Pengikut

Senin, 11 Mei 2015

PROSPEK DAN TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI TENGAH KEMAJUAN IPTEKS 
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tagas Mata Kuliah  Transformasi Global
Yang diampu Oleh  : Dr. Ruswan, M.A dan Dr. Dwi Mawanti, M.A
Disusun Oleh :
Kristanto
1400018025
PROGRAM PASCA SARJANA  
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI  WALISONGO
SEMARANG
2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam yang terselenggara di Indonesia sangat membantu mencerdasakan generasi bangsa.[1] Karena Pendidikan Islam menjadi sarana untuk mendidik, memelihara, dan membina, dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan ajaran Islam.[2]  Hal ini  didukung dengan adanya undang-undang SISDIKNAS UU No 20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa prinsip dari penyelenggaraan pendidikan adalah dengan adalah dengan demokratis, berkeadilan tidak diskrimantif, menjunjung tinggi HAM, nilai kegamaan, nilai kultural, dan kemajuan bangsa.[3] dengan adanya pendidikan agama terlebih Pendidikan   Agama Islam yang sekarang sebagai mata pelajaran yang diberikan kepada seluruh siswa. Muatan yang terkandung dalam  pendidikan Pendidikan Agama Islam memilki tiga  memiliki tujuan untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi jasmani dan rohani manusia, menumbuhkan hubungan yang harmon setiap individu dengan Allah SWT, manusia dan alam semesta.[4] Karena  sebenarnya setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan memang memilki hak untuk mendapatakan pendidikan Agama sesuai agama yang dianutnyadan diajarkan oleh pendidik yang segama.[5]
Kita mengetahui bahwa dunia pendidikan sangat dinamis, selalu bergerak, selalu terjadi perubahan dan pembaruan. Sekolah-sekolah yang ada di Indonesia terus berpacu memunculkan dan mengejar keunggulannya. Maka pendidikan Agama  Islam juga harus selalu mengalami pembaruan atau up date sehingga sesuai dengan keadaan zaman dan mampu menghadapi tantangan zaman. Pendidikan Agama Islam sering dijadikan sebagai ruh dalam pendidikan. Karena  pendidikan agama Islam memiliki tiga meliputi tauhid, ibadah, dan akhlak yang sangat penting dalam Islam sendiri.  materi pendidikan agama Islam dalam dunia pendidikan juga mencakup 3 aspek tersebut dengan adanya materi tauhid dalam pelajaran Akidah, Fikih, dan Akhlak. Pendidikan Agama Islam dalam dunia pendidikan memberikan sumbangsih yang sangat besar sehingga Indonesia termasuk negara ketimuran. Artinya menganut pandangan hidup di Timur tengah.
Pada tahun 2015 ini pendidikan sudah memasuki era globalisasi atau  mendunia. Hal ini karena adanya Internat sebagai instrumen untuk melihat dunia ini menjadi lebih mudah. Tentu saja dengan adanya globalisasi dan kamajuan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni yang sangat mudah untuk di akses. Lantas bagaimana pprospek pendidikan Agama Pendidikan Agama  Islam  dalam menghadapi kemajuan Ipteks tersebut? Mampukah Pendidikan Agama Islam dalam mengahdapi kemajuan IPTEKS tersebut? dan bagaimana langkah-langkah yang di tempuh pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kemajaun IPTEKS tersebut?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perkembangan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan memiliki makna yang sangat dalam tidak hanya diartikan sebagai pengajaran yang lebih menitikberatkan kepada transfer of knowledge atau transfer ilmu pengetahuan. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter kesadaran dan kepribadian peserta didik tetapi juga tidak meninggalkan kegiatan transfer ilmu pengetahuan. Dengan proses yang demikiaan, Maka akan terwujud negara yang memilki generasi muda yang berasaskan  nilai-nilai kegamaan, kebudayaan, pemikiran dan keahlian  sehingga  generasi muda tersebut benar-benar siap dalam menyongsong dan menjalani kehidupan.[6] Jika kita maknai pendidikan berarti mendidik jasmani maupun ruhani dengan memberikan pengetahuan bimbingan secara intensi terhadap peserta didik sehingga peserta didik mampu memilki pengetahuan dan karakter yang diaharapkan oleh seorang guru. Tentu saja karakter yang diharapkanadalah kakater yang baik. Terlebih jika kita kaitkan dengan pendidikan agama Islam tentu karakter yang diharapkan oleh seorang guru adalah karakter yang sesuai dengan landasan  dari pendidikan Agam Islam itu sendiri yaitu Al-Qur’an dan As-sunnah yaitu memiliki akhlak yang mulia dan berdasatkan dengan Al-Qur’an atau sering disebut dengan Akhlak Qurani.
Agama  secara umum diartikan sebagai peraturan, tata cara,  upacara dalam berhubungan dengan pencipta. Sedangkan Islam memilkik makna damai, sejahtera, selamat, penyerahan diri, taat, dan patuh terhadap perintah Allah. [7]  Agama Islam tidak hanya memilki makna yang demikian akan tetapi memilki makna yang lebih dalam selain berhubungan dengan pencipta juga berhubungan dengan sesame manusia selain itu agama Islam juga memilki Al-Qur’an yang di dalamnya banyak terdapat ilmu pengetahuan. Hal inilah yang menjadikan agama Islam menjadi agama yang berbeda dengan agama-agama lain. Begitu juga dengan pendidikan Agama Islam juga berbeda dengan pendidikan agama lain.Karena Islam memilki kekayaan ilmu yang lebih banyak.
Pendidikan Islam dan Pendidikan Agama Islam yang kita perdalami harus kita bedakan secara jelas sehingga tidak terjadi kerancauan dalam kita berpikir. Pendidikan Islam adalah usaha sadar untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia sebagai sumber daya manusia dan terbentuk menjadi seutuhnya sesuai dengan norma Islam yaitu Al-Qur’an dan hadis. Sedangkan pendidikan Agama Islam adalah mendidik manusia agar memilki keimanan kepada Allah SWT dan bertakwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang luhur, berpikir filosofis, bersikap rasioanal dan dinamis, berpandangan luas. Yusuf Al-Qardhawi sebagaimana yang dikuti oleh Prof. Azyumardi Azra menjelaskan bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan yang manusia seutuhnya akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena pendidikan Islam meyapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan apapun.[8] Sedangkan Pendidikan Agama Islam lebih mengarahkan kepada manusia bagaimana peserta didik dapat melaksanakan ajaran Islam dengan benar, artinya siswa mampu beragama  dengan sesuai ajaran Al-Qur’an dan hadis.[9] Kita lebih mudah mengartikan bahwa pendidikan Agama Islam adalah pelajaran yang diberikan kepada peseerta didik di lingkungan sekolah yang mengandung tiga unsur materi yaitu akidah atau keimanan, ibadah, dan akhlak. Harapan dari pendidikan Agama Islam diberikan di sekolah adalah agar peserta didik dapat menjalankan agamanya dengan baik.
Tujuan dari pendidikan Agama Islam bukan mengalihkan pengetahuan dan keterampilan, akan tetapi tujuan utama dari pendidikan Agama Islam adalah sebuah usaha untuk menggugah dan membangkitkan fitrah manusia sehingga peserta didik menjadi penganut agama yang taat dan baik yang memilki I’tikad yang kuat, ibadah yang taat dan memilki akhlak yang mulia inilah tujuan utama dari pendidikan agama Islam sehingga manusia bisa menjadi makhluk Allah sebagai Abdullah dan khalifatullah fil ardh.[10] Sebenarnya manusia tidak akan menemukan kebahagiaam yanh hakiki kalau tidak memilki agama, karena manusia sendiri sebenrnya tidak dapat melepaskan diri dengan agama, akan tetapi tidak semua manusia bisa menempatkan kedudukan agama dengan benar, jika dapat menempatkan kedudukan dengan benar maka manusia akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.[11]
Pendidikan Agama Islam  dari beberap tahun telah mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat baik. Hal ini juga dipengaruhi dengan perkembangan dan perubahan kurikulum. Pada tahun 2013 Indoensia telah menerapkan  kurikulum tersebut,  dengan diterapkannya kurikulum 2013 yang dalam kegiatan pembelajaran banyak menggunakan instrumen digital dalam pembelajaran. Hal ini karena dalam  pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pemblajaran scientifik yang dalam pembelejaran mengandung  5 aktifitas yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba mencari solusi, dan mengkomunikasi. Pembelajaran PAI pada langkah yang pertama atau mengamati biasanya seorang guru mennggunakan proyektor untuk ditampilakan kepada siswa. Selain itu dalam menampilkan sebuah tayangan seorang guru bisa menggunakan jaringan internet untuk mengakses dan mengambil video yang akan ditayangkan kepada peserta didik. Selain itu struktur kurikulum 2013 juga memberikan tambahan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam yang awalnya 2 jam pelajaran menjadi 3 jam pelajara. Hal ini tentunya ke depean membawa prospek yang lebih baik, jika dapat dimanfaatkan oleh pendidik dengan baik. Tidak hanya menambah jam pelajaran yang hanya bertujuan untuk mengejar ekonomi seperti beberapa tunjangan dalam idang kependidikan.

B.     Perkembangan IPTEKS
Era Globalisasi dewasa ini dan masa yang akan datang akan terus berkembang dan mempengaruhi perkembangan pendidikan, sosial, budaya masyarakat. Tentunya juga berpengaruh pada pendidikan Islam dan lebih intensif akan berpengaruh pada pendidikan Agama Islam sebagai ujung tombak dari pendidikan Islam.[12] Masyarakat dan peserta didik tidak dapat menghindar dari perkembangan IPTEKS di era globalisasi seperti saat ini. Akan tetapi hal sangat penting dalam menghadapi era globalisasi tersebut adalah dengan memahami perkembangan IPTEKS di Era globalisasi seperti saat ini, dan ikut secara selktif dan kompetitif dalam memanfaatkan perkembangan IPTEKS.  Perkembangan Ilmu pengetahuan dan seni yang berkembang di negara Indonesia ini sangat cepat karena ada instrumen yang sangat canggih untuk menyebarkan perkembangan tersebut, Maka itulah disebut dengan era globalisasi.
Kehidupan modern dan globalisadi seperti sekarang ini ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu juga diimbangi dengan berbagai seni yang dapat berakakulturasi dengan seni di Indonseia dan semua itu telah menimbulkan banyak Perubahan pada era baru yang dikenal dengan era informasi dan komunikasi. Berbagai penemuan dalam berbagai bidang keilmuan ini telah rnengantarkan manusai menuju kehidupan yang modem pada era global. Dunia seakan meniadi sernpit dan tanpa sekat, kejadian yang terjadi di belahan bumi iain dapat dilihat dan diketahui dalam waktu yang   bersmaan mclalui perangkat teknologi digital , Tidak diragukan lagi bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa umat manusia pada  dunia baru. Manusia tidak bisa menghindar akan tetapi harus mengikuti dan dapat memmfilter dan diambil sisi baik dari perkembangan IPTEKS tersebut.
Perkembangan itu sebenarnya bersumber dari timur tengah, inilah yang akan berdampak positif. Begitu juga sebaliknya sekarang ini juga dari Barat juga masuk ke Indonesia sehingga juga berpengaruh bagi beberapa aspek termasuk dalam aspek pendidikan. terutama dalam perkembangan politik, sains dan tekhnologi.[13]Ilmu Pengetahuan. Teknologi, dan seni (IPTEKS) merupakan cabang ilmu yang harus dikuasai dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tidak mungkin terjadi secara instant melainkan memerlukan usaha yang konsisten dan terus menerus. Salah satu misi pembangunan IPTEKS 2025 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas dan kreatif dalam suatu peradaban masyarakat yang berbasis pengetahuan. Sedangkan seni sendiri merupakan bagian dari kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia sendiri.





C.     Tantangan pendidikan Agama Islam dalam menghadapi kemajuan IPTEKS
Keberadaan lembaga pendidikan Islam hingga saat ini belum menampakkan perkembangan yang sangat signifikan. Tentunya hal ini disebabkan oleh beberapa sebab, sehingga sebab tersebut menjadi sebuah kendala dalam kemajuan pendidikan Agama Islam. Inilah yang menjadi sebuah tantangan pendidikan Agama Islam. Jika beberap kendala tersebut ditemukan solusi maka pendidikan Agama Islam akan terus berkembang dan dapat dirasakan kehadirannya oleh peserta didik. Dengan berkembangnyailmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni ( IPTEKS ), Maka dalam proses pemberian pendidikan Agama islam tentunya juga harus sesuai dengan perkembangan IPTEKS tersebuut. Secara tidak langsung kita bisa menggaris bawahi bahwa kemajuan IPTEKS juga harus diimbangi dengan kemajuan manusia dalam menggunakan IPTEKS tersbut. Salah satu tantangan dari pendidikan Islam sendiri adalah kemajuan IPTEKS terus berjalan, akan tetapi tidak diimbangi dengan kompetensi professional dari seorang guru.[14] Maka jika ingin pendidikan Agama Islam dapat berkembang dengan baik. Tentunya seorang guru harus memilki profesionalitas dalam melakukan pemebelajaran. Seorang pendidik tidak bolehgagap dalam tekhnologi.
Pendidik Jika kita kaji secara mendalam sebenarnya adalah tombak daris ebuah keberhasilan dalam pendidika. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab dan mengupayakan berkembangnya seluruh potensi peserta didik, baik itu secara afektif, kognitif, dan psikomotorik, mengembangkan unsur jasmani dan ruhani sehingga dapat menjadi Abdullah dan khalifatullah yang baik di dunia ini.[15] Jika kita llihat sebenarnya guru harus memilki beberapa kompetensi antara lain, kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Seorang pendidik agar dapat mengajar dengan baik tentu nya harus memiliki seluruh kompetensi tersebut. Jadi tantangan pertama yang harus diahadapi dalam pendidikan Agama Islam terletak pada profesioalisme yang harus dimilki oleh seorang guru. Seorang guru  harus mampu mengguasi perkembangan IPTEKS dan dapat berkreasi, kritis, dan berinovasi dalam pengajaran pendidikan Agama Islam sehingga peserta didik akan mendpatkan angina segar dalam mempelajarinya. Dalam pembuatan perangkat pembelajaran misalnya juga harus disusun dengan baik.
Pekerjaan seorang guru merupakan pekerjaan yang mulia dan luhu. Semakin tinggi dan mbermanfaat keilmuannya maka akan semakin tinggi derajatnya. Hal ini karena tugas yang diemban oleh seorang guru yakni mendidik, mengajr dan membina seorang anak untuk menjadi orang yang memiki keilmuan, keimanan, ketakwaan, dan akhlka yang mulia. Bahkan Imam Al-Ghozali sebagaimana dikutip oleh Heri Gunawan mengatakan bahwa pendidik merupakan pelita segala zaman, karena telah memancarkan sinar keilmuannhya. Andaikan tidak ada pendidik maka manusia diibaratkan seperti binatang.[16]Maka dari itu masalah perkembangan IPTEKS Dalam pendidikan Agama Islam adalah problem dan tantangan bagi seorang pendidik. Mampukah seorang guru  menjadi pendidika yang baik dengan selalu mendidik  peserta didiknya dengan baik sehingga dapat memilki keimanan yang kuat, ketakwaan yang berkualitas, akhlak yang mulia, dan keilmuan yang luas. Jika beberapa masalah tersebut dapat ditemukan jawaban/. Maka tantang pendidikan Agama Islam dalam menghadapi IPTEKS terjwab dengan keberhasilan guru dalam menghadapi kemajuan tersebut dengan selektif, dengan cakap, dan dengan kreatifitas, dan inovasi yang tinggi dalam mendidik siswanya menjadi lebih baik maka pendidikan Agama Islam akan menjadi lebih baik.  

D.    Prospek Pendidikan Agama Islam dan Langkah dalam menghadapi kemajuan IPTEKS
Pada saat ini pendidikan Islam diterapkan di sekolah-sekolah formal yang dikenal dengan Pendidikan Agama Islam (PAI). Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di sekolah diharapkan mampu untuk memberikan ajaran dan nilai-nilai Islam agar peserta didik memiliki kesiapan rohani, berbudi pekerti luhur, bersikap rasional dan dinamis. Hal ini sangatlah penting karena pendidikan Agama Islam sering dijadikan tola ukur dari kepribadian siswa. [17]Memasuki tahun 2013 ternyata sudah ada perkembanga yang cukup baik dengan adanya kurikulum 2013.  Kurikulum ini memiliki niali yang sangat baik karena semua mata pelajaran mengajarkan tentang religious karena kompetensi inti yang pertama adalah berisikan tentang memahami dan memahami agama yang dianut oleh peserta didik.
Memasuki era globalisasi menjadi satu tantangan tersendiri bagi pengelola pendidikan Islam untuk menyesuaikan kurikulum dan sarana pendidikan dengan berbagai teknologi canggih agar menghasilkan siswa yang mampu bersaing. Pendidikan Islam harus mengikuti perkembangan zaman, maka pendidikan Islam harus selalu berusaha untuk mewujudkan pembaruan  melalui  pendidikan yang inovatif.  Karena pendidikan yang diselenggarakan oleh negara Indonesia harus terencana terarah, dan berkesinambungan.[18] Pendidikan merupakan salah satu harapan besar bagi negeri ini agar bisa bangkit dari keterpurukan dalam semua aspek kehidupan. Bangsa ini memerlukan kader-kader muda
 yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kelahiran pemuda ini tidak cukup hanya dinanti, ditunggu dan dibayangkan. Tetapi harus direncanakan, diupayakan, dimunculkan, dan diperjuangkan dengan usaha maksimal, sistematis dan terstruktur.[19]
 Pendidikan yang ada di negara kita  tidak bisa dipisahkan  dengan sejarah keberadaan konsep pendidikan penjajah. Berawal dari  masa penjajahan Belanda, menyebabkan pendidikan di Indonesia diwarnai dengan sistem dikotomi pendidikan yaitu adanya pemisahan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum, dari satu segi terdapat madrasah yang hanya mengajarkan ilmu agama dan dari sisi lain ada sekolah yang hanya mengajarkan pengetahuan umum.[20] Selain itu pendidikan juga diracuni kepentingan pribadi dan untuk kepentingan komersial.[21] Maka di era globalisasi yang tidak bisa lepas dan harus mengikuti pekembangan IPkTEKS,  pendidikan Agama Islam yang berjalan di negara kita seharusnya memilki prospek yang baik demi kemajuan dan pemahaman yang lebih mudah, akses yang lebih mudah dalam mempelajari pendidikan agama Islam bagi peserta didik.
Untuk megembangkan pendidikan Agama Islam yang termasuk dari pendidikan Islam untuk saat ini perlu adanya kajian ulang tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Agama Islam. Sehingga dengan pengkajian secara intensif akan ditemukan nilai-nilai baru yanlebih berkualitas dan berumutu sehingga nilai-nilai tersebut jika dimiliki oleh peserta didik. Maka akan menjadi seuah solusi yang baik untuk menjawab tantangan IPTEKS yang saat ini berkembang pesat. Selain itu juga sebagai bahan renungan bagi pendidik  agar mewujudkan generasi yang baik memilki keimanan yang kuat, ibadah yang benar dan akhlak yang mulia[22]

Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang dikembangkan untuk mengembangkan keimanan dan ketakwaan (IMTAQ) peserta didik dalam menghadapi perkembangan IPTEKS yang tidak bisa dihindari. Maka Pendidikan Agama Islam tentunya harus memilki langkah yang jelas dalam menghadapi kemajuan IPTEKS salah satunya adalah dengan selektif dan bijak dalam menggunakan instrument yang ada. Selain itu, yang harus diperhatikan adalah dengan memperbaiki sistem kegiatan belajar megajar yang inovatif dan kreatif perlu digalakkan dalam lembaga Islam  pada khususnya dan peningkatan pendidikan agama Islam pada sekolah umum semua jenjang. Dan perlu forum untuk mengakrabkan guru agama di lembaga pendidikan islam dengan guru agama di lembaga umum  untuk saling berkomunikasi dan saling memberikan informasi terkait dengan kemajuan IPTEKS. Selain iyu tujuan dari  pendidikan Islam masih perlu dirumuskan kembali berdasarkan atas tuntutan umat dimana antara kepentingan modernitas dengan kepetingan kesejahteraan hidup duniawi dan ukhrawi agar tergambar jelas.
Prospek pendidikan Agama Islam sebenarnya menjadi lebih baik karena jika dilihat dari sejarah pendidikan di Indonesia pendidikan Islam memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi negara Indonesia.[23] Negara Indonesia juga dikenal dengan negara yang menganut buadaya ketimuran. Prospek pendidikan Agama Islam menjadi lebih baik. Apalagi untuk saat ini banyak orang yang tua memberikan pendidikan kepada siswanya untuk belajar dan sekolah di lingkungan pesantren. Karena orang tua khawatir dengan perkembngan IPTEKS yang sangat bebas. Dengan mendapatkan materi pelajaran agama Islam yang baik makan siswa akan dibentengi dengan keimanan sehingga mereka tidak tergelincir ke lembah perkembangan IPTEKS yang negatif. Maka peran guru pendidikan Agama Islam sendiri yang harus dikembangkan. Jika seorang guru dapat memanfaatkan dengan baik perkembangan IPTEKS, bahkan itu diambil dan disampaikan tentang manfaatdan  bahaya perkembangan IPTEKS, Maka akan menjadi daya tarik tersendiri bagi siswa. Hal itu sebenarnya juga sudah ada pada materi kelas VII bab pertama yang membahas tentang dengan ilmu pengetahuan semua menjadi lebih mudah. Guru dapat membuat pembelajaran yang baik sehingg peserta didik menjadilebih tertarik. Jadi prospek pendidikan Agama Islam ke depan akan menjadi lebih baik, jika guru memilki kemampuan yang professional dan mampu memanfaatkan perkembangan IPTEKS dengan baik. Hal itu sudah berjalan dengan adanya beberapa latihan dan workshop yang harus diikuti oleh para pendidik khususnya para guru pendidikan Agama Islam.
Selain itu pendidik juga harus memahami metode-metode yang harus digunakan dalam pembelajaran, meotde yang digunakan juga harusnya yang aktual yang dapat memberi motivasi dan disiplin dan dapat mendorong peserta didiknya untuk menggunakan akal yang dimilki oleh peserta didik, selain itu perkembangan psikomotoriknya juga harus dipacu untuk terus berlatih dalam mengamalkan ilmu atau pelajaran yang telah dipelajarinya.[24]



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari rumusan masalah dan pembahasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Prospek pendidikan Agama Islam ke depan akan menjadi lebih baik, walaupun perkembangAN IPTEKS sudah tidak bisa dihindarkan. Justru dengan perkembangan ipteks tersebut menjadi lebih mudah dalam melakukan pembelajaran. Karena akses dalam mendapatkan materi menjadi lebih mudah.
2.      Pendidikan Agama Islam mampu dalam menghadapi IPTEKS, jika seornang pendidik memilki beberapa kompetensi yang harus dimilki salah satu diantaranya adalah profesionalitas. Seorang guru harus professional dala berbagai hal. Tentunya seorang guru tidak boleh gagap tekhnologi, jika guru sendiri gagap tekhnologi maka akan tergilis kemajuan IPTEKS
3.      Langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang guru adalah dengan memebrikan pembelajaran sebaik mungkin, tujuan dari pendidikan Agama Islam dirumuskan kembali sehingga akan menghasilkan nilai-nilai baru yang terkandung dalam pendidikan Agama islam. Seorang guru harus berkreasi, berinovasi dalam memberikan pembelajaran sehingga akan mendapatkan perhatian yang lebih dari peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Munir, Catatan Cinta Seorang Guru, , Yogyakarta : Pedagogia, 2010.
Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Umum, Yogyakarta : Un Press, 2008.
Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003,    Bab III Prinsip penyelenggaran Pendidikan pasal 4 ayat 1
Daulay, Haidar Putra, Prof, Dr. MA, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan  Nasional  di Indonesia, Jakarta :  Fajar Interpratama Offset, 2004.
Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab V Peserta Didik,  pasal 12 ayat 1a
Azra, Azyumardi, Prof M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah Tantangan Milenium  III, Jakarta : Charisma Putra Pratama, , 2012.
Ali, Muhammad Daud, Prof. H., S.H.  Pendidikan Agama Islam,  Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998.
Makbuloh, M.Ag. Pendidikan Agama Islam Arah Baru pengembangan Ilmu dan Kepribadian di perguruan Tinggi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. 2011
Umar, Bukhari, Drs.  M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:  Amzah,2010.
Asmani.Jamal Ma’mur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Jogjakarta : Diva Press.2011
Nata, Abuddin, Prof. Dr. H. M.A., Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT RajaGarafindo Persada, 2008
Sucipto, Hery, K.H. Ahmad Dahlan : Sang Pencerah, Pendidik, dan Pendiri Muhammadiyah, Jakarta,  Best Media Utama. 2010
Enung K,  Rukiati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung : CV Pustaka Setia. 2006
Gunawan, Heri. S.Pd.I, M.Ag.  Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan pemikiran Tokoh. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2014.
Rohinah, M. Noor, M.A.  KH. Hasyim Asy’ari Memodernisasi NU dan Pendidikan Islam, Jakarta : Penerbit Grafindo Khazanah Ilmu. 2010



[1] Abdullah Munir, Catatan Cinta Seorang Guru, Pedagogia, Yogyakarta, 2010, hlm. 8
[2] Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Umum, Un Press, Yogyakarta, 2008, hlm.  130
[3] Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003,    Bab III Prinsip penyelenggaran Pendidikan pasal 4 ayat 1
[4] Prof, Dr. Haidar Putra Daulay, MA, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan  Nasional  di Indonesia,  Fajar Interpratama Offset, Jakarta., 2004, hlm. 153
[5] Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem pendidikan Nasional) UU RI No. 20 Tahun 2003, Bab V Peserta Didik,  pasal 12 ayat 1a

[6] Prof. Azyumardi Azra, M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah Tantangan Milenium  III, charisma Putra Pratama, Jakarta, 2012. Hlm. 5
[7]  Prof. H. Muhammad Daud Ali, S.H.  Pendidikan Agama Islam, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, hlm. 53
[8] Prof. Azyumardi Azra, M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah Tantangan Milenium  III. Hlm. 6
[9] Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. Pendidikan Agama Islam Arah Baru pengembangan Ilmu dan Kepribadian di perguruan Tinggi,, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.3
[10] Ajat Sudrajat, et.all. Din al-Islam Pendidikan Islam di Perguruan Tinggi Umum, Uny Press, Yogyakarta, 2008, hlm.  130-132
[11]  Dr. Deden Makbuloh, M.Ag. Pendidikan Agama Islam Arah Baru pengembangan Ilmu dan Kepribadian di perguruan Tinggi, hlm. 15
[12] Prof. Azyumardi Azra, M.A, M.Phil., Ph. D. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di tengah Tantangan Milenium  III, charisma Putra Pratama, Jakarta, 2012. Hlm. 40
[13] Ibid. hlm. 41
[14] Jurnal Workshop implementasi Kurikulum 2013 Bagi Guru Pendidikan Islam, kerja sama dengan Direktorat pendidikan Agama Islam kementerian Agama Republik Indonesia, hlm. 1
[15] Heri Gunawan, Pendidikan Islam Kajian Teori dan Pemikiran Tokoh, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm.165
[16] Ibid.  hlm. 167
     [17] Ibid, hlm. 131
     [18] Drs. Bukhari Umar, M.Ag, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta, Amzah,2010, hlm. 222
     [19] Jamal Ma’mur Asmani. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif, 2011, Jogjakarta, Diva Press, hlm. 5
     [20] Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Tokoh-tokoh Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta, PT RajaGarafindo Persada, hlm. 98
     [21] Hery Sucipto, K.H. Ahmad Dahlan : Sang Pencerah, Pendidik, dan Pendiri Muhammadiyah, Jakarta,  Best Media Utama, hlm. 104
[22] Rohinah M. Noor. KH. Hasyim Asy’ari Memodernisasi NU dan Pendiidkan Islam. Grafindo Khazana Ilmu, Jakarta, 2010. hlm.56
[23] Enung K Rukiati dan Fenti Lintawati .Sejarah Pendiidkan Islam. CV Pustaka Setia, Bandung, 2006, hlm29
[24] Samsul Nizar et all, Sejarah sosial dan Dinamika Intelektual pendidikan Islam di Nusantara. Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2013. Hlm.160 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan beri masukan komentar anda