Pengikut

Rabu, 25 Januari 2017



ENAM PILAR IBADAH KEPADA ALLAH SWT

 الحمد لله ربِّ العالمين والْعاقِبَةُ لِلْمُتَّقين ولا عُدْوانَ إلَّا عَلى الظَّالمِين أشهد أنْ لا إله إلاالله وحده لا شريك له ربَّ الْعالمين وإلَهَ المُرْسلين وقَيُّوْمَ السَّمواتِ والأَرَضِين وأشهد أن محمدا عبده ورسوله المبعوثُ بالكتابِ المُبين الفارِقِ بَيْنَ الهُدى والضَّلالِ والْغَيِّ والرَّشادِ والشَّكِّ وَالْيَقِين والصَّلاةُ والسَّلامُ عَلى حَبِيبِنا و شَفِيْعِنا مُحمَّدٍ سَيِّدِ المُرْسلين و إمامِ المهتَدين و قائِدِ المجاهدين وعلى آله وصحبه أجمعين. 
فياأيها المسلمون أوصيكم وإياي بتقوى الله عز وجل والتَّمَسُّكِ بهذا الدِّين تَمَسُّكًا قَوِيًّا. فقال الله تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ ، يا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا . يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا .
معاشر المسلمين رحمكم الله
Pada kesempatan yang berbahagia ini ,patutlah kita semua mengucapkan syukur kepada allah .karena pada saat ini kita semua dapat merasakan beberapa kenikmatan ,diantaranya nikmat hidup yang dilengkapi dengan iman dan takwa kepada allah .
Sebagai wujud dari rasa syukur kepada allah itu,tidak cukup kiranya hanya dengan  mengucapkan kalimat alhamdulillah ,namun yang lebih penting adalah rasa syukur itu kita wujudkan dalam berbakti ,berupa tindakan atau perbuatan yakni melaksanakan semua perintah allah dan menjahui segala laranganya.
Oleh karena itu sebagai umat islam yang beriman ,marilah kita senantiasa meningkatkan takwa kepada allah ,dalam arti selalu mawas diri untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang diperintah oleh allah dan menjahui segala laranganya, sebab dengan takwa itu kita semua dapat menempuh jalan yang sukses, baik ketika di dunia maupun di akhirat kelak.
معاشر المسلمين رحمكم الله
Pada Khutbah Jumat kali ini, hal yan terpenting didalam kehidupan ini adalah bagaimana seorang hamba menegakkan peribadatannya kepada Allah SWT, ibadah yang sejati, ibadah yang sebenar-benarnya ibadah. Sebagaimana Allah SWT berfirma dalam QS.Addzariyat : 56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Menegakkan peribadatan ini, merupakan misi dakwah para nabi dan para rasul, Sungguh Allah SWT telah mengutus pada setiap umat seorang rasul agar supaya menyuruh umatnya beribadah kepada Allah SWT,Allah SWT memuji para nabi dan para rasul dengan sifat-sifat penghambaan yang mendekatkan diri mereka kepada Allah SWT Seluruh nabi dan rasul dipuji oleh Allah SWT dengan satu sifat yaitu sifat sebagai seorang hamba. Seperti halnya Nabi kita baginda Muhammad SAW, Allah SWT menyebutnya dengan predikat hamba diberbagai kedudukan penting, ketika Al-Qur’an diturunkan. beliau disebut sebagai seorang hamba diberbagai ayat, dan Allah SWT perintah kepada Nabi Muhammad SAW untuk menegakkan ibadah kepada Allah SWT, hingga akhir hayat.
Allah Berfirman  (QS. Al-Hijr : 99)
ôç6ôã$#ur y7­/u 4Ó®Lym y7uÏ?ù'tƒ ÚúüÉ)uø9$# ÇÒÒÈ  
 Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)
معاشر المسلمين رحمكم الله
 Ibnul Qayyim r.a. beliau menjelaskan Ada enam pilar ibadah kepada Allah SWT, yang hendaknya dihadirkan saat seorang melakukan ibadah Sholat. Dan enam hal ini juga tidak hanya terbatah didalam sholat saja, tetapi ini ada kaidah didalam semua ibadah yang ditegakkan kepada Allah SWT
Pilar yang pertama dalam beribadah,
Bagisiapa yang ingin menegakkan ibadah kepada Allah SWT, harusnya dihadirkan didalam dirinya suatu keikhlasan kepada Allah SWT Dia harus ikhlas dalam melakukan setiap ibadahnya, dia ikhlas menegakkan ibadah itu hanya untuk Allah SWT, bukan mengharapkan sanjungan manusia, karena Allah SWT hanya menerima ibadah yang ikhlas. Oleh karena itu, keikhlasan adalah tuntutan didalam setiap perkara, didalam setiap ibadah kepada Allah SWT Apalagi itu adalah ibadah-ibadah yang agung, seperti ; Dalam menuntut ilmu agama, Dalam berdakwah dijalan Allah SWT. Karena itu keikhlasan harusnya dibawa dalam kemaslahatan beribadah kepada Allah SWT, dalam segala hal.
Pilar yang kedua dalam beribadah,
Dia menghadirkan posisi kejujuran, dan jenjang nasehat. Nasehat itu adalah seseorang yang mengikhlaskan sesuatu pada hal yang dia maksudkan, dia bersungguh-sungguh didalamnya, menegakkan kebaikan yang merupakan hal sesuatu itu, inilah yang dikatakan sebagai nasehat. Maka bentuk nasehat didalam suatu ibadah, hendaknya ada kejujuran didalam melakukan suatu ibadah tersebut. Betul-betul ia mencurahkan segala kekuatannya, ia mengerahkan segala perhatiannya didalam menyempurnakan ibadah itu kepada Allah SWT Apakah itu didalam sholat, dia punya kesungguhan, bagaimana didalam sholat itu dia sempurnakan dari sisi rukun-rukunnya, kewajiban-kewajibannya, dan dengan sunnahnya. Dan dia memperhatikan kekhusukannya hanya kepada Allah SWT Maka ini adalah posisi kejujuran dan kejujuran itu pasti akan membawa kebaikan bagi seorang hamba. Karena itu, sebagai seorang hamba hendaklah selalu menjaga kejujuran dan kesungguhan didalam menegakkan ibadah kepada Allah SWT
Pilar yang ketiga dalam beribadah,
Hendaklah seseorang meniru dan mencontoh baginda Rasululla SAW pada setiap ibadah yang dilakukan. Pelaksanaan dari ibadah tidak akan diterima kecuali dilakukan berdasarkan tuntunan dan contoh dari Rasulullah SAW. Setiap ibadah haruslah dibangun diatas petunjuk Rasulullah SAW, karena Agama kita ini adalah wahyu dari Allah SWT, Agama kita bukanlah suatu adat-istiadat, dan bukan warisan leluhur nenek moyang, dan bukan pula inspirasi dari pemikiran manusia, tetapi Agama adalah wahyu yang datangnya dari Allah SWT melalui perantara Rasulullah Muhammad SAW. Karena itu kewajiban seorang muslim dan muslimah dalam menegakkan ibadah. Dan hendaknya ibadah tersebut dibangung diatas tuntunan Rasulullah SAW.
Pilar yang keempat dalam beribadah,
Hendaklah dia menghadirkan ikhsan, Rasulullah SAW mengajarkan kepada seorang hamba posisi yang tinggi didalam peribadatan yaitu dia diposisi “ikhsan”, dan posisi ikhsan ada dua tingkatan ;
  1.  ketika dia beribadah kepada Allah SWT, seakan-akan ia melihat Allah SWT dikarenakan rasa cinta didalam hatinya sangat besar kepada Allah SWT dan rasa takutnya (dalam mengingkari larangan Allah SWT) yang sangat dahsyat. Hal inilah yang menyebabkan ia sangat dekat kepada Allah SWT, dan ketika ia melakukan ibadah itu seakan-akan melihat Allah SWT
  2. jika engkau tidak mampu kepada jenjang yang ini maka Baginda Rasulullah SAW bersabda yang artinya ; {” Kalu engkau tidak mampu (seakan-akan) melihat-Nya, maka ketahuilah bahwa Allah SWT Melihatmu “}. Seorang hamba akan menegakkan ibadah ketika dirinya merasa selalu diperhatikan oleh Allah SWT Sungguh tidak ada suatu hal yang kecil maupun yang besar kecuali Allah SWT mengetahui dan melihat perbuatannya.
