BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Kehidupan Negara Indonesia di warnai oleh berbagai
kebudayaan dan agama, oleh
sebab itu bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mengedepankan kebudayaan dan
keagamaan melalui pendidikan, menurut Dr. Emmanuel Bassey Joseph,
dkk, The
concept of education has been given different definitions by various authorities. dalam konsep
pendidikan itu mempunyai definisi yang berbeda sebagaimana ungkapan Ukeje
(1979) in Akpomedaye (2010) viewed the concept of education from three
dimensions of process, product and discipline (Joseph, 2: 2010) jika direalisasikan
dengan maksimal maka hasilnya sesusai dengan konsep tersebut
Al-ghazali memberikan
penjelasan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan
generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup
secara efektif dan efisien, Untuk mencapai tujuan dari sistem
pendidikan apapun, ada dua faktor
yang
mutlak diperlukan:
1.
Aspek-aspek ilmu
pengetahuan yang harus dibekali kepada murid-murid
2.
Metode yang
telah digunakan untuk menyampaikan ilmu-ilmu atau
materi-materi
kepada murid (Solahudin,161:
2014)
Dalam dunia pendidikan, belajar dapat di maknai
sebagai suatu proses yang menunjukan adanya perubahan yang sikapnya positif
sehingga pada tahap akhirnya, akan didapat ketrampilan, kecakapan, dan
pengetahuan baru yang didapat dari akumulasi pengalaman dan pembelajaran.
Gagne mengemukakan bahwa “learing is change in
human disposition or capacity, which persists over a period time, and which is
not simply ascribable to process growth.”artinya belajar adalah perubahan
yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, bukan hanya
disebabkan proses pertumbuhan saja (Saefuddin,
2014: 8).
Depdiknas menejelaskan bahwa pembelajaran dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya terus diperluas melalui konteks
yang terbatas (sempit) dan tidak
sekonyong- sekoyong. Untuk mencapai hal tersebut maka proses belajar sebaiknya
dikemas dalam upaya untuk meraih prestasi belajar secara efektif, kognitif dan
psikomotorik yang memuaskan (Saefuddin, 2014: 8)
Realita menunjukkan bahwa pembelajaran di era sekarang (kontemporer)
muncul atau bisa dikatakan sebagai model pembelajaran modern dikarenakan model pembelajaran yang ada dan mapan selama ini
dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman yang sudah semakin
maju, sehingga apabila hal ini dibiarkan tanpa ada langkah konkret untuk
merubahnya, maka
dikhawatirkan kualitas anak didik yang menjadi generasi penerus bangsa akan
semakin menurun dan tidak mampu lagi bersaing dengan bangsa lain di era
globalisasi. Oleh sebab itu tantangan bagi penyelenggaraan sistem pendidikan Nasional
akan semakin sulit dimana mereka harus bisa membuat terobosan atau inovasi –
inovasi baru dalam pembelajaran kontemporer sehingga lembaga pendidikan lebih
berkembang, maju dan diminati oleh public (Ansar, 2010: 30)
Menurut Sholeh dalam bukunya yang bertema meodologi
pembelajaran kontemporer disebutkan ada lima pokok yang harus diterapkan.
Pertama konsep belajar, pengajaran dan pembelajaran. Kedua, teori - teori belajar
modern. Ketiga, model - model pembelajaran. Keempat, strategi pembelajaran.
Kelima, teknik pembelajaran (sholeh, 2014: 5)
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa permasalahan
yang dihadapi bangsa
Indonesia ialah rendahnya mutu pendidikan, sehingga berbagai usaha yang
dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut dengan
mengadakan pelatihan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, serta sarana
dan prasarana yang memadai. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut tidak
pernah berhenti, berbagai terobosan baru dilakukan melalui dari peningkatan
sumber daya tenaga pendidikan, materi ajar serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pembelajaran
yang sesuai dengan undang-undang peningkatan mutu pendidikan nomor 20 tahun
2003, sehingga dapat mencapai tingkat yang setara atau bahkan melebihi mutu
pendidikan yang terdapat di negara lain (Nata, 2012: 51)
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah diatas dapat di tarik benang merah, diantaranya
:
1.
Bagaimana konsep
belajar mengajar dan teorinya ?
2.
Bagaimana pendekatan
dalam pembelajaran
kontemporer?
3.
Bagaimana strategi
pembelajaran kontemporer ?
4.
Bagaimana metode pembelajaran kontemporer ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep belajar mengajar dan teorinya
1.
Hakikat belajar
mengajar
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai
sebuah usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau
belajar dengan kehendaknya sendiri, melalui pembelajaran akan terjadi proses
pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui
berbagai interaksi dan pengalaman belajar
Bedasarkan kajian Nasution terdapat tiga model
pembelajaran yang sering dikacaukan dengan pengertian mengajar. pertama,
mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada pesarta didik, dengan tujuan agar
pengetahuan tersebut dikuasai dengan sebaik-baiknya. Kedua, mengajar adalah
menyampaikan kebudaan kepada peserta didik, definisi kedua sebenarnya sama
dengan yang pertama karena guru yang berperan aktif. Ketiga, mengajar adalah
suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkanya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar (Nata,
2011: 85)
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran
yang pertama dan yang kedua masih digunakan dimasyarakat dan hasilnya peserta
didik yang menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu caranya
menggunakan dan mengembangkanya, karena mereka seperti bayi yang baru lahir yang
diberikan asi oleh ibunya. Sementara dimasyarakat modern menuntut model yang
ketiga karena mereka mengharapkan lulusan yang kreatif, inovatif, dinamis dan
mandiri, dengan menerapkan yang teori yang ketiga maka yang terjadi bukan hanya
mengajar menghasilakan penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga pembelajaran
yang menghasilkan penguasan terhadap metode pengembangan ilmu pengetahuan,
ketrampilan, kepribadian dan seterusnya (Nata, 2011: 86)
“Bigg,
seorang pakar psikologi kognitif masa kini, sebagaimana dikutip abudin nata
dalam bukunya Presprkti Islam Tentang Strategi Pembelajaran membagi konsep
mengajar kedalam tiga macam pengertian, pertama pengertian kuantitatif yang
bertumpu pada transmision of knowledge (menyampaikan,mengajarkan pengetahuan, dengan pengertian
ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan
kepada peserta didik dengan sebaik-baiknya, kedua, pengertian intitusional yang
bertumpu pada the efficiet orschestration off teaching skills, yaitu penataan
segala kemampuan mengajar secara efesien. Dengan pengertian ini seorang guru
dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk
bermacam-macam peserta didik yang memiliki perbedaan bakat, kemampuan dan
kebutuhan. Ketiga, pengertian kualitatif yang bertumpu pada the facilitation of
learning, sebuah upaya membantu peserta didik agar dapat memudahkan dalam
kegiatan belajar”
2. Teori
Pembelajaran Kontemporer
a) Pragmatisme
(teori Pembelajaran Untuk Masa Depan)
Sebuah teori pembelajaran masa depan akan membantu
mengajarkan kesiapan untuk merespon secara kreatif perbedaan dan keberlainan,
termasuk diantaranya kemampuan untuk bertindak secara imajinatif dalam situasi
yang tidak pasti. Pragmatisme Jhon Dewey menjadi kunci terhadap pembelajaran
tersebut dan mencerminkan pandanganya tentang perjumpaan kontinyu para individu
dan lingkungan sebagai sesuatu yang bersifat eksperimental dan riang (khozin,
2011: 93). Yang dimaksud eksperimental disini adalah cara untuk menangani
perubahan tidak sekedar dilangsungkan melalui usaha coba-coba, karena imajinasi
antisipatoris menuntut proses. Jhon Dewey memberi pengertian bahwa pragmatisme
adalah metode berfikir dan bertindak secara kreatif (imajinati) dan berorentasi
masa depan, konsekuwensial (khozin, 2011: 97)
b) Progresivisme
Progresivisme dalam dunia pendidikan adalah gerakan
dari reformasi umum sosial-politik yang menandai kehidupan amerika di akhir
abad XIX sebelum abad ke XX, Progresivisme sebagai sebuah teori pendidikan
muncul sebagai bentuk reaksi terbatas terhadap pendidikan tradisional yang
menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan) dan
susatra klasik peradaban barat. Pengaruh intelektual utama yang melandasi
pendidikan progresi adalah Jhon Dewey, Sigmund Freud, dan Jean Jacques
Rousseau. Jhon Dewey menjadikan sumbangan pemikiranya sebagai seorang filsuf
aliran pragmatik yang menuliskan banyak hal tentang landasan-landasan filosofis
pendidikan dan berupaya menguji keabsahanya sehingga pragmatisme dapat dilihat
sebagai pengaruh utama dalam teori pendidikan progresif (Arif, 2007: 145-146)
Progresivisme adalah aliran filsafat pendidikan yang berfokus pada siswa dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang
diperlukan tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk berhasil dalam
masyarakat kontemporer dan kompetitif (Nanuru, 2: 2013)
Henderson (1959:121) mengemukakan bahwa
pendidikan progresivisme dilandasi oleh filsafat naturalisme romantika dari
Rousseau, dan pragmatisme dari John Dewey. Dasar dari Rousseau yang melandasi
progresivisme adalah pandangan tentang hakikat manusia, sedangkan dari
pragmatisme Dewey adalah pandangan tentang minat dan kebebasan dalam teori
pengetahuan. Secara lebih detil mengenai aliran pemikiran filsafat pendidikan
progresivisme akan dibahas dalam bagian-bagian berikut ini (Nanuru, 3: 2013)
B. Pendekatan dalam Pembelajaran
1.
Pengertian
Istilah pendekatan, Approach
sebelum digunakan dalam dunia pendidikan banyak digunakan dalam dunia
penerbangan. Seorang pilot saat akan mendarat, melakukan pendekatan ke landing
area, lokasi pendaratan, apakah aman atau tidak baginya untuk mendarat, maka ia
akan melakukan kontak dengan menara pengawas, bahwa ia sudah siap landing
position, pilot melakukan pengamatan dengan seksama, bagaimana kondisi
cuaca, kecepatan arah angin. Berdasarkan analisis terhadap kondisi tersebut
maka pilot melakukan strategi pendaratan. Jadi strategi pendaratan masih berupa
gambaran konseptual (Suyono, dkk, 2015: 53-54)
Menurut Suyono, dkk dalam bukunya yang
berjudul Implementasi Belajar dan Pembelajaran, merangkum berbagai
pendapat para ahli mendefinisikan pengertian pendekatan pembelajaran sebagai
“latar pedagogis dan psikologis yang dilandasi filosofi pendidikan tertentu
yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai atau dapat didekati secara
optimal (Suyono, dkk, 2015: 54)
2.
Macam-
Macam Pendekatan Pembelajaran
a. Pendekatan Konsep
Menurut sagala (2009: 71) pendekatan
konsep adalah pendekatan konsep secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati bagaimana konsep itu
diperoleh, tanpa melihat prosesnya (Suyono, dkk, 2015: 56)
b. Pendekatn Ketrampilan Proses.
Pendekatn ketrampilan proses
dilatarbelakangi oleh teori naturalisme-romantis dari J.J. Roussea dan teori
kognitif-gestal dari max wertheimer. Naturalisme menekankan kepada anak
terhadap aktivitasnya, sedangkan kognitif geltal menekankan kepahaman dan
kesatupaduan yang menyeluruh (Suyono, dkk, 2015: 58)
c. Pendekatan Deduktif dan Pendekatan
Induktif
Pendekatan
deduktif adalah proses berfikir yang dimulai dari atribut yang bersifat umum
menuju atribut atau hal yang bersifat khusus.
Sedangkan
Pendekatan induktif adalah berlawanan arah dengan proses deduktif. Berlawanan
arah maksudnya proses berfikir dimulai dari hal yang bersifat khusus menuju
suatu generalisasi yang bersifat umum (Suyono, dkk: 2015, 60-61)
d. Pendekatan CBSA
Pendekatan
CBSA adalah pembelajaran yang berpusat pada diri peserta didik dan menerapkan
prinsip-prinsip psikologi manusiawi. Secara harfiah CBSA diartikan sebagai
sistem pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental,
intlektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan
antara ranah kognitif afektif dan psikomotorik (Suyono, dkk, 2015: 63-64)
e. Pendekatan Inquiri.
Pendekatan
inquiri adalah pendekatan yang dalam
prosesnya siswa mencari kebenaran, pencarian informasi, atau pencarian
pengetahuan atau juga berarti investigasi, atau juga didefinisikan pencari
informasi dengan mengajukan pertanyaan (Suyono, dkk, 2015: 67).
C. Strategi pembelajaran
1.
Pengertian
Pada awalnya istilah
strategi digunakan dalam dunia militer
yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk
memenangkan suatu peperangan, dalam dunia pendidikan, strategi diartikan
sebagai a plan method, or series of
activies designed to achieves a particular educational goal (J.R. David,
1976), jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya,
2006: 125-126)
Terdapat beberapa pendapat
tentang strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya :
1)
Konza (1989) secara umum
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan
yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya pembelajaran tertentu.
2)
Gerlach dan ely (1980) menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan
metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
3)
Dick dan Carey (1990)
menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh
guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
4) Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai
(Uno, 2009: 1)
5) Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi diartikan sebagai rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (2005: 1092)
6) Menurut Jamal Ma’ruf Asmani strategi pembelajaran adalah serangkaian dan
keseluruhan tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan
pembelajaran actual yang efektif dan efesien, untuk pencapaian pembelajaran (Asmani, 2010: 27)
7) Made Wane
dalam bukunya mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara dan seni
untuk menggunakan sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa (Made wena,
2014: 2)
8) Suyono dan
Hariyanto (2011) mendefisikan strategi pembelajaran sebagai rangkaian kegiatan
terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan
sumber belajar, dan penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suyono dkk, 2015: 85)
Dari pernyataan-pernyataan
diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efesien.
2.
Jenis Strategi Pembelajaran.
Ada beberapa strategi
pembelajaran yang dapat digunakan, Rowntree (1974) mengelompokan strategi
menjadi:
1)
Strategi penyampaian penemuan atau expotision-
discovery learing.
2)
Strategi pembelajaran
kelompok .
3)
Strategi pembelajaran individual atau group
individual learning (Sanjaya, 2006: 128)
Dalam strategi expotision, bahan
pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk
menguasai bahan tersebut, (Roy Killen menyebutnya dengan strategi langsung,
sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa,
siswa tidak dituntut untuk mengolahnya, kewajiban siswa menguasai secara penuh
dengan demikian dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai
informasi, berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini bahan
pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas,
sehingga tugas guru lebih banyak fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Didalam
strategi individual juga dilakukan oleh siswa secara mandiri, kecepatan,
kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan
individu siswa yang bersangkutan contoh pembelajaran melalui modul, atau
belajar bahasa melalui radio (Sanjaya,
2006: 129)
Wina Sanjaya mengelompokkan strategi
pembelajaran dalam bukunya menjadi 7 macam diantaranya:
a)
Strategi Pembelajaran
Ekspositori
Strategi Pembelajaran
ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy
Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (Sanjaya, 2006: 179)
b)
Strategi Pembelajaran
inkuiri
Strategi Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan
analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di
pertanyakan (Sanjaya,
2006: 196)
c)
Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi
secara ilmiah (Sanjaya,
2006: 214)
d)
Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berfikir (Sppkb)
Sppkb adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan berfikir siswa , pada strategi ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
e)
Strategi Pembelajaran
kooperatif
Strategi Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentuuntuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telh dirumuskan, ada empat unsur dalam spk yaitu : (1) adanya
peserta dalam kelompok (2) adanya aturan kelompok (3) adanya upaya belajar
setiap anggota kelompok (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
f)
Strategi Pembelajaran CTL
Strategi Pembelajaran CTL adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkanya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapakanya dalam
kehidupan mereka.
g)
Strategi Pembelajaran Afektif
Strategi
Pembelajaran afektif erat kaitanya
dengan nilai yang dimiliki seseorang , karena sikap merupakan refleksi dari
nilai yang dimiliki, oleh karenanya pendidikan sikap pada dasarnya adalah
pendidikan nilai (Sanjaya, 2006: 214)
3. Prinsip Penggunakan Strategi
Pembelajaran.
a.
Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama, segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan, ini sangat penting sebab mengajar adalah proses
yang bertujuan oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat
ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b.
Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi,
belajar adalah berbuat memperoleh pengalaman oleh karena itu strategi
pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
c.
Individualitas
Mengajar adalah usaha
mengembangkan setiap individu siswa, walaupun kita mengajar pada sekelompok
siswa namun pada hakikatnya yang imgin kita capai adalah perubahan tingkahlaku
d.
Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
pribadi siswa, mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan
tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan psikomotor, oleh karena itu
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa
secara terintregasi (Sanjaya, 2006: 131-133)
4. Komponen Strategi Pembelajaran.
Dick dan carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen
strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan (2)
penyampaian pembelajaran (3) partisipasi pesert didik (4) tes dan (5) kegiatan
lanjutan.
Menurut
Degeng (1989) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam
mendiskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut:
1)
Media pembelajaran adalah komponen strategi
penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan di sampaikan kepada siswa, baik
berupa orang, alat, ataupun manusia.
2)
Interaksi siswa dengan media adalah komponen
strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang
dilakukan oleh siswa danbagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan
belajar.
3)
Bentuk (struktur) belajar mengajar adalah
komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa
belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar
mandiri (Made Wane, 2014: 9)
D. Metode
pembelajaran.
1.
Pengertian.
Dalam kamus bahasa indonesia didefinisikan metode adalah
cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah
suatu proses untuk menuju yang lebih baik.
Wina sanjaya
memberikan pengertian bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplentasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal (Sanjaya,
2006: 147)
Hamzah (2011:2) medefinisikan metode pembelajaran
sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan
alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2011: 2)
Suyono
dan Hariyanto dalam bukunya yang berjudul implementasi belajar dan pembelajaran
menjelaskan tentang metode pembelajaran bahwa seluruh perencanaan dan prosedur
maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang seringkali juga terkait
dengan pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan(Suyono, 2015: 91)
“Liu and Shi, as quoted by Peter Westwood, defining the methods of learning as a set of principles,
procedures, or strategies implemented by teachers to achieve the desired learning
of students”( Westwood, V: 2008)
Liu dan Shi, sebagaimana dikutip oleh Peter
Westwood, mendefinisikan metode pembelajaran sebagai seperangkat prinsip,
prosedur, atau strategi yang diterapkan
oleh guru untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan dari siswa
Dari beberapa pengertian diatas penulis
menyimpulakan bahwa metode pembelajaran adalah langkah – langkah dan cara yang
digunakan guru dan disajikan khas oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran,
Metode pembelajaran dikelompokan menjadi tiga macam:
1)
Metode Pembelajaran Yang Berpusat Kepada Guru
(Teacher-Centered Method)
2)
Metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa (Student-
Centered Method)
3)
Metode pembelajaran langsung ( Direct Intruction,DI)
2. Macam – Macam Metode Pembelajaran
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah
metode yang dikatakan sebagai metode tradisional, karena sejak dahulu metode
ini telah dipergunakan sebagai alat komukasi lisan antara guru dan siswa dalam
interaksi edukatif.
Metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan:
a.
Kelebihan Metode Ceramah:
1)
guru mudah menguasai kelas
2)
mudah dilaksanakan
3)
dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar
4)
guru mudah menerangkan bahan pelajaran dalam
jumlah banyak.
b.
Kekurangan Metode Ceramah
1)
Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme
(pengertian kata-kata)
2)
Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual
akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih
cepat menerimanya.
3)
Bila terlalu lama akan membosankan.
4)
Sukar mengontrol sejauhmana perolehan belajar
anak didik
5)
Menyebabkan anak didik pasif.
2) Metode
Proyek
Metode
proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik
untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajaranya,
sehingga anak didik tertarik untuk belajar.
a)
Kelebihan Metode Proyek
a. Dapat
merombak pola fikir anak didik, dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh, saat memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
b. Anak didik
dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan terpadu
yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b)
Kekurangan Metode Proyek.
a. Kurikulum
negara kita saat ini belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi
bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan
keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk itu.
3) Metode
Eksperimen
Metode
eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, baik
perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan,
dengan metode ini anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam
perencanaan eksperimen, melakukan, menemukan, fakta, mengumpulkan data,
mengendalikan variable dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata
a) Kelebihan
Metode Eksperimen:
a. Dapat membuat
anak lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri
dari pada hanya menerima dari guru
b. Anak didik
dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajah)
tentang ilmu dan teknologi.
c. Akan
terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru melalui penemuan
sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat.
b) Kekurangan
Metode Eksperimen
a. Tidak
cukupnya alat – alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan eksperimen.
b. Jika eksperimen
memerlukan waktu lama anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini
lebih sesuai dengan bidang ilmu dan teknologi
4)
Metode Diskusi
Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan, tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan sesuatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan iswa serta
membuat suatu keputusan (Killen, 1998)
a)
Kelebihan
Metode Diskusi
a.
Menyadarkan
anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya
satu jalan
b.
Menyadarkan
anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat
secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
c.
Membiasakan
anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan
pendapatnya
b)
Kekurangan
Metode Diskusi
a.
Tidak
dapat digunakan pada kelompok yang besar
b.
Peserta
diskusi mendapat informasi terbatas
c.
Dapat
dikuasai oleh orang yang suka berbicara
d.
Biasanya
orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
5)
Metode Latihan
Metode latihan (driil)
disebut juga metode training adalah suatu cara mengajar untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu.
a) Kelebihan
Metode Latihan
a. Dapat digunakan untuk memperoleh
kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, dan menggunakan alat-alat
b. Dapat digunakan untuk memperoleh
kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan
c. Untuk membentuk kebiasaan dan menambah
ketepatan dan pelaksanaan.
b)
Kekurangan Metode Latihan
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak
didik karena anak didik lebih mudah di sesuaikan dan di arahkan pada
pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis
pada lingkungan
c. Latihan dilakukan berulang-ulang
menjadikan siswa bosan karena monoton
d. Dapat menimbulkan verbalisme.
6)
Metode
Pemberian Tugas dan Resitasi
Artinya guru
menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas
seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan
a)
Kelebihan
Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi
a.
Pengetahuan
anak didik yang diperoleh dari hasil belajar dapat di ingat lebih lama.
b.
Anak
didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggung jawab
b)
Kekurangan
Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan
misalnya anak didik hanya meniru hasil orang lain
b. Terkadang tugas itu dikerjakan orang
lain tanpa pengawasan
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi
penilaian individual
7)
Metode
Picture And Picture
Langkah-langkah dari metode ini:
a.
Guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.
Menyajikan
materi sebagai pengantar
c.
