengertian Pendekatan antropologi
Dalam dunia ilmu pengetahuan mkna dari istilah pendekatan sama dengan metodologi, yaitu sudut pandang atau cara melihat dan memperlakukan sesuatu yang menjadi perhatian atau masalah yang dikaji. Bersamaan dengan itu, makna metodologi juga mencakup berbagai tehnik yang digunakan untuk melakukan penelitian atau pengumpulan data sesuai dengan cara melihat dan memperlakukan masalah yang dikaji. Jadi pengertian pendekatan atau metodologi bukan hanya diartikan sebagai sudut pandang atau cara melihat sesuatu permasalahan yang menjadi perhatian tetapi juga mencakup pengertian metode-metode ata teknik-teknik yang sesuai dengan pendekatan tersebut.[6]  Menurut Prof. Abudin Nata pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmuyang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dia mengutip pendapat Jalaludin Rahmat      bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigma. Realitas keagamaan yang    diungkapkan  mempunyai nilai
                                                                                               
kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Karena itu tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu penelitian ilmu sosial, penelitian legalistik atau penelitian filosofis.[7]
          Pendekatan antropologi disini yang dimaksud adalah memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Karena itu antropologi lebih mengutamakan pengamatan langsung dan bersifat bersifat partisipasif.7 Pendekatan ini  bersifat induktif dan grounded, yaitu turun ke lapangan tanpa berpijak pada, atau setidak-tidaknya dengan upaya membebaskan diri dari kungkungan teori-teori formal yang pada dasarnya abstrak.[8]

B.     Apakah pijakan dan paradigma teori dalam pendekatan antropologi
Dalam sudut pandang antropologi agama dikategorikan dalam empat kerangka teori, yaitu :[9]
1.      Teori Intelectualist, teori ini mencoba melihat agama dn perkembangannya dalam satu masyarakat. B. Taylor mendifinisikan agama sebagai kepercayaan terhadap adanya kekuatan supranatural. Definisi ini cenderung melakukan generalisasi tealitas agama dari animisme sampai kepada monoteisme. Jadi tradisi intelektualisme ini berusaha meneliti perkembangan agama dari yang animesme manuju monoteisme. Menurut Mircea eliade, dilihaat dari sudut perkembangan agama, agama berkembang dari kecenderungan animisme menuju monoteisme dan akan kembali ke animisme. Sedang menurut Max Muller bahwa agama bermula dari monoteisme kemudian berkembang menjadi agama-agama yang banyak.
2.      Teori Strukturalis, teori ini lahir dari Emile Durkheim, bahwa masyarakat dikonseptualisasikan sebagai sebuah totalitas yang diikat oleh hubungan sosial, srtuktur ikatan sosial itu dikuatkan dengan konsesnsus moral. Menurut Claude Levis Strauss  agama dalam bentuk mitos atau megic adalah model bagi kerangka bertindak individu dalam masyarakat.

   
3.      Teori Fungfsionalis, Menurut Durkheim, masyarakat selalu dalam keadaan equilibrium dan saling terikat satu dengan yang lain. Fungsi psikologi agama, sebagai penguat dari ikatan moral masyarakat dan fungsi sosial agama sebagai penguat solidaritas manusia menjadi dasar dari perkembangan teori ini.. Branislaw Malinowski mengatakan bahwa fungsi agama dalam masyarakat adalahmemberikan jawaban-jawaban terhadap permasalahan-permasalahan yang tidak dapat diselesaikan dengan rasionalitas dan kemampuan menggunakan teknologi.
4.      Teori Simbolisme, Menurut Durkheim, makna dan fungsi ritual dalam masyarakat  sebagai simbol agama. Salah satu yang menerapkan pandangan ritual sebagai simbol adalah Viktor Turner, yaitu ketika dia mengadakan kajian tentang upacara keagamaan di Masyarakat Ndebu di Afrika, dia menyimpulkan bahwa ritual sebagai medium utuk menegaskan kembali nilai-nilai masyarakat, ia melihat ritual tidak hanya sebagai kewajiban saja, melainkan juga sebagai simbol dari apa yang sebenarnya terjadi.

C.     Langkah-langkah penting praktis metodis pendekatan antropologi

Menurut Prof. M. Amin Abdullah, setidaknya ada empat ciri fundamenatal cara kerja pendekatan antropologi terhadap agama yaitu:[10]
1.      Bercorak dicriptive, bukanya normatif. Pendekatan antropologi bermula dan diawali dari kerja lapangan, berhubungan dengan orang, masyarakat, kelompok setempat yang diamati dan diobservasi dalam jangka yang lama dan mendalam. Inilah yang disebt dengan thick description ( pengamatan dan observasi di lapangan yang dilakukan secara serius, terstruktur, mendalam dan berkesinambungan ). Thic description dilakukan dengan cara antara lin living in, yaitu hidup bersama masyarakat yang diteliti, mengikuti ritme dan pola hidup sehari-hari mereka dalam waktu yang cukup lama.

Bisa berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, jika ingin memperoleh hasil yang akurat dan dipertanggunjawabkan secara akademik . Misalnya Jhon R. Bowen melakukan penelitian antropologi masyarakat muslim Gayo di Sumatra, selama bertahun-tahun. Begitu juga yang dilakukan Clifford Geertz.
2.      Local Practices yaitu praktek konkret dan nyata dilapangan , praktek hidup yang dilakukan sehari-hari,  agenda mingguan,  bulanan dan tahunan lebih-lebih ketika manusia melewati hari-hari atau peristiwa-peristiwa penting dalam menjalani kehidupan. Ritus-ritus atau amalan-amalan apa saja yang dilakukan untuk melewati peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan. Peristiwa kelahiran , Perkawinan, kematian dan penguburan. Apa yang dilakukan manusia ketika menghadapi dan menjalani ritme kehidupan yang sangat penting tersebut.
3.      Connections across Social yaitu mencari keterhubungan dan keterkaitan antar berbagai domain kehidupan secara lebih utuh. Bagaimana hubungan antara wilayah ekonomi, sosial, agama, budaya dan politik. Kehdupan tidak dapat dipisah-pisahkan, keutuhan dan kesaling keterkiatan antar berbagai domain mabusia hampir-hampir tidak ada satu domain wilayah kehidupan yang dapat berdiri sendiri , terlepas dan tanpa terkait dan terhubung dengan lainnya.
4.      Comparative, Study dan pendekatan antropologi memerluka perbandingandari berbagai tradisi, sosial, budaya dan agama-agama. Seperti yang dilakukan Cliffort Geertz pernah memberi contoh bagaimana dia membandingkan kehidupan islam di Indonesia dan Maroko.  Bukan sekedar untuk mencari kesamaan dan perbedaan, tetapi yang terpokok adalah untuk memperkaya perspektif dan memperdalam bobot kajian.
Dengan demikian pendekatan antropologi dalam studi islam sangatlah diperlukan. Islam dimaksud disini adalah islam yang telah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,      islam yang         telah
                                                             
Melembaga dalam kehidupan suku, kelompok atau bangsa tertentu, Islam yang telah terinstitusionalisasi dalam kehidupan organisasi sosial, budaya, politik dan agama. Islam yang terlembaga dalam kehidupan masyarakat yang menganut madzhab-madzhab, pengikut berbagai sekte, partai-partai atau kelompok-kelompok kepentingan tertentu. Hasil kajian antropologi terhadap realitas kehidupan kongrit dilapangan akan dapat membantu tumbuhnya saling pemahaman antar berbagai paham dan penghayatan keberagaman yang sangat bermacam-macam dalam kehidupan riil mayarakat Islam, baik pada tingkat lokal, regional, nasional maupun. Internasional.[11]
              Amin Abdullah menjelaskan lebih lanjut, bahwa penelitian dan studi antropologi agama akan sangat membantu memahami akar-akar kepelbagian dalam baerbagai hal: kepelbagian dalam menginterpretasikan teks, perbedaaan ritul peribadatan, model-model kepemimpinan, perjalanan kesejarahan, perkembangan kelembagaan agama, bagaimana pengetahuan dan ide-ide ( gender, hak asasi, manusia, kemiskinanm lingkunga ) didistribusikan dan disebarluaskan dalam masyarakat luas lewat organisasi sosial-keagamaan dan lembaga-embaga pendidikan. Bagaimana keadilan dan kesejahteraan diperbincangkan.Akan dapat dijelaskan dan direkosntruksi kembali bagaimana praktik keagamaan pada tingkat lokal dalam keterkaitannya dengan pelbagai macam penafsiran oleh para tokoh ( da’i, dosen, pemangku adat, tokoh agama, guru, dosen ) dan pemangku kepentingan lainnya serta akibatnya dalam perbedaan kehidupan sosial.  Dengan bantuan pendekatan antropologi, semua kepercayaan agama terbuka untuk diperdebatkan dan ditransformaiskan kearah yang lebih baik-humanis.11
                       
                                                                                               
D.     Tokoh penting Pendekatan Antropoligi dan karyanya

1.      Ibnu khaldun
2.      Emile Durkheim karyanya Elementary Forms of the religions Life
3.      Robert N. Bellah Tokugawa Religian
IV.  Penutup.
1.      Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
a.       Pendekatan antropologi agama adalah memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Karena itu antropologi lebih mengutamakan pengamatan langsung dan  bersifat partisipasif.
b.      Ada 4 teori kerangka antropologi agama yaitu:
1.      Teori Intelectualist, teori ini mencoba melihat agama dan perkembangannya dalam satu masyarakat.
2.      Teori Strukturalis, teori ini lahir dari Emile Durkheim, bahwa masyarakat dikonseptualisasikan sebagai sebuah totalitas yang diikat oleh hubungan sosial, srtuktur ikatan sosial itu dikuatkan dengan konsesnsus moral.
3.      Teori Fungfsionalis, Menurut Durkheim, masyarakat selalu dalam keadaan equilibrium dan saling terikat satu dengan yang lain.
4.      Teori Simbolisme, Menurut Durkheim, makna dan fungsi ritual dalam masyarakat  sebagai simbol agama.
c.       Empat ciri fundamenatal cara kerja pendekatan antropologi terhadap agama:
1.      Bercorak discriptive
2.      Local Practices yaitu praktek konkret dan nyata dilapangan
3.      Connections across Social yaitu mencari keterhubungan dan keterkaitan antar berbagai domain kehidupan secara lebih utuh.
4.      Comparative

d.      Penutup
Demikian makalah yang dapat disampaikan, tentunya banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka pada kesempatan ini kami mohon masukan dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.










DAFTAR  PUSTAKA

Dr. H. Awaludin Pimay dan Dr. Ilyas Supena, Pendekatan Studi Islam dari     Normatif-Teologis hingga Fenomenologis: Gunungjati Semarang, 2008

Prof. Dr. Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi: UI-PRESS, Jakarta, 1987
Prof. Dr. H. Abudin Nata, M.A., Metodologi Studi Islam,PT Raja Grafinda Persada, Jakarta, 2013

Prof.DR. Rosihan Anwar, M.Ag dkk.; Pengantar Studi Islam: CV. Pustaka Setia, Bandung, 2009

http//aminandullah.word.com//2011/01/14












[1] Nata Abudin, Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013, hlm. 27
[2] Ibid, hlm. 28
[3] http://Id.wikipedia.org/wiki/antropologi.

[4]Koentjaraningrat, Sejarah teori antropologi, (Jakarta: UI-Press, 1987), hlm. 2

[5] Op.Cit
[6]Abudin Nata, Op.cit., hlm. 28

[7]Pimay Awaludin dan Supena Ilyas, Pendekatan Studi Islam dari Normatif-Teologis hingga Fenomologis, Semarang : Gunungjati, 2008,  hlm.
[8]Abudin Nata, Op.cit, hlm. 35

[9]Pimay Awaludin dan Supena Ilyas, Op.cit., hlm. 98-101

[10]http//aminabdullah.word.com//2011/01/14   

[11]Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan komentar anda