الحمد
لله رب العالمين ، والصلاة والسلام على النبي خاتم الأنبياء والمرسلين، وعلى أله
وأصحابه الطيبين إلى يوم الدين. اشهد أن لاإله الله وحده لاشريك له وأشهد أن محمد
عبده ورسوله. أما بعد : اتقواالله مااستطعتم فى السر والعلانية لعلكم ترحمون.
Jamaah Jum’at
hamba Allah yang berbahagia
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah, yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan yang apabila kita ingin menghitungnya niscaya kita tidak akan sanggup untuk menghitung kenikmatan tersebut, sebagaimana Allah telah berfirman:
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya” (Ibrahim 34).
Dan terlebih-lebih karena Allah masih mengkaruniakan kepada kita dua kenikmatan yang besar yaitu nikmat Iman dan nikmat Islam, karena dengan kedua nikmat ini merupakan satu bukti bahwa kita merupakan umat pilihan, yang dipilih oleh Allah, sebagimana firman Allah:
“Dan tidak seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah” (Yunus 100).
Shalawat serta salam selalu terlimpah kepada nabi besar Muhammad Saw, yang namanya telah dimulyakan allah sejajar dengan asmanya, syahadatnya telah menyandingi syahadat allah, yang syafaatnya dinanti-nanti di hari kiamat kelak.
Ma’asyiral
muslimin rakhimakumullah.
Setiap
orang pasti berharap kemudahan disetiap aspek hidupnya, tidak ada yang berharap
menjadi orang susah, reatinya, kesulitan ternyata menjadi hiasan hidup setiap
insan dimuka bumi. Kesulitan dan masalah seolah menjadi prasyarat kehidupan itu
sendiri. Meski begitu, bukan berarti masalah harus dibiarkan, tanpa dihadapi
dan dicari solusinya. Dalam hal ini, allah telah memberikan resep pembukan
kemudahan dalam al-qur’an, allah berfirman;
فأما من اعطى واتقى، وصدق
بالحسنى، فسنيره لليسرى
Adapun
orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, Dan membenarkan
adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami
kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.QS. Al-lail. 5-7
Ma’asyiral
muslimin rakhimakumullah.
Kunci
kemudahan itu adalah pertama, memberi, al-qur’an memakai istilah a’tha yang
berarti memberi secara umum. Seolah-olah al-qur’an ingin mencakup semua bentuk.
Memberi yang dikenal moleh manusia, mulai dari zakat, infak, sedekah, pajak
sampai barangkali kehilangan yang diihklaskan, sebab, hakikat pemberian adalah
berpindahnya barang kepada orang lain, dan kehilangan yang diihklaskan adalah
sejenis pemberian. Hal ini sesuai dengan sabda nabi Muhammad Saw.,
مامن مسلم غرس غرسا فأكل منه
انسان أو دابة الا كان له به صدقة.
Tidaklah dari
seorang muslim itu menanam tanaman lalu manusia atau binatang memakanya,
melainkan ia menjadi sedekahnya, Hr. Bukhari.
Yang menarik, objek memberi itu
ditiadakan, kaidah tafsir berkata “ Hadzful maf’ul yadulul ala at-ta’mim”
penghapusan objek kalimat menunjukan keumumanya, artinya mencakup seluruh jenis
pemberian, mulai dari harta benda hingga senyuman, karenanya, semestinya kita
tidak menghina sekecil apapun, seperti pesan nabi, “ janganlah kamu merendahkan
kebaikan sekecil apapun, meski hanya berupa wajah ceria untuk orang lain. HR.
Bukari.
Kedua bertaqwa, taqwa dalam
bahasa arab beral dari kata wiqayah- yang artinya perisai, jelasnya, taqwa
adalah bentuk kehati-hatian agar tidak terkena efek negatif dan siksa illahi
dari sebuah perbuatan. Karenanya, umar bin khattab mengilustrasikannya seperti
kehati-hatian seseorang yang berjalan diarea yang dipenuhi duri agar tidak
terkena tusukanya.
Sikap taqwa akan melahirkan sikap
hati-hati dan penuh perhitungan dalam bertindak. Tentu itu mencakup
kehati-hatian dalam persoalan agama dan persoalan duniawi, seorang muslim tidak
mungkin berfikir “ yang penting diakhirat selamat meski didunia celaka” sebab
kebaikan didunia adalah tanda keselamatan diakhirat.
Yang perlu
diperhatikan adalah hukum-hukum syar’i dan hukum-hukum alam. Menyelisihi hukum
syar’i akan mengakibatkan siksa diakhirat dan menyelisihi hukum alam akan
mengakibatkan kesusahan di dunia. Berzina akan menyebabkan siksa neraka,
sedangkan malas mengakibatkan kemiskinan, kemiskinan akan menyulitkan proses
hidup, yang pada akhirnya mengurangi maksimalnya ibadah pada allah, ujungnya
kesusahan dunia seringkali menyulut kesusahan diakhirat. Aminn.
Membenarkan janji allah. Dalam sebuah haditsal-husna ditafsirkan dengan
syurga (Ibn Abi Hatim), pahala terbaik dari kebaikan seorang muslim itu memang
surga, yang perlu di sadari, penyebutan terbaik al-husna itu tidak serta merta
meniadakan baik al-hasanah itu sendiri. Artinya saat seseorang membenarkan
janji terbesar dan terjauh dari allah maka janji terdekatnya pun pasti
dibenarkan dan diyakini, sebaliknya yang mengingkari janji terkecil allah,
tidak akan membenarkan janji terbaik allah.
Dalam hukum alam, terjadi banyak janji allah,
siapa yang malas, maka ia akan susah, siapa yang sabar, maka ia akan beruntung,
siapa yang rajin, maka ia akan pandai, siapa yang berbuat baik maka ia akan
dibaiki orang lain, pembenaran terhadap janji-janji seperti ini adalah salah
satu kunci kemudahan baginya, sebab allah telah menjanjikan baginya kemudahan.
Ma’asyiral
muslimin rakhimakumullah.
Dari ketiga
solusi ayat tadi marilah kita bersama-sama berupaya dan memohon kepada allah
agar senantiasa diberikan kemudahan ketika terjadi problem atau masalah dan dibukan
hati hita agar mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan ayat-ayat allah.
بارك الله لي ولكم في
القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا
وأستغفر الله لي ولكم إنه هو رؤوف رحيم.
الخطبة الثانية
الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ
عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ ،أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا
اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه،
اللَّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا
صَلَّيْتَ وسَلّمْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِي العَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
وَارْضَ
اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ
المُؤْمِنِيْنَ، وَعَنْ سَائِرِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنْ المُؤْمِنِيْنَ
وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ،
وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدُّعَاءِ، رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ
:إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي القُرْبَى
وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda