Pengikut

Sabtu, 10 Maret 2018

TIGA KUNCI KEMUDAHAN


الحمد لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على النبي خاتم الأنبياء والمرسلين، وعلى أله وأصحابه الطيبين إلى يوم الدين. اشهد أن لاإله الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمد عبده ورسوله. أما بعد : اتقواالله مااستطعتم فى السر والعلانية لعلكم ترحمون.


Jamaah Jum’at hamba Allah yang berbahagia

            Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah, yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan yang apabila kita ingin menghitungnya niscaya kita tidak akan sanggup untuk menghitung kenikmatan tersebut, sebagaimana Allah telah berfirman:
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya” (Ibrahim 34).
Dan terlebih-lebih karena Allah masih mengkaruniakan kepada kita dua kenikmatan yang besar yaitu nikmat Iman dan nikmat Islam, karena dengan kedua nikmat ini merupakan satu bukti bahwa kita merupakan umat pilihan, yang dipilih oleh Allah, sebagimana firman Allah:
“Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah” (Yunus 100).
            Shalawat serta salam selalu terlimpah kepada nabi besar Muhammad Saw, yang namanya telah dimulyakan allah sejajar dengan asmanya, syahadatnya telah menyandingi syahadat allah, yang syafaatnya dinanti-nanti di hari kiamat kelak.
Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah.
            Setiap orang pasti berharap kemudahan disetiap aspek hidupnya, tidak ada yang berharap menjadi orang susah, reatinya, kesulitan ternyata menjadi hiasan hidup setiap insan dimuka bumi. Kesulitan dan masalah seolah menjadi prasyarat kehidupan itu sendiri. Meski begitu, bukan berarti masalah harus dibiarkan, tanpa dihadapi dan dicari solusinya. Dalam hal ini, allah telah memberikan resep pembukan kemudahan dalam al-qur’an, allah berfirman;
فأما من اعطى واتقى، وصدق بالحسنى، فسنيره لليسرى  
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.QS. Al-lail. 5-7

Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah.
            Kunci kemudahan itu adalah pertama, memberi, al-qur’an memakai istilah a’tha yang berarti memberi secara umum. Seolah-olah al-qur’an ingin mencakup semua bentuk. Memberi yang dikenal moleh manusia, mulai dari zakat, infak, sedekah, pajak sampai barangkali kehilangan yang diihklaskan, sebab, hakikat pemberian adalah berpindahnya barang kepada orang lain, dan kehilangan yang diihklaskan adalah sejenis pemberian. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad Saw.,
مامن مسلم غرس غرسا فأكل منه انسان أو دابة الا كان له به صدقة.
Tidaklah dari seorang muslim itu menanam tanaman lalu manusia atau binatang memakanya, melainkan ia menjadi sedekahnya, Hr. Bukhari.
            Yang menarik, objek memberi itu ditiadakan, kaidah tafsir berkata “ Hadzful maf’ul yadulul ala at-ta’mim” penghapusan objek kalimat menunjukan keumumanya, artinya mencakup seluruh jenis pemberian, mulai dari harta benda hingga senyuman, karenanya, semestinya kita tidak menghina sekecil apapun, seperti pesan nabi, “ janganlah kamu merendahkan kebaikan sekecil apapun, meski hanya berupa wajah ceria untuk orang lain. HR. Bukari.
            Kedua bertaqwa, taqwa dalam bahasa arab beral dari kata wiqayah- yang artinya perisai, jelasnya, taqwa adalah bentuk kehati-hatian agar tidak terkena efek negatif dan siksa illahi dari sebuah perbuatan. Karenanya, umar bin khattab mengilustrasikannya seperti kehati-hatian seseorang yang berjalan diarea yang dipenuhi duri agar tidak terkena tusukanya.
            Sikap taqwa akan melahirkan sikap hati-hati dan penuh perhitungan dalam bertindak. Tentu itu mencakup kehati-hatian dalam persoalan agama dan persoalan duniawi, seorang muslim tidak mungkin berfikir “ yang penting diakhirat selamat meski didunia celaka” sebab kebaikan didunia adalah tanda keselamatan diakhirat.
Yang perlu diperhatikan adalah hukum-hukum syar’i dan hukum-hukum alam. Menyelisihi hukum syar’i akan mengakibatkan siksa diakhirat dan menyelisihi hukum alam akan mengakibatkan kesusahan di dunia. Berzina akan menyebabkan siksa neraka, sedangkan malas mengakibatkan kemiskinan, kemiskinan akan menyulitkan proses hidup, yang pada akhirnya mengurangi maksimalnya ibadah pada allah, ujungnya kesusahan dunia seringkali menyulut kesusahan diakhirat. Aminn.
            Membenarkan janji allah.  Dalam sebuah haditsal-husna ditafsirkan dengan syurga (Ibn Abi Hatim), pahala terbaik dari kebaikan seorang muslim itu memang surga, yang perlu di sadari, penyebutan terbaik al-husna itu tidak serta merta meniadakan baik al-hasanah itu sendiri. Artinya saat seseorang membenarkan janji terbesar dan terjauh dari allah maka janji terdekatnya pun pasti dibenarkan dan diyakini, sebaliknya yang mengingkari janji terkecil allah, tidak akan membenarkan janji terbaik allah.
 Dalam hukum alam, terjadi banyak janji allah, siapa yang malas, maka ia akan susah, siapa yang sabar, maka ia akan beruntung, siapa yang rajin, maka ia akan pandai, siapa yang berbuat baik maka ia akan dibaiki orang lain, pembenaran terhadap janji-janji seperti ini adalah salah satu kunci kemudahan baginya, sebab allah telah menjanjikan baginya kemudahan.
            Ma’asyiral muslimin rakhimakumullah.
Dari ketiga solusi ayat tadi marilah kita bersama-sama berupaya dan memohon kepada allah agar senantiasa diberikan kemudahan ketika terjadi problem atau masalah dan dibukan hati hita agar mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan ayat-ayat allah.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه هو رؤوف رحيم.

الخطبة الثانية
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ،أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه، اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ، رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ :إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan komentar anda