Sungguh Allah SWT cinta pada orang-orang yang berbuat ikhsan, dan Allah bersama pada orang-orang yang berbuat ikhsan tersebut.
Pilar yang kelima dalam beribadah,
Jenjang yang hendak dibangun oleh seorang muslim adalah Bersyukur bahwasanya didalam setiap ia beribadah hendaklah ditegakkan semata-mata itu merupakan Anugrah dari Allah SWT, maka dia bersyukur terhadap Nikmat Allah SWT yang dapat menunjukkan kepadanya jalan-jalan ibadah tersebut. Memperlihatkan kepadanya apa yang mendekatkannya kepada Allah SWT, sehingga dia bersyukur hanya kepada Allah SWT Apabila dihadirkan dalam setiap ibadah, tatkala ia sedang melakukan ibadah tersebut dia merasa bahwa dirinya sebenarnya tidak memiliki apapun, tidak mempunyai apapun, dan tidak ada daya upaya baginya kecuali hanya dari sisi Allah SWT Apapun yang disedekahkan, apapun yang diserahkan, apapun yang dikorbankan itu hakikatnya Anugrah pemberian dari sisi Allah SWT Bukan dari kemampuannya, bukan pula dari kekuatannya, bukan pula dari kepandaiannya, dan bukan pula keutamaan yang semata berasal dari dirinya, tapi itu adalah keutamaan yang semata -mata dari Allah SWT
Pilar yang keenam dalam beribadah,
Hal Ini berlaku bagi seluruh ibadah lainnya, yakni hendaklah dalam melakukan ibadah seorang hamba menghadirkan bahwa dia (merasa) selalu kurang dalam melakukan ibadah. Sebab apapun yang dilakukan seorang hamba dalam melakukan ibadah tersebut pasti ada kekurangan, dimana dia sebagai seorang manusia yang pasti tak luput dari suatu kekurangan. Maka perasaan pada dirinya karena telah melakukan kekurangan, merasa banyak kekeliruan-kekeliruan dan kesalahan. Dan hal itulah yang akan menyebabkan ia merasa lebih terpacu lagi untuk menegakkan ibadah dan melakukan ibadah-ibadah lainnya kepada Allah SWT
Dengan menghadirkan posisi “Selalu kurang didalam beribadah”, maka tentunya ini akan menyebabkan dirinya semakin dekat dengan Allah SWT Bukan malah seperti sebagian orang yang ketika dirinya melakukan suatu ibadah, ia merasa dirinya telah berbuat jasa banyak dalam ibadah tersebut. Dia merasa dirinya sudah berbuat sesuatu untuk islam dan kaum muslimin lainnya, padahal ibadahnya tersebut belum tentu dinilai disisi Allah SWT karena mungkin adanya faktor keikhlasannya yang berkurang atau hilang dari seorang hamba tersebut.
Maka itulah Enam Pilar yang harus dibangung oleh kita, pada saat kita melakukan ibadah kepada Allah SWT, dalam meraih predikat yang Agung ini bagi seorang hamba Allah SWT
Khutbah Jumat - MutiaraPublic 1bSemoga kita semua tergolong orang-orang yang selalu beribadah kepada Allah SWT, sampai kematian datang menjemput kita. Amin !





خطبة الثانية
اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ 
وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
 رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِرَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
  عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْه عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan komentar anda