Assalamualaikum wrwb.
Mari kita syukuri karunia dan nikmat Allah, karena terlalu banyak,
sungguh kita tidak mampu menghitungnya. Semoga Allah akan menambah nikmat-Nya
pada kita. Shalawat dan salam, semoga tercurah pada Baginda Rasulullah saw,
figur teladan, yang selalu mengajarkan kasih sayang dan saling menyayangi
dengan sesama. Semoga hati senantiasa diliputi kasih sayang untuk dapat
menyayangi sesama.
Besok pagi, 14 Pebruari ada yang memperingati hari kasih sayang. Mereka
menyebut hari valentine. Wikipedia.org mendefinisikan sebuah hari di mana para
kekasih dan mereka yang sedang jatuh cinta menyatakan cintanya. Ini di dunia
Barat. Simbolnya, ada yang mengirim kartu berbentuk hati dan gambar cupido
bersayap. Budaya yang dianggap modern ini, dimulai abad ke-19, tradisi
penulisan pernyataan cinta. Hari ini, merupakan hari raya kedua, setelah natal,
di mana kartu ucapan dikirimkan.
Di AS mulai paruh kedua abad 20, tukar kartu diganti dengan hadiah bunga
mawar dan coklat. Bahan mulai tahun 1980-an, sudah bergeser pada pemberian
berlian kepada calon pasangannya. Versi lain menyebutkan, bahwa hari valentine
adalah penghormata pada tokoh Nashrani yang dianggap pejuang dan pembela cinta.
Perkembangan peringatan hari valentine ini, ternyata telah menimbulkan
dampak negatif bagi anak-anak dan generasi muda. Karena itu, mewaspadai dampak
negatif yang ditimbulkan dari hari valentine ini, beberapa Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia, telah membuat surat edaran
agar para kepala sekolah melarang peserta didiknya untuk tidak mengikuti
perayaan valentine ini. Ini karena pada tahun-tahun yang lalu, acara valentine
banyak diisi kegiatan-kegiatan yang tidak mendidik dan berpotensi membahayakan
akhlak dan etika anak-anak muda. Karena banyak adegan-adegan yang hanya pantas
dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah secara sah.
Saudaraku, Islam meletakkan ajaran kasih sayang pada setiap saat.
Rasulullah saw menegaskan: "Tidak termasuk golonganku, jika yang muda
tidak menghormati yang tua, dan yang tua tidak menyayangi yang muda"
(Riwayat Abu Dawud dan al-Tirmidzi). Juga Rasulullah saw menegaskan
"sayangilah orang-orang yang ada di muka bumi, maka yang ada di langit
juga akan menyayangi kalian" atau الراحمون يرحمهم الرحمن ارحموا
من في الارض يرحمكم من في السماء رواه أحمد وصححه الحاكم.
Pendek kata, "sayangilah orang lain, maka orang lain akan menyayangi
kalian". Ini menjadi sunnatullah. Sama halnya, "mudahkanlah orang
lain, maka orang lain, akan memudahkan kalian".
Dalam Islam, mengucapkan salam, yang artinya "mendoakan
keselamatan" kepada orang yang kita jumpai, hukumnya sunnah, tetapi yang
menjawab hukumnya wajib. Lebih dari itu, sesama orang Islam jika bertemu,
dianjurkan untuk bersalaman, berjabatan tangan, atau mushafahah. Dan apabila
keduanya bermushafahah, maka sebelum keduanya berpisah, maka dosa mereka berdua
diampuni oleh Allah, sebelum mereka berpisah (Riwayat Abu Dawud). Ini
dimaksudkan, agar sesama manusia, senantiasa saling menyayangi dan saling
menghormati.
Allah memerintahkan kepada kita sebagai hamba-Nya, apabila mendapat
penghormatan atau pemberian, maka balaslah penghormatan tersebut dengan
penghormatan atau pemberian yang lebih baik, atau setidaknya sepadan. Allah
Maha Menghitung atas segala sesuatu"
واذا حييتم بتحية
فحيوا بأحسن منها أو ردوها ان الله كان على كل شيء حسيبا
(QS. Al-Nisa': 86).
Karena itu, edaran para kepala dinas pendidikan agar para kepala sekolah
melarang peserta didiknya tidak mengikuti acara hari valentine, perlu
diapresiasi dan direspon dengan baik. Di tengah maraknya peredaran narkoba, dan
pesatnya perkembangan teknologi informasi komunikasi, di mana anak-anak bisa
akses internet melalui smartphone ayau gadgetnya selama dua puluh empat jam,
para orang tua diharapkan lebih memberi perhatian dan waktu untuk bisa intensif
menemani anak-anaknya.
Perhatian orang tua secara intensif akan sangat efektif untuk memberi
bekal pendidikan akhlak yang mulia, yang sangat berguna bagi masa depan mereka.
Karena pendidikan budi pekerti yang baik, adalah hak anak yang harus diberikan
oleh orang tuanya. Selain hak mendapat nama yang baik, dan mendapatkan rizqi
yang halal.
Di tengah berkembangnya budaya individualistik, materialistik, dan
hedonistik, maka penanaman nilai-nilai kasih sayang, saling menghormati kepada
sesama tanpa memandang status ekonomi, asal-usul keluarga, karena pada
hakikatnya kedudukan manusia di hadapan Allah sama. Karena kemuliaan di sisi
Allah tidak ditentukan oleh kekayaan materi, tetapi ditentukan oleh kualitas
ketaqwaan kita kepada Allah.
Saudaraku, mari kita bangun kasih sayang di antara kita melalui prinsip
persaudaraan seagama (أخوة اسلامية), persaudaraan sesama anak
bangsa (أخوة وطنية), dan persaudaraan sesama
manusia (أخوة انسانية). Karena kita sebagai manusia
dikaruniai oleh Allah akal, hati, dan nafsu. Semoga kita bisa berfikir dengan
akal sehat dan hati yang bersih, agar kita tidak terpedaya oleh nafsu kita
sendiri. Musuh terberat kita adalahm memerangi nafsu diri kita sendiri, karena
itu Rasulullah saw mengatakannya sebagai jihad yang besar (jihad akbar).
Saudaraku, semoga hati kita dibukakan oleh Allah agar senantiasa tumbuh
benih-benih kasih sayang untuk mampu menyayangi sesama, menghormati yang tua,
dan terlebih menyayangi orang tua dan anak-anak kita. Mereka, anak-anak kita
adalah aset dan kekayaan kita di masa depan. Doa mereka yang shalih di kala
kita sebagai orang tua sudah berada di tempat peristirahatan atau alam barzakh,
merupakan doa yang kita nantikan. Karena itu anak-anak kita harus kita
selamatkan masa depannya, untuk menjadi generasi khaira ummah. Mereka harus
kita selamatkan dari virus-virus budaya negatif dari manapun datangnya, supaya
mereka terselamatkan dunia dan akhirat. Mereka juga yang nanti kita rindukan
menjadi generasi yang enak di pandangan mata kita, terlebih baik di mata hati
kita. Semoga.
Allah a'lam bi al-shawab.
Wassalamualaikum wrwb.
Ngaliyan, Semarang, 13/2/2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda