Pengikut

Rabu, 16 November 2016

makalah model pembelajaran kontemporer



BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan Negara Indonesia di warnai oleh berbagai kebudayaan dan agama, oleh sebab itu bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mengedepankan kebudayaan dan keagamaan melalui pendidikan,  menurut Dr. Emmanuel Bassey Joseph, dkk, The concept of education has been given different definitions by various authorities. dalam konsep pendidikan itu mempunyai definisi yang berbeda sebagaimana ungkapan Ukeje (1979) in Akpomedaye (2010) viewed the concept of education from three dimensions of process, product and discipline (Joseph, 2: 2010) jika direalisasikan dengan maksimal maka hasilnya sesusai dengan konsep tersebut
Al-ghazali memberikan penjelasan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dimana suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien, Untuk mencapai tujuan dari sistem pendidikan apapun, ada dua faktor yang mutlak diperlukan:
1.                Aspek-aspek ilmu pengetahuan yang harus dibekali kepada murid-murid
2.                Metode yang telah digunakan untuk menyampaikan ilmu-ilmu atau
materi-materi kepada murid (Solahudin,161: 2014)
Dalam dunia pendidikan, belajar dapat di maknai sebagai suatu proses yang menunjukan adanya perubahan yang sikapnya positif sehingga pada tahap akhirnya, akan didapat ketrampilan, kecakapan, dan pengetahuan baru yang didapat dari akumulasi pengalaman dan pembelajaran.
Gagne mengemukakan bahwa “learing is change in human disposition or capacity, which persists over a period time, and which is not simply ascribable to process growth.”artinya belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar terus menerus, bukan hanya disebabkan proses pertumbuhan saja (Saefuddin, 2014: 8).
Depdiknas menejelaskan bahwa pembelajaran dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya terus diperluas melalui konteks yang terbatas  (sempit) dan tidak sekonyong- sekoyong. Untuk mencapai hal tersebut maka proses belajar sebaiknya dikemas dalam upaya untuk meraih prestasi belajar secara efektif, kognitif dan psikomotorik yang memuaskan (Saefuddin, 2014: 8)
Realita menunjukkan bahwa  pembelajaran di era sekarang (kontemporer) muncul atau bisa dikatakan sebagai model pembelajaran modern dikarenakan model pembelajaran yang ada dan mapan selama ini dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman yang sudah semakin maju, sehingga apabila hal ini dibiarkan tanpa ada langkah konkret untuk merubahnya, maka dikhawatirkan kualitas anak didik yang menjadi generasi penerus bangsa akan semakin menurun dan tidak mampu lagi bersaing dengan bangsa lain di era globalisasi. Oleh sebab itu tantangan bagi penyelenggaraan sistem pendidikan Nasional akan semakin sulit dimana mereka harus bisa membuat terobosan atau inovasi – inovasi baru dalam pembelajaran kontemporer sehingga lembaga pendidikan lebih berkembang, maju dan diminati oleh public (Ansar, 2010: 30)
Menurut Sholeh dalam bukunya yang bertema meodologi pembelajaran kontemporer disebutkan ada lima pokok yang harus diterapkan. Pertama konsep belajar, pengajaran dan pembelajaran. Kedua, teori - teori belajar modern. Ketiga, model - model pembelajaran. Keempat, strategi pembelajaran. Kelima, teknik pembelajaran (sholeh, 2014: 5)
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia ialah rendahnya mutu pendidikan, sehingga berbagai usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut dengan mengadakan pelatihan peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kurikulum, serta sarana dan prasarana yang memadai. Upaya peningkatan kualitas pendidikan tersebut tidak pernah berhenti, berbagai terobosan baru dilakukan melalui dari peningkatan sumber daya tenaga pendidikan, materi ajar serta pengembangan paradigma baru dengan metodologi pembelajaran yang sesuai dengan undang-undang peningkatan mutu pendidikan nomor 20 tahun 2003, sehingga dapat mencapai tingkat yang setara atau bahkan melebihi mutu pendidikan yang terdapat di negara lain (Nata, 2012: 51)
B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat di tarik benang merah, diantaranya :
1.    Bagaimana konsep belajar mengajar dan teorinya ?
2.    Bagaimana pendekatan dalam pembelajaran kontemporer?
3.    Bagaimana strategi pembelajaran kontemporer ?
4.    Bagaimana metode pembelajaran kontemporer ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Konsep belajar mengajar dan teorinya
1.    Hakikat belajar mengajar
Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri, melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar
Bedasarkan kajian Nasution terdapat tiga model pembelajaran yang sering dikacaukan dengan pengertian mengajar. pertama, mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada pesarta didik, dengan tujuan agar pengetahuan tersebut dikuasai dengan sebaik-baiknya. Kedua, mengajar adalah menyampaikan kebudaan kepada peserta didik, definisi kedua sebenarnya sama dengan yang pertama karena guru yang berperan aktif. Ketiga, mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkanya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar (Nata, 2011: 85)
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa pembelajaran yang pertama dan yang kedua masih digunakan dimasyarakat dan hasilnya peserta didik yang menguasai bahan pelajaran, namun mereka tidak tahu caranya menggunakan dan mengembangkanya, karena mereka seperti bayi yang baru lahir yang diberikan asi oleh ibunya. Sementara dimasyarakat modern menuntut model yang ketiga karena mereka mengharapkan lulusan yang kreatif, inovatif, dinamis dan mandiri, dengan menerapkan yang teori yang ketiga maka yang terjadi bukan hanya mengajar menghasilakan penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga pembelajaran yang menghasilkan penguasan terhadap metode pengembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan, kepribadian dan seterusnya (Nata, 2011: 86)
“Bigg, seorang pakar psikologi kognitif masa kini, sebagaimana dikutip abudin nata dalam bukunya Presprkti Islam Tentang Strategi Pembelajaran membagi konsep mengajar kedalam tiga macam pengertian, pertama pengertian kuantitatif yang bertumpu pada transmision of knowledge (menyampaikan,mengajarkan pengetahuan, dengan pengertian ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada peserta didik dengan sebaik-baiknya, kedua, pengertian intitusional yang bertumpu pada the efficiet orschestration off teaching skills, yaitu penataan segala kemampuan mengajar secara efesien. Dengan pengertian ini seorang guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar untuk bermacam-macam peserta didik yang memiliki perbedaan bakat, kemampuan dan kebutuhan. Ketiga, pengertian kualitatif yang bertumpu pada the facilitation of learning, sebuah upaya membantu peserta didik agar dapat memudahkan dalam kegiatan belajar”

2.    Teori Pembelajaran Kontemporer
a)    Pragmatisme (teori Pembelajaran Untuk Masa Depan)
Sebuah teori pembelajaran masa depan akan membantu mengajarkan kesiapan untuk merespon secara kreatif perbedaan dan keberlainan, termasuk diantaranya kemampuan untuk bertindak secara imajinatif dalam situasi yang tidak pasti. Pragmatisme Jhon Dewey menjadi kunci terhadap pembelajaran tersebut dan mencerminkan pandanganya tentang perjumpaan kontinyu para individu dan lingkungan sebagai sesuatu yang bersifat eksperimental dan riang (khozin, 2011: 93). Yang dimaksud eksperimental disini adalah cara untuk menangani perubahan tidak sekedar dilangsungkan melalui usaha coba-coba, karena imajinasi antisipatoris menuntut proses. Jhon Dewey memberi pengertian bahwa pragmatisme adalah metode berfikir dan bertindak secara kreatif (imajinati) dan berorentasi masa depan, konsekuwensial (khozin, 2011: 97)
b)   Progresivisme
Progresivisme dalam dunia pendidikan adalah gerakan dari reformasi umum sosial-politik yang menandai kehidupan amerika di akhir abad XIX sebelum abad ke XX, Progresivisme sebagai sebuah teori pendidikan muncul sebagai bentuk reaksi terbatas terhadap pendidikan tradisional yang menekankan metode-metode formal pengajaran, belajar mental (kejiwaan) dan susatra klasik peradaban barat. Pengaruh intelektual utama yang melandasi pendidikan progresi adalah Jhon Dewey, Sigmund Freud, dan Jean Jacques Rousseau. Jhon Dewey menjadikan sumbangan pemikiranya sebagai seorang filsuf aliran pragmatik yang menuliskan banyak hal tentang landasan-landasan filosofis pendidikan dan berupaya menguji keabsahanya sehingga pragmatisme dapat dilihat sebagai pengaruh utama dalam teori pendidikan   progresif (Arif, 2007: 145-146)
          Progresivisme adalah aliran filsafat pendidikan yang  berfokus pada siswa dengan memberikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan tidak hanya untuk bertahan hidup, tetapi juga untuk berhasil dalam masyarakat kontemporer dan kompetitif (Nanuru, 2: 2013)
Henderson (1959:121) mengemukakan bahwa pendidikan progresivisme dilandasi oleh filsafat naturalisme romantika dari Rousseau, dan pragmatisme dari John Dewey. Dasar dari Rousseau yang melandasi progresivisme adalah pandangan tentang hakikat manusia, sedangkan dari pragmatisme Dewey adalah pandangan tentang minat dan kebebasan dalam teori pengetahuan. Secara lebih detil mengenai aliran pemikiran filsafat pendidikan progresivisme akan dibahas dalam bagian-bagian berikut ini (Nanuru, 3: 2013)
B.  Pendekatan dalam Pembelajaran
1.    Pengertian
          Istilah pendekatan, Approach sebelum digunakan dalam dunia pendidikan banyak digunakan dalam dunia penerbangan. Seorang pilot saat akan mendarat, melakukan pendekatan ke landing area, lokasi pendaratan, apakah aman atau tidak baginya untuk mendarat, maka ia akan melakukan kontak dengan menara pengawas, bahwa ia sudah siap landing position, pilot melakukan pengamatan dengan seksama, bagaimana kondisi cuaca, kecepatan arah angin. Berdasarkan analisis terhadap kondisi tersebut maka pilot melakukan strategi pendaratan. Jadi strategi pendaratan masih berupa gambaran konseptual (Suyono, dkk, 2015: 53-54)
          Menurut Suyono, dkk dalam bukunya yang berjudul Implementasi Belajar dan Pembelajaran, merangkum berbagai pendapat para ahli mendefinisikan pengertian pendekatan pembelajaran sebagai “latar pedagogis dan psikologis yang dilandasi filosofi pendidikan tertentu yang dipilih agar tujuan pembelajaran dapat tercapai atau dapat didekati secara optimal (Suyono, dkk, 2015: 54)
2.    Macam- Macam Pendekatan Pembelajaran
a.    Pendekatan Konsep
         Menurut sagala (2009: 71) pendekatan konsep adalah pendekatan konsep secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh, tanpa melihat prosesnya (Suyono, dkk, 2015: 56)
b.    Pendekatn Ketrampilan Proses.
            Pendekatn ketrampilan proses dilatarbelakangi oleh teori naturalisme-romantis dari J.J. Roussea dan teori kognitif-gestal dari max wertheimer. Naturalisme menekankan kepada anak terhadap aktivitasnya, sedangkan kognitif geltal menekankan kepahaman dan kesatupaduan yang menyeluruh (Suyono, dkk, 2015: 58)
c.    Pendekatan Deduktif dan Pendekatan Induktif
            Pendekatan deduktif adalah proses berfikir yang dimulai dari atribut yang bersifat umum menuju atribut atau hal yang bersifat khusus.
            Sedangkan Pendekatan induktif adalah berlawanan arah dengan proses deduktif. Berlawanan arah maksudnya proses berfikir dimulai dari hal yang bersifat khusus menuju suatu generalisasi yang bersifat umum (Suyono, dkk: 2015, 60-61)
d.   Pendekatan CBSA
            Pendekatan CBSA adalah pembelajaran yang berpusat pada diri peserta didik dan menerapkan prinsip-prinsip psikologi manusiawi. Secara harfiah CBSA diartikan sebagai sistem pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental, intlektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara ranah kognitif afektif dan psikomotorik (Suyono, dkk, 2015: 63-64)
e.    Pendekatan Inquiri.
            Pendekatan inquiri adalah pendekatan  yang dalam prosesnya siswa mencari kebenaran, pencarian informasi, atau pencarian pengetahuan atau juga berarti investigasi, atau juga didefinisikan pencari informasi dengan mengajukan pertanyaan (Suyono, dkk, 2015: 67).
C.  Strategi pembelajaran
1.    Pengertian
          Pada awalnya istilah strategi  digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan, dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai  a plan method, or series of activies designed to achieves a particular educational goal (J.R. David, 1976), jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Sanjaya, 2006: 125-126)
       Terdapat beberapa pendapat tentang strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya :
1)   Konza (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya pembelajaran tertentu.
2)   Gerlach dan ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
3)   Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
4)   Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai (Uno, 2009: 1)
5)   Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (2005: 1092)
6)   Menurut Jamal Maruf Asmani strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran actual yang efektif dan efesien, untuk pencapaian pembelajaran (Asmani, 2010: 27)
7)   Made Wane dalam bukunya mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran adalah cara dan seni untuk menggunakan sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa (Made wena, 2014: 2)
8)   Suyono dan Hariyanto (2011) mendefisikan strategi pembelajaran sebagai rangkaian kegiatan terkait dengan pengelolaan siswa, pengelolaan lingkungan belajar, pengelolaan sumber belajar, dan penilaian untuk mencapai tujuan pembelajaran (Suyono dkk, 2015: 85)
       Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien.
2.    Jenis Strategi Pembelajaran.
          Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan, Rowntree (1974) mengelompokan strategi menjadi:
1)   Strategi penyampaian penemuan atau expotision- discovery learing.
2)    Strategi pembelajaran kelompok .
3)   Strategi pembelajaran individual atau group individual learning (Sanjaya, 2006: 128)
          Dalam strategi expotision, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut, (Roy Killen menyebutnya dengan strategi langsung, sebab dalam strategi ini, materi pelajaran disajikan begitu saja kepada siswa, siswa tidak dituntut untuk mengolahnya, kewajiban siswa menguasai secara penuh dengan demikian dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi, berbeda dengan strategi discovery, dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak fasilitator dan pembimbing bagi siswanya. Didalam strategi individual juga dilakukan oleh siswa secara mandiri, kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan contoh pembelajaran melalui modul, atau belajar bahasa  melalui radio (Sanjaya, 2006: 129)
Wina Sanjaya mengelompokkan strategi  pembelajaran dalam bukunya menjadi 7 macam diantaranya:
a)    Strategi Pembelajaran Ekspositori
         Strategi Pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (Sanjaya, 2006: 179)
b)   Strategi Pembelajaran inkuiri
            Strategi Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan (Sanjaya, 2006: 196)
c)    Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
            SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2006: 214)
d)   Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (Sppkb)
            Sppkb adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berfikir siswa , pada strategi ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
e)    Strategi Pembelajaran kooperatif
            Strategi Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentuuntuk mencapai tujuan pembelajaran yang telh dirumuskan, ada empat unsur dalam spk yaitu : (1) adanya peserta dalam kelompok (2) adanya aturan kelompok (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
f)    Strategi Pembelajaran CTL
            Strategi Pembelajaran CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkanya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapakanya dalam kehidupan mereka.
g)    Strategi Pembelajaran Afektif
            Strategi Pembelajaran afektif  erat kaitanya dengan nilai yang dimiliki seseorang , karena sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki, oleh karenanya pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan  nilai (Sanjaya, 2006: 214)
3.    Prinsip Penggunakan Strategi Pembelajaran.
a.    Berorientasi pada tujuan
         Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama, segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, ini sangat penting sebab mengajar adalah proses yang bertujuan oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b.    Aktivitas
         Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi, belajar adalah berbuat memperoleh pengalaman oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa.
c.    Individualitas
         Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa namun pada hakikatnya yang imgin kita capai adalah perubahan tingkahlaku
d.        Integritas
         Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa, mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan tetapi juga meliputi pengembangan aspek afektif dan psikomotor, oleh karena itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintregasi (Sanjaya, 2006: 131-133)
4.    Komponen Strategi Pembelajaran.
          Dick dan carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan (2) penyampaian pembelajaran (3) partisipasi pesert didik (4) tes dan (5) kegiatan lanjutan.
          Menurut Degeng (1989) secara lengkap ada tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mendiskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut:
1)        Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuat pesan yang akan di sampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun manusia.
2)        Interaksi siswa dengan media adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa danbagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan belajar.
3)        Bentuk (struktur) belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, perseorangan, ataukah belajar mandiri (Made Wane, 2014: 9)
D.  Metode pembelajaran.
1.    Pengertian.
            Dalam kamus bahasa indonesia didefinisikan metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses untuk menuju yang lebih baik.
            Wina sanjaya  memberikan pengertian bahwa metode adalah cara yang digunakan  untuk mengimplentasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2006: 147)
            Hamzah (2011:2) medefinisikan metode pembelajaran sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2011: 2)
            Suyono dan Hariyanto dalam bukunya yang berjudul implementasi belajar dan pembelajaran menjelaskan tentang metode pembelajaran bahwa seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang seringkali juga terkait dengan pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan(Suyono, 2015: 91)
            Liu and Shi, as quoted by Peter Westwood, defining the methods of  learning as a set of principles, procedures, or strategies implemented by teachers to achieve the desired learning of students”( Westwood, V: 2008)

          Liu dan Shi, sebagaimana dikutip oleh Peter Westwood, mendefinisikan metode pembelajaran sebagai seperangkat prinsip, prosedur, atau  strategi yang diterapkan oleh guru untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan dari siswa
            Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulakan bahwa metode pembelajaran adalah langkah langkah dan cara yang digunakan guru dan disajikan khas oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran,
          Metode pembelajaran dikelompokan menjadi tiga macam:
1)   Metode Pembelajaran Yang Berpusat Kepada Guru (Teacher-Centered Method)
2)   Metode pembelajaran yang berpusat kepada siswa (Student- Centered Method)
3)   Metode pembelajaran langsung ( Direct Intruction,DI)
2.    Macam Macam Metode Pembelajaran
1)   Metode Ceramah
            Metode ceramah adalah metode yang dikatakan sebagai metode tradisional, karena sejak dahulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komukasi lisan antara guru dan siswa dalam interaksi edukatif. Metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan:
a.    Kelebihan Metode Ceramah:
1)   guru mudah menguasai kelas
2)   mudah dilaksanakan
3)   dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar
4)   guru mudah menerangkan bahan pelajaran dalam jumlah banyak.
b.    Kekurangan Metode Ceramah
1)   Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
2)   Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih cepat menerimanya.
3)   Bila terlalu lama akan membosankan.
4)   Sukar mengontrol sejauhmana perolehan belajar anak didik
5)   Menyebabkan anak didik pasif.
2)   Metode Proyek
       Metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajaranya, sehingga anak didik tertarik untuk belajar.
a)                                   Kelebihan Metode Proyek
a.    Dapat merombak pola fikir anak didik, dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh, saat memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
b.   Anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dengan terpadu yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
b)                                   Kekurangan Metode Proyek.
a.    Kurikulum negara kita saat ini belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b.   Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk itu.
3)   Metode Eksperimen
            Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik, baik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan, dengan metode ini anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam perencanaan eksperimen, melakukan, menemukan, fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variable dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata
a)    Kelebihan Metode Eksperimen:
a.    Dapat membuat anak lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaan sendiri dari pada hanya menerima dari guru
b.   Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajah) tentang ilmu dan teknologi.
c.    Akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru melalui penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat.
b)   Kekurangan Metode Eksperimen
a.    Tidak cukupnya alat alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.
b.   Jika eksperimen memerlukan waktu lama anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c.    Metode ini lebih sesuai dengan bidang ilmu dan teknologi
4)        Metode Diskusi
            Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan sesuatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan iswa serta membuat suatu keputusan (Killen, 1998)
a)    Kelebihan Metode Diskusi
a.      Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan hanya satu jalan
b.      Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka dapat saling mengemukakan pendapat secara konstruktif, sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
c.      Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya
b)   Kekurangan Metode Diskusi
a.    Tidak dapat digunakan pada kelompok yang besar
b.    Peserta diskusi mendapat informasi terbatas
c.    Dapat dikuasai oleh orang yang suka berbicara
d.   Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
5)        Metode Latihan
       Metode latihan (driil) disebut juga metode training adalah suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu.
a)    Kelebihan Metode Latihan
a.    Dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan motorik, seperti menulis, melafalkan huruf, dan menggunakan alat-alat
b.   Dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan
c.    Untuk membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan pelaksanaan.
b)    Kekurangan Metode Latihan
a.    Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih mudah di sesuaikan dan di arahkan pada pengertian.
b.   Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan
c.    Latihan dilakukan berulang-ulang menjadikan siswa bosan karena monoton
d.   Dapat menimbulkan verbalisme.
6)        Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Artinya guru menyuruh anak didik misalnya membaca, tetapi dengan menambahkan tugas-tugas seperti mencari dan membaca buku-buku lain sebagai perbandingan
a)                                   Kelebihan Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi
a.    Pengetahuan anak didik yang diperoleh dari hasil belajar dapat di ingat lebih lama.
b.    Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggung jawab
b)                                   Kekurangan Metode Pemberian Tugas Dan Resitasi
a.    Terkadang anak didik melakukan penipuan misalnya anak didik hanya meniru hasil orang lain
b.    Terkadang tugas itu dikerjakan orang lain tanpa pengawasan
c.    Sukar memberikan tugas yang memenuhi penilaian individual
7)        Metode Picture And Picture
Langkah-langkah dari metode ini:
a.                   Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b.                  Menyajikan materi sebagai pengantar
c.                   Guru menunjuk /memperlihatkan gambar berkaitan dengan materi
d.   Guru memanggil siswa secara bergantian untuk memasang gambar menjadi berurutan
e.    Guru menyalakan alasan/ dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut
f.     Dari urutan/gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingn dicapai
g.    Siswa diajak untuk menyimpulkan materi yang diterimanyan baru aja
8)        Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah salah satu teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode ceramah, karena guru dapat memperoleh gambaran sejauh murid dapat mengerti dan dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
9)        Metode Numbered Head Together/ Kepala Bernomor
Langkah-langkah dari metode ini:
a.    Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa, dalam setiap kelompok mendapat nomor.
b.    Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakanya
c.    Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakan jawabanya
d.   Guru memanggil salah satu nomor siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka
e.    Teman yang lain memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f.     Siswa diajak untuk membuat kesimpulan dari materi yang baru saja di pelajari.
10)    Metode Jigsaw
Langkah- langkah dari metode ini :
a.    Siswa dikelompokkan ke dalam 4 tim
b.    Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c.    Anggota dari tim yang berbeda, yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama, bertemu dalam kelompok baru untuk mendiskusikan subbab mereka
d.   Setelah selesai berdiskusi, sebagaian tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai, sementara anggota lainya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
e.    Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi mereka
f.     Guru memberi evaluasi kepada seluruh siswa, yang mencakup seluruh materi yang didiskusikan siswa
g.    Guru menutup pelajaran (Asmani: 2014: 32-44).
E.   Analisis





















BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari pembahasan di atas tadi dapat disimpulkan  bahwa pembelajaran teori kontemporer adalah pembelajaran berdasarkan teori belajar pragmatisme,  Pembelajaran berfungsi membekali kemampuan siswa mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dalam belajar. Sesuai dengan prinsip belajar teori pragmatisme, maka dalam pembelajarannya nampak ada pergeseran fungsi guru dan buku sumber sebagai sumber informasi.
Guru lebih berfungsi membekali kemampuan siswa dalam menyeleksi informasi yang dibutuhkan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai sebuah usaha memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri, melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar,








DAFTAR PUSTAKA
Ansari, 2010, ejurnal. fip.ung.ac.id/index.php/PDG/article/view/19.
Asmani, Jamal Ma’mur, 2014, 7tips Aplikasi Pakem(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, Sampangan Gg perk utut.
Illeris, Knud, 2009, Contemporary Theories Of Learing, London & New York. terjemah M.khozin, 2011, Teori-Teori Pembelajaran Kontemporer, Bandung, Penerbit Nusa Media.
Joseph ,Emmanuel Bassey, 2010, International Journal of Pembangunan Penelitian, Education and Contemporary Issues in Nigeria: Matters Arisingin Vocational and Technical Education (VTE).
Kninght, Goerge, Issues And Alternatives In Educational Philosophy, Usa: Diterjemah oleh Arif, Mahmud, 2007, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta, Gama Media.
Nata, Abuddin, 2011, Presprkti Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta, Kencana Prenada Media Group.
Nata, Abuddin, 2012, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-Isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada
Nanuru, Ricardo F, 2013,  Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN 2086-0404 ,Progresivisme Pendidikan dan Relevansinya di Indonesia.
Sholeh, 2014, Metodologi Pembelajaran Kontemporer, Yogjakarta, Kaukaba Dipantara (Ikapi)
Soahudin,  2014, Islamic Studies Journal, konsep pendidikan Al-Ghazali tinjauan filsafatpendidikan, | Vol. 2 No. 1 Januari – Juni.
Sefuddin, Asis, 2014, Pembelajaran Efektif, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Suyono, 2015 Implementasi Belajar Dan Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina, 2006, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup.
Uno,Hamzah, 2011, Model Pembelajaran,Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta, Bumi aksara.
Wena, Made, 2014, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta Timur, Bumi Aksara.
Westwood, Peter, What Teachers Need to Know about Teaching Methods, (Victoria: ACER Press, 2008).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan komentar anda