Pengikut

Sabtu, 31 Maret 2018

MENERIMA JASA LES / PRIVAT KERUMAH

 LES PRIVAT NGAJI KERUMAH MELIPUTI KAJIAN :
1. BELAJAR MEMBACA AL-QUR'AN (TAHSIN )
2. MENGAHAFAL AL-QUR'AN (TAHFIDZ)
3. BELAJAR BAHASA ARAB
4. KAJIAN KITAB KUNING
5. KAJIAN ILMU NAHWU
6. KAJIAN ILMU SHOROF
7. KAJIAN AHLAK
8. KAJIAN  HADITS SHOHIH
9. MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
10, HUBUNGI UTS. MASHADI, M.S.I.
KONTAK 081575955875.
WA. 081575955875.


Selasa, 27 Maret 2018

BERBUAT BAIK DALAM SEGALA URUSAN

الحــديث السابع عشر
HADITS KETUJUH BELAS

عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّاد ابْنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ .                                           [رواه مسلم]

Terjemah hadits / ترحمة الحديث  :
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiallahuanhu dari Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu . Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih berlakulah baik dalam hal itu, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.
(Riwayat Muslim)

Pelajaran yang terdapat dalam hadits / الفوائد من الحديث  :
1.     Syariat Islam menuntut perbuatan ihsan kepada setiap makhluk termasuk diantaranya adalah hewan.
2.     Tidak boleh menyiksa dan merusak tubuh sebagai sasaran dan tujuan, tidak juga boleh menyayat-nyayat orang yang dihukum qishash.

3.     Termasuk ihsan juga berbuat baik terhadap hewan ternak dan belas kasih terhadapnya. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya serta tidak menyiksanya saat menyembelihnya.

Jumat, 23 Maret 2018

TIKET KUNCI SURGA



TIKET KUNCI SURGA 

          Para pembaca yang budiman siapa yang tidak kenal dengan sebutan kata surga, nama itu sudah tidak asing lagi ditelinga kita, khususnya kaum muslimin bahkan orang non islam. surga adalah tempat terindah dan setiap orang mendabakan akan dirinya masuk surga, bahkan banyak yang mensifati tentang keindahan surga surga yang dijanjikan tuhanya.
      para pembaca yang budiman ternyata dalam agama islam dijelaskan : bahwa orang yang ingin masuk surga maka harus menjadi orang yang sholeh dan taat beragama terlebih dahulu. kita semua tahu bahwa kata sholeh itu mudah diucapkan bagi siapa saja tetapi dalam mengimplementasikan kata sholeh itu sangat berat..., islam mengajarkan kepada kita sholeh tidak hanya secara dhohir tetapi secara batin juga harus sholeh 
      kita memahami sholeh secara dhohir yang artinya seluruh perbuatan yang kita lakukan tidak boleh melanggar aturan atau norma-norma agama. contoh konkritnya adalah kita tidak bisa menjaga pandangan mata kita dari lawan jenis, kita sering menggosip atau mengumbar aurat teman kita sendiri" apakah yang demikian itu sudah berarti kita bisa dikatan sholeh" 
        sholeh secara bathin berarti hati itu dijaga dari suudzan kepada allah contoh konkritnya adalah orang yang mengadu setiap hari terhadap dirinya sendiri tentang kerupekan (sempitnya risqi yang diberikan allah kepadanya) 
ada sebuah makalah dari syeh Nawawi al-Bantani
" Barang siapa yang mengadu tentang sempitnya rizqi dalam hidupnya kepada orang lain maka itu termasuk perbuatan syirik kecil"
        saudara-saudaraku yang seiman yang dimulyakan oleh allah SWT, syarat mendapatkan tiket surga adalah menjadi orang sholeh, dan syarat untuk menjadi orang sholeh itu ada 2 perkara
1. taat beribadah kepada allah 
2. gemar membaca al-qur'an.
 sekian......mari kita renungkan agar kita menjadi manusia yang beruntung didunia dan akhirat.
Mashadi 23/3/2018 Ungaran.

Rabu, 21 Maret 2018

PENDIDIKAN DI AMERIKA SERIKAT




BAB I
PENDAHULUAN




A.      Latar Belakang Masalah
Krisis multidimensi sepertinya masih enggan hengkang dari Indonesia, tak terkecuali dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang dipandang sebagai suatu proses memanusiakan manusia, dalam kenyataannya masih sebatas wacana saja. Terbukti ketika pendidikan hanya dijadikan sebagai alat politik oleh para penguasa, pendidikan hanya digunakan untuk mengejar strata ekonomi dan sosial yang tinggi. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa hakekat pendidikan jauh dari memanusiakan manusia. Fenomena tersebut mengisyaratkan adanya krisis yang dialami dunia pendidikan kita dan mengingatkan agar dilakukan penanganan yang serius. Sudahkah pendidikan Indonesia berpijak pada landasan yang kuat?
Salah satu persoalan dasar pendidikan di Indonesia selama ini adalah masih rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan rendahnya mutu pendidikan menurut banyak ahli antara lain disebabkan oleh rendahnya kualitas pengelola pendidikan di Indonesia, baik guru maupun pengelola lembaga pendidikan yang lain. Ditambah lagi kurangnya fasilitas di banyak daerah menyebabkan ketimpangan pendidikan yang luar biasa.
Makalah berikut ini mengulas tentang gambaran pendidikan di Amerika Serikat, yang mungkin bisa dijadikan sebagai inspirasi untuk pengembangan pendidikan di tanah air.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka perlu dilakukan perumusan masalah sebagai tahap terfokusnya materi yang dikaji dalam makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1.  Bagaimana potret system pemerintahan di Amerika Serikat?
3.  Bagaimana filsafat pendidikan dan orientasi pendidikan di Amerika Serikat?
4.   Bagaimana tujuan pendidikan di Amerika Serikat?
5.   Bagaimana kebijakan di bidang agama di Amerika Serikat.
6.   Bagaimana kebijakan di bidang manajemen pendidikan formal Amerika Serikat?
7.    Bagaimana dinamika dalam pengembangan pendidikan di Amerika Serikat?
8.    Bagaimana pengembangan  pendidik dan tenaga kependidikan di Amerika Serikat?
9.    Bagaimana pembiayaan pendidikan di Amerika Serikat?


BAB II
PEMBAHASAN



A.      Potret Sistem Pemerintahan
Karakteristik pendidikan di Amerika Serikat ialah sangat menonjolnya desentralisasi. Pemerintah federal, negara bagian dan pemerintah daerah memiliki aturan dan tanggung jawab administrative masing – masing yang sangat jelas. Pemerintah federal Amerika Serikat tidak punya mandat untuk mengontrol atau mengadakan pendidikan untuk masyarakat. Hal ini disebabkan soal  pendidikan tidak disebutkan dalam konstitusi Amerika, dan para penyusun konstitusi menyebutkan bahwa semua kekuasaan tersebut di berikan kepada pemerintah federal menjadi tanggung jawab pemerintah negara bagian.[1]
Pada dasarnya, konstitusi menetapkan pembagian kekuasaan dan wewenang antara negara-negara bagian dan pemerintahan federal. Struktur dasar masing-masing cabang pemerintah federal yakni federal, legeslatif, dan yudikatif ditetapkan dalam konstitusi, tetapi bentuk sesungguhnya untuk masing-masing cabang pemerintah federal di atas menangani kantor, dewan dan badan yang dibedakan satu sama lain.
Presiden Amerika Serikat dipilih oleh rakyat melalui dewan pemilih untuk masa jabatan 4 tahun, terbatas sampai 2 kali masa jabatan. Tugas lainnya adalah melaksanakan UU  yang dibuat oleh kongres, kekuasaan lainnya adalah merekomendasikan perundang-undangan kepada kongres, memanggil sidang khusus kongres, menyampaikan amanat kepada kongres, memveto RUU, mengangkat hakim federal dan lain sebagainya. Meskipun kekuasaan bagi Presiden Amerika begitu luas, bukan berarti kinerjanya bersifat immunne dan tanpa kontrol dari dewan, pelanggaran yang dilakukan oleh presiden dapat menyeret ke pengadilan sehingga pihak yudikatif dapat mengajukan impeachent. dengan demikan kekuasaan legislatif ekskutif dan yudhikatif berjalan bersama-sama secara seimbang.[2]

C.      Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Amerika merupakan suatu negara yang dibentuk dari bangsa-bangsa asing yang mendiaminya, mereka secara sadar memilih menjadi warga negara Amerika. Kondisi tersebut berbeda dengan bangsa-bangsa lain di dunia, karena pada umumnya suatu negara dibentuk dari penduduk asli bangsanya. Perbedaan tersebut memicu berkembangnya dua aliran filsafat yang berlainan yaitu Trancendentalisme dan Pragmatisme. Trancendentalisme mengekspresikan hal-hal yang berkenaan dengan kebudayaan, sedangkan Pragmatisme merupakan pemikiran yang  berusaha membentuk Amerika yang hidup, dinamis, dan progresif. Kedua filsafat tersebut saling tidak bersesuaian sehingga belum ada kesepakatan tentang filsafat nasional Amerika. Meskipun demikian, kegiatan pendidikan Amerika tetap berpijak pada landasan kependidikan yang berupa pemikiran kefilsafatan/ keilmuan/ wawasan lain.[3]

D.      Tujuan Pendidikan di Amerika Serikat
Kebijakan utama mengenai pendidikan berada pada pemerintah negara bagian dan daerah. Terdapat 50 negara bagian dan 15.358 distrik. dan sebanyak itu local school boards, yang masing-masing mempunyai aturan dan sistem pendidikan. Tujuan sistem pendidikan Amerika secara umum sebagai berikut :
1.      Untuk mencapai kesatuan dalam kebinekaan.
2.      Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi.
3.      Untuk membantu pengembangan individu.
4.      Untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat.
5.      Untuk mempercepat kemajuan nasional.[4]
E.       Kebijakan di Bidang Pendidkan Agama
Negara – negara islam saat ini banyak yang mengirimkan para pelajar, mahasiswa, dan dosennya untuk study Islam ke dunia barat termasuk Amerika Serikat. Dalam study Islam di barat (umumnya) dan Amerika khususnya) juga terdapat keistimewaan yaitu pola pikir yang berorientasi pada pengembangan metodologi ilmiah dan penelitian atas kajian islam kontemporer.
Amerika merupakan tempat yang lebih baik untuk mempraktekan Islam karena justru di Amerika seorang muslim menghirup udara kebebasan atas pengakuan hak-hak individualnya yang tidak mudah di dapat dinegara-negara  lain. Disana mereka merasa dapat bebas berpikir dan berbuat, demokratis, bahkan untuk menggunakan hak politiknya.
Kajian islam di Amerika tidak hanya dilakukan dan disponsori oleh penganut Islam. Di beberapa universitas telah dikembangkan program kajian dan penelitian masalah Islam dan Ketimuran. American academy of religion (AAR) misalnya melakukan kajian tentang buku teks dan kitab suci Islammuslim di berbagai wilayah dan budaya, dan lain sebagainya. Selain itu, universitas of california humanities research institute juga menyadari betapa pentingnya kajian tentang islam dan muslim belakangan ini. pada tahun 1997, institusi ini mengajukan dan menerima grant dari kantor presiden universitas california untuk mencairkan dana bantuan dalam rangka perkembangan gagasan selama bebrapa tahun. amerika akhir-akhir ini semakin berminat melihat Islam dan muslim lebih jauh.

F.       Kebijakan di Bidang Manajemen Pendidikan Formal
Dengan mengembangkan pola Desentralisasi, maka manajemen pendidikan di Amerika Serikat dikelola berdasarkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat Negara Bagian dan Pemerintah Daerah setempat. Di tingkat nasional (federal/pusat) dibentuk satu departemen, yaitu  Departemen Pendidikan Federal. Departemen ini dipimpin oleh seorang setaraf Sekretaris Kabinet. Tugas departemen ini adalah melaksanakan semua kebijakan pemerintah federal dalam sector pendidikan di semua tingkatan pemerintahan dan untuk semua jenjang pendidikan. 
Tetapi, karena sebagian besar kewenangan dan tanggung jawab pendidikan sudah diserahkan kepada Negara Bagian dan Pemerintah Daerah, maka Departemen Pendidikan Federal hanya menjalankan monitoring dan pengawasan saja. Di tingkat Negara Bagian dibentuk sebuah badan yang diberi nama BOARD of EDUCATION. Badan ini bertugas dan berfungsi membuat kebijakan-kebijakan serta menentukan anggaran pendidikan untuk masing-masing wilayah (Negara Bagian) nya, khususnya berkenaan dengan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Selanjutnya, untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang lebih teknis (yaitu; tentang kurikulum sekolah, penentuan persyaratan sertifikasi, guru-guru, dan pembiayaan sekolah) dibentuk sebuah bagian pendidikan yang disebut sebagai  COMISSIONER, sering juga disebut sebagai  SUPERINTENDENT. Bagian ini dipimpin oleh seorang yang ditunjuk oleh Board of Education atau oleh Gubernur. 
Untuk beberapa Negara Bagian, pimpinan Bagian Pendidikan ini dipilih oleh masyarakat yang ada. Sementara itu pada level operasional, pelaksanaan manajemen pendidikan dijalankan oleh unit-unit yang lebih rendah, bahkan banyak secara langsung dilaksanakan oleh masing-masing sekolah yang bersangkutan. Para pimpinan atau Kepala Sekolah pada prinsipnya memiliki kebebasan dan otonomi yang luas untuk menjalankan manajemen operasional pendidikan. 
Khusus untuk menangani kebijakan Pendidikan Tinggi, manajemen pendidikan Amerika Serikat yang dikembangkan oleh Negara-Negara Bagian memisahkan antara Badan yang memberi izin pendirian Perguruan Tinggi (Negeri dan Swasta) dengan Badan yang merumuskan kebijakan akademik serta keuangan
Badan yang menangani kebijakan akademik dan keuangan untuk Pendidikan Tinggi adalah BOARD of TRUSTEES. Untuk Perguruan Tinggi Negeri anggota badan tersebut ditunujuk oleh Gubernur Negara Bagian. Ada juga yang dipilih dari dan oleh kelompok yang akan diwakili. Sedangkan untuk Perguruan Tinggi Swasta anggota badan tersebut dipilih dari perguruan tinggi masing-masing.[5]

G.      Dinamika dalam Pendidikan Amerika Serikat
Menurut hasil studi perbandingan yang dilakukan oleh Agustiar Syah Nur (2001), ada beberapa isu dan masalah pendidikan yang dialami pemerintah dan masyarakat Amerika Serikat, antara lain:
1.      Banyaknya anak usia sekolah yang tidak diasuh langsung oleh orang tua mereka, karena adanya dinamika perubahan social masyarakat AS yang umumnya baik sang ibu atau sang ayah memiliki kesibukan yang sangat tinggi di luar rumah. Hal ini akan menjadi permasalahan yang serius bagi perkembangan social anak dilihat dari aspek psikis dan emosional.
2.      Tingginya tingkat perceraian, yang mengakibatkan banyaknya anak-anak usia sekolah yang hanya diasuh oleh sang ibu sebagai single-parent dalam rumah tangga. Tidak sedikit janda cerai di AS yang terpaksa harus berporfesi rendahan dan kasar. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan social anak-anak mereka.
3.      Tingginya tingkat imigrasi yang umumnya berasal dari kalangan tidak mampu dan tidak terdidik, yang karenanya banyak diantara mereka yang tidak memperoleh pekerjaan yang layak. Hal ini menyebabkan masalah pendidikan anak-anak dari keluarga imigran tidak dapat teratasi. Ditambah lagi factor bahasa dari kalangan imigran yang menyulitkan bagi anak-anak imigran itu sendiri jika mereka mendapat akses pendidikan.
4.      Dari berbagai monitoring dan evaluasi pendidikan yang dilakukan oleh berbagai badan resmi AS sendiri, ternyata kualitas pendidikan dan lulusan sekolah di AS masih kalah dibandingkan dengan negara-negara lain dalam standar internasional. Banyak anak-anak yang drop-outs dan tingginya kekerasan oleh anak-anak.[6]
H.      Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Sistem pendidikan Amerika serikat bukanlah merupakan suatu sistem yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah federal dan juga tidak diatur oleh pemerintah negara bagian secara langsung. Pelaksanaan dan pengaturan sistem pendidikan di negara adidaya ini dijalankan oleh apa yang disebut dengan Unifield School District (USD) misalnya USD Los Angeles merupakan salah satu sekolah district yang tersebar di Amerika yang mempunyai lebih dari 7000 siswa dengan lebih dari 600 sekolah dan 30.000 staf pengajar beserta administrasinya.
Disamping itu, setiap sekolah yang berada dibawah pengelola USD  harus memenuhi standar minimum mutu sekolah. Setiap sekolah akan mendapatkan evaluasi berkala dari Negara bagian ataupun federal. Biasanya USD ini mengelola SD (Elementary School), SMP (Junior High School) dan SMA (High School). Pendidikan SD memakan waktu 6 tahun. SMP 2 tahun dan SMA 4 tahun.[7]

I.   Pembiayaan Pendidikan
Sumber keuangan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah pemerintah (public school) terutama berasal dari daerah kabupaten dan sumber-sumber lokal lainnya, yang sebagian besar bersumber dari pajak bumi dan pajak-pajak Negara bagian. Secara nasional, dari kedua jenis sumber ini rata-rata 45% diperuntukkan bagi sekolah-sekolah. Selebihnya, sumber keuangan pendidikan ini berasal dari pemerintah federal semakin meningkat, terutama untuk daerah-daerah tergolong miskin.[8]
Anggaran pemerintah federal untuk pendidikan tinggi juga meningkat, terutama bagi pendidikan kejuruan teknik dan pendidikan bagi orang-orang yang kembali ke kampus untuk belajar. Kontribusi pemerintah federal kepada pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta kurang lebih 13,7%; pemerintah Negara menyumbang 1/3 dari keseluruhan biaya, dan dari sumber-sumber lain (uang kuliah mahasiswa, bantuan swasta, sumbangan sukarela, dan lain-lain), kurang lebih 50%. Sumber dari pemerintah Negara bagian merupakan bagian yang terbesar bagi pendanaan pendidikan tinggi negeri, sementara uang kuliah mahasiswa dan bantuan organisasi social merupakan bagian terbesar dari sumber pendidikan tinggi swasta.[9]
J. Kegiatan Pembelajaran dan Kurikulum
Sekolah dasar dan menengah adalah wajib bagi seluruh siswa di Amerika Serikat, akan tetap jenjang usia siswa berbeda-beda di setiap Negara bagian. Siswa di Amerika Serikat memulai pendidikanya dari jenjang Kindergarten (usia 5 sampai 6 tahun) hingga menyelesaikan pendidikan menegah pada kelas 12 (usia 18 tahun).  Terdapat 14.000 sekolah di Amerika Serikat dan setiap tahunya pemerintah Amerika Serikat mengalokasikan dana pendidikan sebesar $500 triliun untuk digunakan keperluan sekolah dasar dan menengah
1.      Pendidikan Dasar
Setiap negara bagian menyediakan pendidikan secara gratis selama 12 tahun mulai dari taman kanak-kanak sampai pada jenjang berikutnya. Dalam sistem pendidikan di Amerika Serikat terdapat beberapa pola pendidikan yaitu :
1.      taman kanak-kanak +  pendidikan dasar ”grade” 1-8 + 4 tahun SLTA
2.      taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-6 tahun + 3 tahun SLTP + 3 tahun SLTA
3.      taman kanak-kanak + sekolah dasar ”grade” 1-4/5 + 4 tahun SLTP + 4 tahun SLTA
4.      setelah menyelesaikan pendidikan tingkat taman kanak-kanak + 12 tahun pada beberapa buah negara bagian dilanjutkan 2 tahun pada tingkat akademi (junior community college)  sebagai bagian dari sistem pendidikan dasar dan menengah
Pada pola pertama seorang siswa menamatkan pendidikan pada umur 17- 18 tahun. Pendidikan khusus mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Disamping itu pendidikan non formal tidak hanya di sponsori oleh badan pemerintah tapi juga badan swasta, serikat buruh-buruh, badan-badan keagamaan serta oleh individu yang kadang kala menjadikannya usaha bisnis.
Pendidikan dasar di Amerika Serikat berjenjang dari Kindergarten hingga Fithh grade (Kelas 5), tetapi terkadang juga berjenjang hingga Fourth grade (kelas 4), Sixth grade (kelas 6) atau eighth grade (kelas 8) tergantung sisitem kurikulum pada school district tersebut. Kurikulum pembelajaran dipilih oleh school district mengacu pada standar pembelajaran di Negara bagian tersebut. Standar pembelajaran adalah tujuan yang harus dicapai oleh School district yang harus mengacu pada AYP (Adequate yearly program).
Suasana pembelajaran pada sekolah dasar di Amerika Serikat berbeda dengan pembelajaran pada sekolah di Indonesia. Satu kelas terdiri dari dua puluh higga tiga puluh siswa. Guru Sekolah dasar di Amerika Serikat dibekali pendidikan lanjutan mengenai perkembangan congnitive and psychological development. Guru-guru di Amerika Serikat telah menyelesaikan pendidikan lanjutan Sarjana dan atau Pasca Sarjana (Bachelors and/or Masters degree) dalam bidang Early Childhood and Elementary Education.
2.      Pendidikan Menengah
Jenjang pendidikan menengah di Amerika Serikat dibagi menjadi dua tahap (middle school/ junior high) mulai pada jenjang sixth, seventh, eighth and ninth grade (kelas 6, 7, 8, 9). Jenjang pendidikan pada middle school/ junior high (grade/kelas)  di tentukan oleh faktor demografi seperti jumlah usia siswa sekolah menegah. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan populasi siswa sekolah yang stabil.  Pada jenjang ini, siswa diberikan kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang dikehendaki dan menggunakan system kelas berpindah (moving class).
Senior High(kelas 9,10,11,12)  adalah jenjang lanjutan setelah middle school/ junior high, biasanya Jenjang ini dimulai dari ninth grade (freshman), tenth grade(sophomores), eleventh grade(Juniors), twelfth grade(seniors). Perlu diketahui bahwa jenjang middle school/Junior high dan Senior high berbeda-beda di setiap Negara bagian, mengacu pada demografi usia siswa di Negara bagian tersebut.
Pendidikan menengah memiliki struktur kurikulum yang berbeda dengan di Indonesia. Pada jenjang ini, siswa diwajibkan mengabil sejumlah mata pelajaran wajib (mandatory subjects) dan memilihi mata pelajaran pilihan (electives).
Mata pelajaran wajib (mandatory subjects) meiliputi :
§  Science (Ilmu pengetahuan alam) meliputi Biologi, Kimia dan Fisika
§  Mathematics (Matematika) meliputi aljabar, geometri, pre-calculus dan statistika
§  English (pelajaran bahasa inggris) meliputi sastra, humaniora, mengarang dan verbal(praktek)
§  Physical education (Olahraga)
Mata pelajaran pilihan (electives) meliputi:
§  Atletics  meliputi cross country, football, basketball, track and field, swimming, tennis, gymnastics, waterpolo, soccer, softball, wrestling, cheerleading, volleyball, lacrosse, ice hockey, fieldhockey, crew, boxing, skiing/snowboarding, golf, mountain biking, marching band
§  Career and Technical Education meliputi agriculture/agriscience, Business/Marketing, Family and Consumer Science, Health occipations
§  Computer word processing meliputi programing and design
§  Foreign langguages meliputi bahasa Spanyol dan Perancis (umum) Bahasa Cina, Latin, Yunani, Jerman, itali dan Jepang (tidak umum)
§  Performing Arts/Visual Arts meliputi, paduan suara, band, orchestra, drama, seni rupa, fotografi, ceramics dan dance
§  Publishing meliputi Journalisme/ Koran siswa, buku tahunan dan majala siswa
3.      Pendidikan tinggi
Pada tingkat pendidikan tinggi, struktur dan jenis/ jenjang pendidikan pada dasarnya dikelompokkan dalam tiga bentuk baik pendidikan tinggi negeri maupun swasta yaitu :
a.    pendidikan tinggi 2 tahun yang lazim disebut junior community atau technical collegememberikan sertifikat dan kadang kala memberikan gelar Associate of Arts (AA)
b.     pendidikan tinggi 4 tahun yang menyediakan pendidikan strata 1 (S-1) disamping pendidikan profesional (program diploma) level ini lazim disebut undergraduate tamatan program S-1 diberi gelar Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (BS)
c.      universitas yang biasanya terdiri dari berbagai fakultas yang menyediakan program-program diploma, S-1, pascasarjana S-2 (master) dan kebanyakan menyediakan program doktor S-3. para lulusan program s-2 diberi gelar Master of Arts (MA) atau Master of Science (MS). Lulusan program Doctor (S-3) diberi gelar Doctor of Philosphy (Ph.d) atau Doctor of Education (Ed.D) dalam bidang-bidang tertentu seperti kedokteran, hukum, teologi, bisnis. Pada level S-3 tersedia program-program spesialis.



BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
1.      Sistem pemerintahan di Amerika Serikat lebih kepada system desentralisasi.
2.      Amerika Serikat berpenduduk nomor tiga dunia ini (± 275 juta jiwa) terdiri dari 50 negara bagian, dengan luas daerahnya ± 9,4 juta km, dan  pada ekonomi Amerika Serikat mengikuti pola kapitalis dalam arti usaha bebas.
3.      Filsafat pendidikan yang digunakan di Amerika Serikat adalahTrancendentalisme dan Pragmatisme.
4.      Tujuan sistem pendidikan Amerika Serikat adalah ; untuk mencapai kemajuan dalam segala bidang pada warga dan negaranya.
5.      Dalam bidang pendidikan agama, Amerika adalah demokrasi yang melarang dan membebaskan semua pemeluk agama untuk belajar dan mengembangkan ilmunya.
6.      Amerika adalah Negara yang terus belajar dari pengalaman dan mengembangkan kemampuan terutama dalam bidang pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan.
7.      Amerika memiliki tahapan-tahapan dalam pendidikannya dari Elementary School,  Junior High School dan High School sampai ke perguruan tinggi. Begitu juga dalam tenaga pengajarnya, Amerika memiliki criteria khusus dari SI, S2, Doctor dan seterusnya.
8.      Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan menengah, yang lebih dikenal dengan  PUBLIC SCHOOLS, berasal dari Anggaran Pemerintah Pusat (Federal), Anggaran Pemerintah Negara Bagian dan Anggaran Pemerintah Daerah.

B.     Saran
Demikianlah makalah ini diselesaikan, semoga dapat memberi manfaat yang lebih kepada pembaca dan dapat memberikan pelajaran bagi dunia pendidikan di Indonesia untuk lebih mau dan maju. Kelebihan dan kesempurnaan adalah hanyalah Milik Tuhan semata. Jika ada kekurangan dan kesalahan itu dikarenakan kekhilafan penyusun makalah ini. Untuk itu kiranya memberikan saran dan kritikan yang membangun.


[1] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001), hlm.14.
[2] Abdur Rahman Assegaf,  Internasionalisasi Pendidikan (Yogyakarta : Gema   Media, 2003), hlm. 223-225.
[3] Id. wikipedia.org/wiki/Amerika_Serikat., diakses pada tanggal 19 April 2015.
[4] Agustiar Syah Nur, Op. Cit., hlm. 15.

[7] Abdur Rahman AssegafOp. Cit., hlm. 228-229.
[8] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung, 2001), hlm.25.
[9] Ibid., hlm. 25-26.