khotbah Jum'at
mari kita memakmurkan masjid
اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ،
اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارْ، تَذْكِرَةً
لِأُولِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارْ، وَتَبْصِرَةً لِّذَوِي الْأَلْبَابِ
وَالْإِعْتِبَارْ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِٰلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ
لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ
الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرْ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ نُوْرِ الْأَنْوَارْ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ الْأَطْهَارْ.
أَمَّا بَعْدُ ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ
بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى
فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ فِيْ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَتُوبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ ،
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan
berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam
Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula
untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan
juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami
peningkatan dan perbaikan…
Selanjutnya, shalawat
dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah
dalam Al-Qur’an :
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad saw).
Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad
saw).” (QS.
Al-Ahzab [33] : 56)
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Ada tiga hal yang menjadi pilar kehidupan umat Islam. Al-Qur’an, Sunnah
Rasul saw. dan Masjid. Ketiga pilar ini saling terkait dan tidak dapat
dipisahkan. Bila ketiga pilar tersebut tegak dengan baik dan kokoh dalam
kehidupan umat Islam, maka mereka eksis dan berjaya dalam kehidupan dunia dan
sukses pula di akhirat, sebagaimana yang kita saksikan sepanjang sejarah umat
Islam selama 13 abad lamanya. Bila ketiga hal tersebut, atau salah satu di
antaranya tidak berperan dalam kehidupan nyata umat Islam, maka eksistensi
mereka tidak dirasakan dan kejayaan mereka lenyap di atas bumi, seperti yang
kita saksikan satu abad belakangan.
Allah sebagai Pencipta dan Penguasa tunggal alam ini telah merancang
Al-Qur’an sebagai mainstream kehidupan manusia, khususnya umat Islam. Sebab
itu, Al-Qur’an Allah namakan dengan “the way of life” (QS. 1:2), “cahaya”, (QS.
5:15), “nyawa/spirit” (QS. 42:52) dan “pelajaran”, “obat” dan “petunjuk hidup”
(QS. 10:57). Sunnah Rasul saw. sebagai penjelas dan perinci nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur’an, (QS. 16:44). Sedangkan Masjid sebagai sekolah dan
sekaligus laboratorium praktikum nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah Rasul saw.
Tanpa ketiga unsur tersebut, umat Islam hari ini dan yang akan datang, tidak
akan pernah eksis dan maju sebagaimana yang dicapai oleh umat Islam selama
lebih kurang 13 abad lamanya.
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Dari uraian singkat diatas, dapat disimpulkan, umat Islam tidak mungkin
dapat lepas dan dipisahkan dari Masjid. Karena Masjid itu satu-satunya wadah
yang memiliki peran yang amat besar dan holistik dalam melahirkan
pribadi-pribadi dan jama’ah yang berkualitas dan profesional. Sebab itu, Masjid
menjadi kebutuhan hidup umat Islam, sejak mereka lahir, sampai mati, yakni saat
sebelum mereka dihantarkan ke liang kubur, merekapun dishalatkan di dalam
masjid.
Dalam Al-Qur’an terdapat kata Masjidil Haram sebanyak 14 kali, Masjid Aqsha
satu kali, dalam bentuk plural (Masajid) 4 kali dan kata Bait (rumah) satu kali
dan plural (Buyut) satu kali. Hal ini menunjukkan betapa besarnya peran Masjid
yang Allah rancang untuk keberhasilan hidup kaum Muslimin. Di antara peran Masjid
yang utama ialah:
1. Sebagai Universitas Kehidupan.
Di dalamnya dipelajari semua cabang ilmu pengetahuan, sejak dari masalah
keimanan, ibadah, syari’ah (sistem hidup Islam), akhlak, jihad (perang),
politik, ekonomi, budaya, manajemen, media massa dan sebagainya. Begitulah cara
Rasul saw. memanfaatkan Masjid sebagai universitas kehidupan. Tak ada satupun
masalah hidup yang tidak dijelaskan Rasul Saw. di dalam Masjid Nabawi yang
Beliau bangun bersama para Sahabatnya setelah Masjid Quba’. Sejarah
membuktikan, Rosul saw. tidak punya lembaga pendidikan formal selain Masjid.
Rasul saw, menjelaskan dan meyelesaikan semua persoalan umat di Masjid,
termasuk konflik rumah tangga, metode pendidkan anak dan sebagainya.
2. Sebagai Wadah Penanaman, Pembinaan dan Peningkatan Keimanan.
Masjid adalah wadah paling utama dalam penanaman, pembinaan dan peningkatan
keimanan, karena Allah tidak menjadikan tempat lain semulia Masjid. Bahkan
Allah menegaskan Masjid itu adalah rumah-Nya di muka bumi, (QS. 3:96). Sebab,
Masjid itu adalah milik-Nya. Penanaman dan pembinaan keimanan harus dimulai dan
dilakukan di dalamnya, (QS. 72:18). Orang yang berada di masjid adalah tamu
Allah. Alangkah mulianya seorang Mukmin yang menjadi tamu Yang Maha Mulia. Maka
tidak heran jika Rasul saw. lebih banyak waktunya di Masjid jika tidak ada
keperluan berdakwah dan berjihad, bahkan di sepuluh terakhir Ramadhan Beliau
I’tikaf penuh di dalamya.
Sebab itu, tidaklah heran jika Rasul saw. mewajibkan umat Islam setiap hari
ke Masjid, khususnya kaum lelaki, untuk menunaikan shalat fardhu 5 kali sehari
berjamaah dan bahkan berdiam diri di Masjid adalah ibadah yang akan menambah
kekuatan dan kelezatan iman, apalagi melakukan ibadah-ibadah besar lainnya,
seperti mempelajari Al-Qur’an, berzikir pada Allah dan sebagainya.
3. Sebagai Wadah Pengembangan dan Manajemen Diri.
Masjid juga berfungsi sebagai wadah pengembangan dan manajemen diri, karena
di masjid dilakukan berbagai aktivitas ibadah dan dihadiri oleh kaum Muslim
dari berbagai profesi, keahlian dan status sosial. Yang kaya, yang miskin,
berpangkat dan sebagainya berkumpul di Masjid dalam satu komunitas bernaam
“Jama’ah Msjid’ dengan satu tujuan, yakni ridha Allah Ta’ala. Semuanya diikat
dan dilatih dengan ibadah, khususnya ibadah shalat fardhu yang sangat disiplin
dan rapih. Sebab itu, kalaulah interaksi Jama’ah Masjid dimenej dengan baik,
pasti akan memberikan banyak manfaat kepada jama’ahnya dalam pengembangan dan
manjemen diri.
4. Sebagai Wadah Penyucian dan Pengobatan Jiwa.
Masjid adalah tempat yang paling ideal dan praktis untuk menyucikan diri,
(QS. 9:108). Di masjidlah kita belajar dan mempraktekkan khusyu’ dan ikhlas
beribadah, tsiqah billah (percaya penuh pada Allah), husnuzh-zhan billah
(berbaik sangka pada Allah), takut azab Allah, berharap rahmat Allah, kasih
sayang sesama umat Islam dan tegas pada kuam kafir. Di masjid juga kita belajar
dan mepraktekkan kebersihan diri, lahir dan batin, disiplin, teratur, tawadhu’
(rendah hati), besegera dalam kebaikan, membersihkan hati dari penyakit syirik,
riya’, sombong, kikir, materialisme (cinta dunia), zikrullah dan akhirat dan
berbagai sifat lainnya.
5. Sebagai Wadah Sosial (Public Services).
Sebagai pusat utama ibadah dan pergerakan umat, maka Masjid juga sangat
terasa perannya dalam pelayanan sosial (public services). Untuk itu, setiap
Masjid selayaknya memiliki data base jama’ahnya dan masyarakat sekitarnya,
sehingga diketahui potensi ekonomi yang ada dalam jama’anya dan potensi social
welfare yang wajib diperhatikan. Pelayanan sosial tersebut dapat berupa
pengumpulan dan penyaluran zakat dan infak, pelayanan kesehatan, beasiswa,
pembinan life skill dan sebagainya, kepada kaum Miskin dari kalangan jama’ah
Masjid dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, upaya penanggulangan
kebodohan dan kemiskinan dapat berjalan efektif karena akan terjadi efisiensi
dan efektifitas yang luar biasa jika dibandingkan lembaga-lembaga sosial selain
Masjid.
6. Sebagai Wadah Manajemen Ekonomi Umat.
Masjid juga berfungsi sebagai wadah berkumpulnya para jama’ah yang memiliki
kelebihan ilmu dan harta. Sebab itu, Masjid juga harus berfungsi sebagai pusat
perencanaan dan manajemen pengembangan ekonomi dan bisnis umat. Jika kita
perhatikan Masjid-Masjid besar dan bersejarah di dunia Islam, khususnya,
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berdiri di sekitarnya pasar-pasar raksasa
yang menyebabkan ekonomi kawasannya hidup dan berkembang. Demikian pula
Masjid-Masjid lainnya seperti Masjid Jami’ Az-Zaitun di Tunisia, Masjid jami’
Umawi di Damaskus Suriah yang berusia lebih dari 1000 tahun.
7. Sebagai Wadah Perajut dan Penguatan Ukhuwwah Islamiyah.
Sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu dan berbagai kegiatan lainnya,
selayaknyalah Masjid berfungsi sebagai wadah penyemaian dan perawatan ukhuwwah
Islamiyah di antara para jama’ahnya dan umat Islam lainnya. Syaratnya, semua
jama’ah harus diikat dan tunduk hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan
mencontoh kehidupan para Sahabat Beliau. Lepaskan semua baju organisasi dan partai,
maka Masjid akan berfungsi sebagai wadah ukhuwwah. Kalau tidak, Masjid hanya
akan menjadi ajang perebutan kekuasaan kepengurusan dan aktivitasnya. Kalau
nuansa tersebut dibiarkan sehingga berkembang dan dominan, tak mustahil bisa
terjerumus ke dalam praktek Masjid Dhirar (Masjid kaum munafik yang didirikan
untuk memecah belah umat Islam).
8. Sebagai Wadah Keselamatan Hari Kiamat dan Jalan Membangun Rumah di
Surga.
Masjid bukan hanya
berfungsi kebaikan di dunia, tapi juga jalan keselamatan di hari kiamat nanti
dan jalan pembangunan rumah kaum Muslimin di syurga. Rasul Saw. bersabada :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ
الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ
مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا
عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ
وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ
فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ
ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari (kiamat) yang
tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Imam yang adil, pemuda yang dibesarkan
dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terpaut dengan Masjid, dua
orang yang saling mencintai karena Allah, bersama dan berpisah karena Allah,
seseorang yang diajak berbuat serong wanita terhormat dan cantik, lalu ia
menolaknya dan berkata : Tidak, aku takut pada Allah, seseorang yang besedekah
lalu ia sembunyikan dan apa yang diinfakkan tangan kanannya tidak diketahui
tangan kirinya dan seseorang yang berzikir pada Allah dengan sembunyi, lalu
mengucur airmatanya (karena takut pada-Nya).” (HR. Imam Muslim)
Dalam hadits lain
Rasul saw. bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا
يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ
مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ وَفِي رِوَايَةِ هَارُونَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي
الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid hanya mencari ridha Allah, maka Allah akan
bangunkan baginya bangunan yang sama di syurga. Dalam riwayat Harun : Allah
bangunkan baginya rumah di Surga.”(HR. Imam Muslim)
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Semua kita ingin
selamat pada hari kiamat dan ingin memiliki rumah di syurga. Sebab itu, mari
kita renungkan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 18 berikut agar
terpenuhi kriteria dan syaratnya :
إِنَّمَا
يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ
وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى
أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya yang memakamurkan Masjid-Masjid Allah itu adalah orang yang
beriman pada Allah dan hari akhirat, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Mereka pasti dari golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk Allah.” (QS. At-Taubah [9] : 18)
Semoga kita termasuk diantara mereka. Amin.
Demikianlah khutbah
hari ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam mewujudkan peran masjid
dalam kehidupan sesuai tuntunan Rasul kita Muhammad saw.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني
وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه
تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ
تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ
اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ
وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا
وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ
اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ
اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan beri masukan komentar anda