Guru
menunjuk /memperlihatkan gambar berkaitan dengan materi
d. Guru memanggil siswa secara bergantian
untuk memasang gambar menjadi berurutan
e. Guru menyalakan alasan/ dasar pemikiran
dari urutan gambar tersebut
f. Dari urutan/gambar tersebut, guru mulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingn dicapai
g. Siswa diajak untuk menyimpulkan materi
yang diterimanyan baru aja
8)
Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat
membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah, karena guru
dapat memperoleh gambaran sejauh murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan
apa yang telah diceramahkan.
9)
Metode Numbered Head Together/ Kepala Bernomor
Langkah-langkah
dari metode ini:
a. Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap
siswa, dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b. Guru memberikan tugas dan masing-masing
kelompok mengerjakanya
c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan jawabanya
d. Guru memanggil salah satu nomor siswa
dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka
e. Teman yang lain memberi tanggapan,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f. Siswa diajak untuk membuat kesimpulan
dari materi yang baru saja di pelajari.
10) Metode Jigsaw
Langkah- langkah dari metode ini :
a.
Siswa
dikelompokkan ke dalam 4 tim
b.
Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c.
Anggota
dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama, bertemu
dalam kelompok baru untuk mendiskusikan subbab mereka
d.
Setelah
selesai berdiskusi, sebagaian tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka
kuasai, sementara anggota lainya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
e.
Tiap
tim ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka
f.
Guru
memberi evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup seluruh materi yang
didiskusikan siswa
g.
Guru
menutup pelajaran (Asmani: 2014: 32-44).
E.
Analisis
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan
di atas tadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
teori kontemporer adalah
pembelajaran berdasarkan teori belajar
pragmatisme, Pembelajaran
berfungsi membekali kemampuan siswa mengakses berbagai informasi yang
dibutuhkan dalam belajar. Sesuai dengan prinsip belajar teori pragmatisme, maka dalam
pembelajarannya nampak ada pergeseran fungsi guru dan buku sumber sebagai
sumber informasi.
Guru lebih
berfungsi membekali kemampuan siswa dalam menyeleksi informasi yang dibutuhkan.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi emosi,
intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya
sendiri, melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan,
aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman
belajar,
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, 2010,
ejurnal. fip.ung.ac.id/index.php/PDG/article/view/19.
Asmani, Jamal Ma’mur, 2014, 7tips Aplikasi
Pakem(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Sampangan Gg
perk utut.
Illeris, Knud, 2009, Contemporary
Theories Of Learing, London & New York. terjemah M.khozin, 2011, Teori-Teori
Pembelajaran Kontemporer, Bandung, Penerbit Nusa Media.
Joseph ,Emmanuel
Bassey,
2010, International Journal of Pembangunan Penelitian, Education and Contemporary Issues in Nigeria: Matters Arisingin
Vocational and Technical Education (VTE).
Kninght, Goerge, Issues And
Alternatives In Educational Philosophy, Usa: Diterjemah oleh Arif, Mahmud,
2007, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, Gama Media.
Nata, Abuddin, 2011, Presprkti Islam Tentang
Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Nata, Abuddin, 2012, Kapita Selekta Pendidikan
Islam Isu-Isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam, Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada
Nanuru, Ricardo F, 2013, Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN
2086-0404 ,Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di Indonesia.
Sholeh, 2014,
Metodologi
Pembelajaran Kontemporer, Yogjakarta, Kaukaba Dipantara
(Ikapi)
Soahudin, 2014,
Islamic Studies Journal, konsep pendidikan Al-Ghazali tinjauan
filsafatpendidikan, | Vol. 2 No. 1 Januari – Juni.
Sefuddin,
Asis, 2014, Pembelajaran Efektif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Suyono, 2015 Implementasi Belajar Dan
Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran
Berorentasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.
Uno,Hamzah, 2011, Model Pembelajaran,Menciptakan
Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta, Bumi aksara.
Wena, Made, 2014, Strategi Pembelajaran Inovatif
Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta Timur, Bumi
Aksara.
Westwood, Peter, What Teachers Need to
Know about Teaching Methods, (Victoria: ACER Press, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda