PROSPEK DAN TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI TENGAH KEMAJUAN IPTEKS
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tagas Mata
Kuliah Transformasi Global
Yang
diampu Oleh : Dr. Ruswan, M.A dan Dr.
Dwi Mawanti, M.A
Disusun Oleh :
Kristanto
1400018025
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam yang
terselenggara di Indonesia sangat
membantu mencerdasakan generasi bangsa.[1]
Karena Pendidikan Islam menjadi sarana untuk mendidik, memelihara, dan membina,
dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia agar manusia menjadi
manusia yang seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan ajaran Islam.[2] Hal ini didukung dengan adanya
undang-undang SISDIKNAS UU No 20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa prinsip dari
penyelenggaraan pendidikan adalah dengan adalah dengan demokratis, berkeadilan
tidak diskrimantif, menjunjung tinggi HAM, nilai kegamaan, nilai kultural, dan
kemajuan bangsa.[3]
dengan adanya pendidikan agama terlebih Pendidikan Agama Islam yang sekarang sebagai mata
pelajaran yang diberikan kepada seluruh siswa. Muatan yang terkandung dalam pendidikan
Pendidikan Agama Islam memilki tiga memiliki tujuan untuk membentuk
pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi jasmani dan rohani
manusia, menumbuhkan hubungan yang harmon setiap individu dengan Allah SWT,
manusia dan alam semesta.[4] Karena sebenarnya setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan memang memilki hak untuk mendapatakan pendidikan
Agama sesuai agama yang dianutnyadan diajarkan oleh pendidik yang segama.[5]
Kita mengetahui bahwa
dunia pendidikan sangat dinamis, selalu bergerak, selalu terjadi perubahan dan pembaruan.
Sekolah-sekolah yang ada di Indonesia terus berpacu memunculkan dan mengejar
keunggulannya. Maka pendidikan Agama Islam juga harus selalu mengalami pembaruan
atau up date sehingga sesuai dengan keadaan zaman dan mampu
menghadapi tantangan zaman. Pendidikan
Agama Islam sering dijadikan sebagai ruh dalam pendidikan. Karena pendidikan agama Islam memiliki tiga meliputi
tauhid, ibadah, dan akhlak yang sangat penting dalam Islam sendiri. materi pendidikan agama Islam dalam dunia
pendidikan juga mencakup 3 aspek tersebut dengan adanya materi tauhid dalam
pelajaran Akidah, Fikih, dan Akhlak. Pendidikan Agama Islam dalam dunia
pendidikan memberikan sumbangsih yang sangat besar sehingga Indonesia termasuk
negara ketimuran. Artinya menganut pandangan hidup di Timur tengah.
Pada tahun 2015 ini
pendidikan sudah memasuki era globalisasi atau
mendunia. Hal ini karena adanya Internat sebagai instrumen untuk melihat
dunia ini menjadi lebih mudah. Tentu saja dengan adanya globalisasi dan
kamajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni yang sangat mudah untuk di
akses. Lantas bagaimana pprospek pendidikan Agama Pendidikan Agama Islam dalam
menghadapi kemajuan Ipteks tersebut? Mampukah Pendidikan Agama Islam dalam
mengahdapi kemajuan IPTEKS tersebut? dan bagaimana langkah-langkah yang di
tempuh pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kemajaun IPTEKS tersebut?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan memiliki
makna yang sangat dalam tidak hanya diartikan sebagai pengajaran yang lebih
menitikberatkan kepada transfer of knowledge atau transfer ilmu
pengetahuan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter kesadaran dan
kepribadian peserta didik tetapi juga tidak meninggalkan kegiatan transfer ilmu
pengetahuan. Dengan proses yang demikiaan, Maka akan terwujud negara yang
memilki generasi muda yang berasaskan nilai-nilai
kegamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian
sehingga generasi muda tersebut
benar-benar siap dalam menyongsong dan menjalani kehidupan.[6]
Jika kita maknai pendidikan berarti mendidik jasmani maupun ruhani dengan
memberikan pengetahuan bimbingan secara intensi terhadap peserta didik sehingga
peserta didik mampu memilki pengetahuan dan karakter yang diaharapkan oleh
seorang guru. Tentu saja karakter yang diharapkanadalah kakater yang baik.
Terlebih jika kita kaitkan dengan pendidikan agama Islam tentu karakter yang
diharapkan oleh seorang guru adalah karakter yang sesuai dengan landasan dari pendidikan Agam Islam itu sendiri yaitu
Al-Qur’an dan As-sunnah yaitu memiliki akhlak yang mulia dan berdasatkan dengan
Al-Qur’an atau sering disebut dengan Akhlak Qurani.
Agama secara umum diartikan sebagai peraturan, tata
cara, upacara dalam berhubungan dengan
pencipta. Sedangkan Islam memilkik makna damai, sejahtera, selamat, penyerahan
diri, taat, dan patuh terhadap perintah Allah. [7]
Agama Islam tidak hanya memilki makna
yang demikian akan tetapi memilki makna yang lebih dalam selain berhubungan
dengan pencipta juga berhubungan dengan sesame manusia selain itu agama Islam
juga memilki Al-Qur’an yang di dalamnya banyak terdapat ilmu pengetahuan. Hal
inilah yang menjadikan agama Islam menjadi agama yang berbeda dengan
agama-agama lain. Begitu juga dengan pendidikan Agama Islam juga berbeda dengan
pendidikan agama lain.Karena Islam memilki kekayaan ilmu yang lebih banyak.
Pendidikan Islam
dan Pendidikan Agama Islam yang kita perdalami harus kita bedakan secara jelas
sehingga tidak terjadi kerancauan dalam kita berpikir. Pendidikan Islam adalah
usaha sadar untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia sebagai sumber
daya manusia dan terbentuk menjadi seutuhnya sesuai dengan norma Islam yaitu
Al-Qur’an dan hadis. Sedangkan pendidikan Agama Islam adalah mendidik manusia
agar memilki keimanan kepada Allah SWT dan bertakwa kepada Allah SWT, berbudi
pekerti yang luhur, berpikir filosofis, bersikap rasioanal dan dinamis,
berpandangan luas. Yusuf Al-Qardhawi sebagaimana yang dikuti oleh Prof.
Azyumardi Azra menjelaskan bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan yang
manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan
keterampilannya. Karena pendidikan Islam meyapkan manusia untuk hidup baik
dalam keadaan apapun.[8]
Sedangkan Pendidikan Agama Islam lebih mengarahkan kepada manusia
bagaimana peserta didik dapat melaksanakan ajaran Islam dengan benar, artinya
siswa mampu beragama dengan sesuai
ajaran Al-Qur’an dan hadis.[9]
Kita lebih mudah mengartikan bahwa pendidikan Agama Islam adalah pelajaran yang
diberikan kepada peseerta didik di lingkungan sekolah yang mengandung tiga
unsur materi yaitu akidah atau keimanan, ibadah, dan akhlak. Harapan dari
pendidikan Agama Islam diberikan di sekolah adalah agar peserta didik dapat
menjalankan agamanya dengan baik.
Tujuan dari
pendidikan Agama Islam bukan mengalihkan pengetahuan dan keterampilan, akan
tetapi tujuan utama dari pendidikan Agama Islam adalah sebuah usaha untuk
menggugah dan membangkitkan fitrah manusia sehingga peserta didik menjadi
penganut agama yang taat dan baik yang memilki I’tikad yang kuat, ibadah yang
taat dan memilki akhlak yang mulia inilah tujuan utama dari pendidikan agama
Islam sehingga manusia bisa menjadi makhluk Allah sebagai Abdullah dan khalifatullah
fil ardh.[10]
Sebenarnya manusia tidak akan menemukan kebahagiaam yanh hakiki kalau tidak
memilki agama, karena manusia sendiri sebenrnya tidak dapat melepaskan diri
dengan agama, akan tetapi tidak semua manusia bisa menempatkan kedudukan agama
dengan benar, jika dapat menempatkan kedudukan dengan benar maka manusia akan
mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.[11]
Pendidikan Agama Islam dari beberap tahun
telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat
baik. Hal ini juga dipengaruhi dengan perkembangan
dan perubahan kurikulum. Pada tahun 2013 Indoensia telah menerapkan kurikulum tersebut, dengan diterapkannya kurikulum 2013 yang dalam
kegiatan pembelajaran banyak menggunakan instrumen digital dalam pembelajaran.
Hal ini karena dalam pembelajaran
kurikulum 2013 menggunakan pemblajaran scientifik yang dalam pembelejaran
mengandung 5 aktifitas yaitu mengamati,
menanya, menalar, mencoba mencari solusi, dan mengkomunikasi. Pembelajaran PAI pada langkah yang pertama
atau mengamati biasanya seorang guru mennggunakan proyektor untuk ditampilakan
kepada siswa. Selain itu dalam menampilkan sebuah tayangan seorang guru bisa
menggunakan jaringan internet untuk mengakses dan mengambil video yang akan
ditayangkan kepada peserta didik. Selain itu struktur kurikulum 2013 juga
memberikan tambahan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran pendidikan Agama
Islam yang awalnya 2 jam pelajaran menjadi 3 jam pelajara. Hal ini tentunya ke
depean membawa prospek yang lebih baik, jika dapat dimanfaatkan oleh pendidik
dengan baik. Tidak hanya menambah jam pelajaran yang hanya bertujuan untuk
mengejar ekonomi seperti beberapa tunjangan dalam idang kependidikan.
B. Perkembangan IPTEKS
Era Globalisasi dewasa
ini dan masa yang akan datang akan terus berkembang dan mempengaruhi
perkembangan pendidikan, sosial, budaya masyarakat. Tentunya juga berpengaruh
pada pendidikan Islam dan lebih intensif akan berpengaruh pada pendidikan Agama
Islam sebagai ujung tombak dari pendidikan Islam.[12]
Masyarakat dan peserta didik tidak dapat menghindar dari perkembangan IPTEKS di
era globalisasi seperti saat ini. Akan tetapi hal sangat penting dalam
menghadapi era globalisasi tersebut adalah dengan memahami perkembangan IPTEKS
di Era globalisasi seperti saat ini, dan ikut secara selktif dan kompetitif
dalam memanfaatkan perkembangan IPTEKS. Perkembangan
Ilmu pengetahuan dan seni yang berkembang di negara Indonesia ini sangat cepat
karena ada instrumen yang sangat canggih untuk menyebarkan perkembangan
tersebut, Maka itulah disebut dengan era globalisasi.
Kehidupan
modern dan globalisadi seperti sekarang ini ditandai dengan berbagai penemuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu juga diimbangi dengan
berbagai seni yang dapat berakakulturasi dengan seni di Indonseia dan semua itu
telah menimbulkan banyak Perubahan pada era baru yang dikenal dengan era
informasi dan komunikasi. Berbagai penemuan dalam berbagai bidang keilmuan ini
telah rnengantarkan manusai menuju kehidupan yang modem pada era global. Dunia
seakan meniadi sernpit dan tanpa sekat, kejadian yang terjadi di belahan bumi
iain dapat dilihat dan diketahui dalam waktu yang bersmaan
mclalui perangkat teknologi digital , Tidak diragukan lagi bahwa kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi telah membawa umat manusia pada dunia baru. Manusia tidak bisa menghindar akan
tetapi harus mengikuti dan dapat memmfilter dan diambil sisi baik dari
perkembangan IPTEKS tersebut.
Perkembangan itu
sebenarnya bersumber dari timur tengah, inilah yang akan berdampak positif.
Begitu juga sebaliknya sekarang ini juga dari Barat juga masuk ke Indonesia
sehingga juga berpengaruh bagi beberapa aspek termasuk dalam aspek pendidikan.
terutama dalam perkembangan politik, sains dan tekhnologi.[13]Ilmu
Pengetahuan. Teknologi, dan seni (IPTEKS) merupakan cabang ilmu yang harus
dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah
menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak
mungkin terjadi secara instant melainkan memerlukan usaha yang konsisten dan
terus menerus. Salah satu misi pembangunan IPTEKS 2025 adalah mewujudkan
masyarakat Indonesia yang cerdas dan kreatif dalam suatu peradaban masyarakat
yang berbasis pengetahuan. Sedangkan seni sendiri merupakan bagian dari
kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia sendiri.
C. Tantangan pendidikan Agama Islam dalam
menghadapi kemajuan IPTEKS
Keberadaan lembaga
pendidikan Islam hingga saat ini belum menampakkan perkembangan yang sangat
signifikan. Tentunya hal ini disebabkan oleh beberapa sebab, sehingga sebab
tersebut menjadi sebuah kendala dalam kemajuan pendidikan Agama Islam. Inilah
yang menjadi sebuah tantangan pendidikan Agama Islam. Jika beberap kendala
tersebut ditemukan solusi maka pendidikan Agama Islam akan terus berkembang dan
dapat dirasakan kehadirannya oleh peserta didik. Dengan berkembangnyailmu
pengetahuan, tekhnologi, dan seni ( IPTEKS ), Maka dalam proses pemberian
pendidikan Agama islam tentunya juga harus sesuai dengan perkembangan IPTEKS
tersebuut. Secara tidak langsung kita bisa menggaris bawahi bahwa kemajuan
IPTEKS juga harus diimbangi dengan kemajuan manusia dalam menggunakan IPTEKS
tersbut. Salah satu tantangan dari pendidikan Islam sendiri adalah kemajuan
IPTEKS terus berjalan, akan tetapi tidak diimbangi dengan kompetensi
professional dari seorang guru.[14]
Maka jika ingin pendidikan Agama Islam dapat berkembang dengan baik. Tentunya
seorang guru harus memilki profesionalitas dalam melakukan pemebelajaran.
Seorang pendidik tidak bolehgagap dalam tekhnologi.
Pendidik Jika kita
kaji secara mendalam sebenarnya adalah tombak daris ebuah keberhasilan dalam
pendidika. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab dan mengupayakan
berkembangnya seluruh potensi peserta didik, baik itu secara afektif, kognitif,
dan psikomotorik, mengembangkan unsur jasmani dan ruhani sehingga dapat menjadi
Abdullah dan khalifatullah yang baik di dunia ini.[15]
Jika kita llihat sebenarnya guru harus memilki beberapa kompetensi antara lain,
kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional. Seorang pendidik agar dapat mengajar dengan baik tentu
nya harus memiliki seluruh kompetensi tersebut. Jadi tantangan pertama yang
harus diahadapi dalam pendidikan Agama Islam terletak pada profesioalisme yang
harus dimilki oleh seorang guru. Seorang guru
harus mampu mengguasi perkembangan IPTEKS dan dapat berkreasi, kritis,
dan berinovasi dalam pengajaran pendidikan Agama Islam sehingga peserta didik
akan mendpatkan angina segar dalam mempelajarinya. Dalam pembuatan perangkat
pembelajaran misalnya juga harus disusun dengan baik.
Pekerjaan seorang
guru merupakan pekerjaan yang mulia dan luhu. Semakin tinggi dan mbermanfaat
keilmuannya maka akan semakin tinggi derajatnya. Hal ini karena tugas yang
diemban oleh seorang guru yakni mendidik, mengajr dan membina seorang anak
untuk menjadi orang yang memiki keilmuan, keimanan, ketakwaan, dan akhlka yang
mulia. Bahkan Imam Al-Ghozali sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan mengatakan
bahwa pendidik merupakan pelita segala zaman, karena telah memancarkan sinar
keilmuannhya. Andaikan tidak ada pendidik maka manusia diibaratkan seperti
binatang.[16]Maka
dari itu masalah perkembangan IPTEKS Dalam pendidikan Agama Islam adalah
problem dan tantangan bagi seorang pendidik. Mampukah seorang guru menjadi pendidika yang baik dengan selalu
mendidik peserta didiknya dengan baik
sehingga dapat memilki keimanan yang kuat, ketakwaan yang berkualitas, akhlak
yang mulia, dan keilmuan yang luas. Jika beberapa masalah tersebut dapat
ditemukan jawaban/. Maka tantang pendidikan Agama Islam dalam menghadapi IPTEKS
terjwab dengan keberhasilan guru dalam menghadapi kemajuan tersebut dengan
selektif, dengan cakap, dan dengan kreatifitas, dan inovasi yang tinggi dalam
mendidik siswanya menjadi lebih baik maka pendidikan Agama Islam akan menjadi
lebih baik.
D.
Prospek
Pendidikan Agama Islam dan Langkah dalam menghadapi kemajuan IPTEKS
Pada saat ini pendidikan
Islam diterapkan di sekolah-sekolah formal yang dikenal dengan Pendidikan Agama
Islam (PAI). Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di sekolah diharapkan mampu
untuk memberikan ajaran dan nilai-nilai Islam agar peserta didik memiliki
kesiapan rohani, berbudi pekerti luhur, bersikap rasional dan dinamis. Hal ini
sangatlah penting karena pendidikan Agama Islam sering dijadikan tola ukur dari
kepribadian siswa. [17]Memasuki tahun 2013 ternyata sudah ada perkembanga yang cukup baik dengan
adanya kurikulum 2013. Kurikulum ini memiliki niali yang sangat baik karena
semua mata pelajaran mengajarkan tentang religious karena kompetensi inti yang
pertama adalah berisikan tentang memahami dan memahami agama yang dianut oleh
peserta didik.
Memasuki era globalisasi
menjadi satu tantangan tersendiri bagi pengelola pendidikan Islam untuk
menyesuaikan kurikulum dan sarana pendidikan dengan berbagai teknologi canggih
agar menghasilkan siswa yang mampu bersaing. Pendidikan Islam harus mengikuti
perkembangan zaman, maka pendidikan Islam harus selalu berusaha untuk
mewujudkan pembaruan melalui pendidikan yang inovatif. Karena pendidikan yang diselenggarakan oleh
negara Indonesia harus terencana terarah, dan berkesinambungan.[18] Pendidikan merupakan salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa
bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Bangsa ini memerlukan
kader-kader muda
yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi
modern. Kelahiran pemuda ini tidak cukup hanya dinanti, ditunggu dan
dibayangkan. Tetapi harus direncanakan, diupayakan, dimunculkan, dan
diperjuangkan dengan usaha maksimal, sistematis dan terstruktur.[19]
Pendidikan
yang ada di negara kita tidak bisa dipisahkan dengan sejarah keberadaan konsep pendidikan
penjajah. Berawal dari masa penjajahan Belanda, menyebabkan
pendidikan di Indonesia diwarnai dengan sistem dikotomi pendidikan yaitu adanya
pemisahan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum, dari satu segi
terdapat madrasah yang hanya mengajarkan ilmu agama dan dari sisi lain ada
sekolah yang hanya mengajarkan pengetahuan umum.[20]
Selain itu pendidikan juga diracuni kepentingan pribadi dan untuk kepentingan
komersial.[21] Maka di era globalisasi yang tidak bisa lepas dan harus mengikuti
pekembangan IPkTEKS, pendidikan Agama
Islam yang berjalan di negara kita seharusnya memilki prospek yang baik demi
kemajuan dan pemahaman yang lebih mudah, akses yang lebih mudah dalam
mempelajari pendidikan agama Islam bagi peserta didik.
Untuk megembangkan pendidikan Agama Islam
yang termasuk dari pendidikan Islam untuk saat ini perlu adanya kajian ulang
tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Agama Islam. Sehingga
dengan pengkajian secara intensif akan ditemukan nilai-nilai baru yanlebih
berkualitas dan berumutu sehingga nilai-nilai tersebut jika dimiliki oleh
peserta didik. Maka akan menjadi seuah solusi yang baik untuk menjawab
tantangan IPTEKS yang saat ini berkembang pesat. Selain itu juga sebagai bahan
renungan bagi pendidik agar mewujudkan
generasi yang baik memilki keimanan yang kuat, ibadah yang benar dan akhlak
yang mulia[22]
Pendidikan Agama
Islam merupakan pendidikan yang dikembangkan untuk mengembangkan keimanan dan
ketakwaan (IMTAQ) peserta didik dalam menghadapi perkembangan IPTEKS yang tidak
bisa dihindari. Maka Pendidikan Agama Islam tentunya harus memilki langkah yang
jelas dalam menghadapi kemajuan IPTEKS salah satunya adalah dengan selektif dan
bijak dalam menggunakan instrument yang ada. Selain itu, yang harus diperhatikan
adalah dengan memperbaiki sistem kegiatan belajar megajar yang inovatif dan kreatif perlu digalakkan dalam lembaga Islam pada khususnya
dan peningkatan pendidikan agama Islam pada sekolah umum semua jenjang. Dan perlu forum untuk
mengakrabkan guru agama di lembaga pendidikan islam dengan guru agama di
lembaga umum untuk saling berkomunikasi
dan saling memberikan informasi terkait dengan kemajuan IPTEKS. Selain iyu tujuan dari pendidikan Islam
masih perlu dirumuskan kembali berdasarkan atas tuntutan umat dimana antara
kepentingan modernitas dengan kepetingan kesejahteraan hidup duniawi dan
ukhrawi
agar tergambar jelas.
Prospek pendidikan Agama Islam sebenarnya
menjadi lebih baik karena jika dilihat dari sejarah pendidikan di Indonesia
pendidikan Islam memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi negara Indonesia.[23]
Negara Indonesia juga dikenal dengan negara yang menganut buadaya ketimuran.
Prospek pendidikan Agama Islam menjadi lebih baik. Apalagi untuk saat ini
banyak orang yang tua memberikan pendidikan kepada siswanya untuk belajar dan
sekolah di lingkungan pesantren. Karena orang tua khawatir dengan perkembngan
IPTEKS yang sangat bebas. Dengan mendapatkan materi pelajaran agama Islam yang
baik makan siswa akan dibentengi dengan keimanan sehingga mereka tidak
tergelincir ke lembah perkembangan IPTEKS yang negatif. Maka peran guru
pendidikan Agama Islam sendiri yang harus dikembangkan. Jika seorang guru dapat
memanfaatkan dengan baik perkembangan IPTEKS, bahkan itu diambil dan
disampaikan tentang manfaatdan bahaya
perkembangan IPTEKS, Maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Hal
itu sebenarnya juga sudah ada pada materi kelas VII bab pertama yang membahas
tentang dengan ilmu pengetahuan semua menjadi lebih mudah. Guru dapat membuat
pembelajaran yang baik sehingg peserta didik menjadilebih tertarik. Jadi
prospek pendidikan Agama Islam ke depan akan menjadi lebih baik, jika guru
memilki kemampuan yang professional dan mampu memanfaatkan
perkembangan IPTEKS dengan baik. Hal itu sudah berjalan dengan adanya beberapa
latihan dan workshop yang harus diikuti oleh para pendidik khususnya para guru
pendidikan Agama Islam.
Selain itu pendidik juga harus memahami
metode-metode yang harus digunakan dalam pembelajaran, meotde yang digunakan
juga harusnya yang aktual yang dapat memberi motivasi dan disiplin dan dapat
mendorong peserta didiknya untuk menggunakan akal yang dimilki oleh peserta
didik, selain itu perkembangan psikomotoriknya juga harus dipacu untuk terus
berlatih dalam mengamalkan ilmu atau pelajaran yang telah dipelajarinya.[24]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari rumusan masalah dan pembahasan pada bab
II dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
Prospek
pendidikan Agama Islam ke depan akan menjadi lebih baik, walaupun perkembangAN
IPTEKS sudah tidak bisa dihindarkan. Justru dengan perkembangan ipteks tersebut
menjadi lebih mudah dalam melakukan pembelajaran. Karena akses dalam
mendapatkan materi menjadi lebih mudah.
2.
Pendidikan
Agama Islam mampu dalam menghadapi IPTEKS, jika seornang pendidik memilki
beberapa kompetensi yang harus dimilki salah satu diantaranya adalah
profesionalitas. Seorang guru harus professional dala berbagai hal. Tentunya
seorang guru tidak boleh gagap tekhnologi, jika guru sendiri gagap tekhnologi
maka akan tergilis kemajuan IPTEKS
3.
Langkah-langkah
yang harus ditempuh oleh seorang guru adalah dengan memebrikan pembelajaran
sebaik mungkin, tujuan dari pendidikan Agama Islam dirumuskan kembali sehingga
akan menghasilkan nilai-nilai baru yang terkandung dalam pendidikan Agama
islam. Seorang guru harus berkreasi, berinovasi dalam memberikan pembelajaran
sehingga akan mendapatkan perhatian yang lebih dari peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir, Catatan Cinta Seorang
Guru, , Yogyakarta : Pedagogia, 2010.
Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi
Umum, Yogyakarta : Un Press, 2008.
Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab III Prinsip penyelenggaran Pendidikan
pasal 4 ayat 1
Daulay, Haidar Putra, Prof, Dr. MA, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia, Jakarta : Fajar
Interpratama Offset, 2004.
Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab V Peserta
Didik, pasal 12 ayat 1a
Azra, Azyumardi,
Prof M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah
Tantangan Milenium III, Jakarta : Charisma
Putra Pratama, , 2012.
Ali, Muhammad
Daud, Prof. H., S.H. Pendidikan Agama
Islam, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 1998.
Makbuloh, M.Ag. Pendidikan Agama Islam Arah Baru pengembangan Ilmu dan Kepribadian
di perguruan Tinggi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2011
Umar, Bukhari, Drs. M.Ag, Ilmu
Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah,2010.
Asmani.Jamal Ma’mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta : Diva Press.2011
Nata, Abuddin, Prof. Dr. H. M.A., Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, Jakarta : PT RajaGarafindo Persada, 2008
Sucipto, Hery, K.H. Ahmad Dahlan : Sang Pencerah,
Pendidik, dan Pendiri Muhammadiyah, Jakarta, Best Media Utama. 2010
Enung
K, Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam
di Indonesia, Bandung : CV Pustaka Setia. 2006
Gunawan,
Heri. S.Pd.I, M.Ag. Pendidikan Islam
Kajian Teoritis dan pemikiran Tokoh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2014.
Rohinah,
M. Noor, M.A. KH. Hasyim Asy’ari
Memodernisasi NU dan Pendidikan Islam, Jakarta : Penerbit Grafindo Khazanah
Ilmu. 2010
[2] Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan
Tinggi Umum, Un Press, Yogyakarta, 2008, hlm. 130
[3] Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab III Prinsip penyelenggaran Pendidikan
pasal 4 ayat 1
[4] Prof, Dr. Haidar Putra Daulay, MA, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan
Nasional di Indonesia, Fajar Interpratama Offset,
Jakarta., 2004, hlm. 153
[5] Undang-Undang
SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab V Peserta
Didik, pasal 12 ayat 1a
[6] Prof.
Azyumardi Azra, M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan
Modernisasi di tengah Tantangan Milenium
III, charisma Putra Pratama, Jakarta, 2012. Hlm. 5
[7] Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H. Pendidikan Agama Islam, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 1998, hlm. 53
[8] Prof.
Azyumardi Azra, M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan
Modernisasi di tengah Tantangan Milenium
III. Hlm. 6
[9] Dr. Deden
Makbuloh, M.Ag. Pendidikan Agama Islam Arah Baru pengembangan Ilmu dan
Kepribadian di perguruan Tinggi,, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011,
hlm.3
[10] Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi
Umum, Uny Press, Yogyakarta, 2008, hlm.
130-132
[11] Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. Pendidikan Agama
Islam Arah Baru pengembangan Ilmu dan Kepribadian di perguruan Tinggi, hlm.
15
[12] Prof. Azyumardi
Azra, M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di
tengah Tantangan Milenium III,
charisma Putra Pratama, Jakarta, 2012. Hlm. 40
[13] Ibid.
hlm. 41
[14] Jurnal
Workshop implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Islam, kerja sama
dengan Direktorat pendidikan Agama Islam kementerian Agama Republik Indonesia,
hlm. 1
[15] Heri Gunawan, Pendidikan
Islam Kajian Teori dan Pemikiran Tokoh, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2014, hlm.165
[16] Ibid. hlm. 167
[22] Rohinah M.
Noor. KH. Hasyim Asy’ari Memodernisasi NU dan Pendiidkan Islam. Grafindo
Khazana Ilmu, Jakarta, 2010. hlm.56
[23] Enung K
Rukiati dan Fenti Lintawati .Sejarah Pendiidkan Islam. CV Pustaka Setia,
Bandung, 2006, hlm29
[24] Samsul Nizar
et all, Sejarah sosial dan Dinamika Intelektual pendidikan Islam di
Nusantara. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2013. Hlm.160
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda