Pengikut

Sabtu, 27 April 2019

pendahuluan tafsir Q.S. yaasin

Pembahasan 
Pertama

يس
sebagaian ulama' menafsirkan bahwa kalimat yaasin termasuk nama nabi Muhammad Saw., ada juga yang berpendapat kalimat aasin itu termasuk nama Allah Swt.,
 sampai begitu mulya kalimat yasin., dalam pandangan ahli tafsir., kemudian muncul pertanyaan apa istimewany surat yasin sampai dijadikan nama' Allah.,
rosulullah Saw., bersabda setiap sesuatu itu mempunyai hati, sedangkan hatinya Al-qur'an adalah Q,S, yasin...dalam pandangan syeh hamami zadah ada satu makolah yang menyebutkan bahwa barang siapa yang membaca Q.S. yasin maka baginya seperti membaca Al-Qur'an 10 kali., sebagaimana sabda nabi Muhammad saw., yang artinya " Allah Swt.,membaca Q.S. Yasin dan Toha sebelum menciptakan langit dan bumi kurang lebih 2000 tahun lamanya.
        ketika para malaikat tahu dan mendengar bahwa Allah Swt., menciptakan langit dan bumi sebelumnya membaca kedua Q.S tersebut maka para malaikat berkata " beruntung sekali umatnya Muhammad" yang telah diturunkan kepadanya kedua surat tersebut, apalagi sampai menghafal kedua Q.S.., kenapa bisa demikian beruntungnya' tentunya untuk menjawab pertanyaan itu malaikat menjawab, bahwa penduduk ahli surga tidak membaca  surat Al-Qur'an kecuali Q.S. yasin dan toha dan Ar-rahman 
       oleh karena itu para pembaca yang baik mari kita jadikan Q.S. yasin sebagai amalan kita sehari-hari untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt..., 
        Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang senang membaca kalmullah Swt...... Aminn...

lanjutkan halamat  selanjutnya..........

Kamis, 25 April 2019

Tafsir Q.S.Yasin Syeh Hamami Zadah

                                 kajian tafsir yasin menurut syeh hamami zadah


Allah telah berfirman : sesungguhnya allah telah menurunkan kepadamu ( muhammad Saw) al-Qur'an supaya kamu memberikan penjelasan kepada mereka apa yang diturunkan kepadanya.

penulis mencoba mendiskripsikan halaman yang pertama dalam kitab tafsir Q.S yasin karya Syeh Hamami Zadah
Q.S. Yasin adalah surat yang diturunkan dikota makah, kenapa Q.S. yasin turun dikota makah tentunya ada sebab musababnya, dalam pandangan Syeh hamam bahwa orang-orang kafir yang berada dikota makah mereka mengatakan bahwa muhamamad Saw., adalah anak yatim abu tholib ( keponakan abu tholib) muhammad bukan seorang nabi, dan bukan seorang utusan dari Allah.
dari ungkapan tersebut maka munculah sebuah pertanyaan.., kenapa muhammad Saw., bukan seoarang nabi Allah....karena muhammad tidak pernah belajar, tidak pernah menulis, tidak pernah diajar oleh seorang guru., sehingga mereka mengingkarinya terhadap kenabian muhammad saw.,oleh karena itu allah menjawab atau menentang ucapan orang -orang kafir Qurays dengan menurunkan Q.S Yasin. 

untuk melanjutkan pembahasan ayat yang pertama maka penulis akan menjelaskan per ayat dari surat yasin.......

insaallah bermanfaat.....
Mashadi M.S.I



Rabu, 24 April 2019

kultum penyentuh qolbu

Jangan Remehkan Tiga

Kita mendengar sabda sayidna umar bin kattab, beliau telah berkata: sesungguhnya allah telah menyembunyikan ridhonya didalam amal –amal yang di perbuat oleh manusia dan allah telah menyembunyikan murkanya dibalik dosa-dosa yang dilakukakan oleh manusia  dan allah telah menyembunyikan kekasih-kekasihnya diantara orang-orang ramai yang diremehkan manusia
Masyaallah maka kita tidak boleh meremehkan tiga hal ini,
1.  Amal-amal yang kemudian mengundang ridho allah
Sesungguhnya amal bukan besar atau kecil, bukanlah dahsyat atau dianggap remehnya, tetapi amal yang  ingin kita bawa kehadapan allah adalah amal yang diridhoinya berapapun besarnya amal tanpa diridhoi allah apalah gunanya.dan ridho allah adalah ahsanu amal, amal yang paling ihlas niatnya dan paling mengikuti tuntunan allah dan rosulnya
Setelah yang fardu, kita perlu memiliki amal-amal yang kemudian kita rahasiakan, kita jaga meskipun kecil kita istiqomahkan
اصحاب العمل الى لله الدوام وان قال
Amal yang paling dicintai oleh allah adalah istiqomah walaupun sedikit terus-menerus.
Al-imam abu dawud mentocohkan bagaimana beliau ketika menyebrang dengan prahu di sungai tigris sudah sampai setengah jalan dan dia bilang kepada tukang prahu , bisa tidak balik sebentar , kenapa karena ada orang bersin di tepian, ketika ada orang bersin ditepian dia mengucapkan tahmid, belum ada yang mengucapkan tarhim kepadanya,
Imam abu dawud mengatakan” bisa gak balik sebentar kemudian tukang prahu itu dibayar oleh imam abu dawud lalu mendayung balik dan kemudian imam abu dawud mengatakan kepada orang yang bersin itu “yarhamukallah”
Kemudian imam abu dawud minta tukang prahu itu kembali, ketika hari berikutnya ternyata semua orang yang ada di dalam prahu itu bermimpi bahwa imam abu dawud, ada suara menyatakan bahwa imam abu dawud telah membeli surga dengan seharga satu dirham, sebagaimana kata-kata beliau la’alla mujabat du’a “ mudah-mudahan kalau beliau membalas dengan yahdikumullah wayuslihba lakum. Itu do’a yang di ijabah oleh allah,,
2.  Jangan pernah meremehkan dosa kita kepada allah karena bukan besar kecilnya dosa tetapi kata fudhail bin iyad “ seberapa besar besarnya dzat yang kita durhakai”
Allah swt barangkali memberikan satu dosa besar tapi membuat orang yang melakukannya takut kemudian  bertobat kepada allah itu jauh lebih baik dari pada seseorang melakukan dosa kecil terus menerus dan selalu meremehkan dosa itu. Tanpa sadar ternyata itu membuat dia dimurkai oleh allah
3.  Jangan pernah meremehkan manusia
Karena boleh jadi kekasih-kekasih allah itu adalah atqiya’ul akhfiya” orang-orang taqwa yang tersembunyi.
Allah menyatakan kita tidak patut mengukur kemulyaan dengan harta dengan paras, dengan keduudukan, dengan ansab dengan keturunan tetapi satu satunya adalah
ان اكرمكم عند الله اتقكم
Taqwa, sayangnya taqwa tidak ditampilkan oleh allah didalam wajah kita , sehingga kita tidak tahu , mana yang lebih taqwa dan mana yang kurang taqwa dengan kita , kesimpulanya kata imam an-nawawi”  teruslah berusaha bertaqwa dan tawadu’jangan pernah melihat orang lain dengan merendahkan karena boleh jadi mereka adalah hamba allah yang lebih taqwa di bandingkan kita

kultum motivasi

kultum penyentuh qolbu

Jangan Remehkan Tiga

Kita mendengar sabda sayidna umar bin kattab, beliau telah berkata: sesungguhnya allah telah menyembunyikan ridhonya didalam amal –amal yang di perbuat oleh manusia dan allah telah menyembunyikan murkanya dibalik dosa-dosa yang dilakukakan oleh manusia  dan allah telah menyembunyikan kekasih-kekasihnya diantara orang-orang ramai yang diremehkan manusia
Masyaallah maka kita tidak boleh meremehkan tiga hal ini,
1.  Amal-amal yang kemudian mengundang ridho allah
Sesungguhnya amal bukan besar atau kecil, bukanlah dahsyat atau dianggap remehnya, tetapi amal yang  ingin kita bawa kehadapan allah adalah amal yang diridhoinya berapapun besarnya amal tanpa diridhoi allah apalah gunanya.dan ridho allah adalah ahsanu amal, amal yang paling ihlas niatnya dan paling mengikuti tuntunan allah dan rosulnya
Setelah yang fardu, kita perlu memiliki amal-amal yang kemudian kita rahasiakan, kita jaga meskipun kecil kita istiqomahkan
اصحاب العمل الى لله الدوام وان قال
Amal yang paling dicintai oleh allah adalah istiqomah walaupun sedikit terus-menerus.
Al-imam abu dawud mentocohkan bagaimana beliau ketika menyebrang dengan prahu di sungai tigris sudah sampai setengah jalan dan dia bilang kepada tukang prahu , bisa tidak balik sebentar , kenapa karena ada orang bersin di tepian, ketika ada orang bersin ditepian dia mengucapkan tahmid, belum ada yang mengucapkan tarhim kepadanya,
Imam abu dawud mengatakan” bisa gak balik sebentar kemudian tukang prahu itu dibayar oleh imam abu dawud lalu mendayung balik dan kemudian imam abu dawud mengatakan kepada orang yang bersin itu “yarhamukallah”
Kemudian imam abu dawud minta tukang prahu itu kembali, ketika hari berikutnya ternyata semua orang yang ada di dalam prahu itu bermimpi bahwa imam abu dawud, ada suara menyatakan bahwa imam abu dawud telah membeli surga dengan seharga satu dirham, sebagaimana kata-kata beliau la’alla mujabat du’a “ mudah-mudahan kalau beliau membalas dengan yahdikumullah wayuslihba lakum. Itu do’a yang di ijabah oleh allah,,
2.  Jangan pernah meremehkan dosa kita kepada allah karena bukan besar kecilnya dosa tetapi kata fudhail bin iyad “ seberapa besar besarnya dzat yang kita durhakai”
Allah swt barangkali memberikan satu dosa besar tapi membuat orang yang melakukannya takut kemudian  bertobat kepada allah itu jauh lebih baik dari pada seseorang melakukan dosa kecil terus menerus dan selalu meremehkan dosa itu. Tanpa sadar ternyata itu membuat dia dimurkai oleh allah
3.  Jangan pernah meremehkan manusia
Karena boleh jadi kekasih-kekasih allah itu adalah atqiya’ul akhfiya” orang-orang taqwa yang tersembunyi.
Allah menyatakan kita tidak patut mengukur kemulyaan dengan harta dengan paras, dengan keduudukan, dengan ansab dengan keturunan tetapi satu satunya adalah
ان اكرمكم عند الله اتقكم
Taqwa, sayangnya taqwa tidak ditampilkan oleh allah didalam wajah kita , sehingga kita tidak tahu , mana yang lebih taqwa dan mana yang kurang taqwa dengan kita , kesimpulanya kata imam an-nawawi”  teruslah berusaha bertaqwa dan tawadu’jangan pernah melihat orang lain dengan merendahkan karena boleh jadi mereka adalah hamba allah yang lebih taqwa di bandingkan kita
 

khotbah jum'at terbaik


                                                                      khotbah Jum'at
                                                       mari kita memakmurkan masjid 



اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارْ، اَلْعَزِيْزِ الْغَفَّارْ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارْ، تَذْكِرَةً لِأُولِى الْقُلُوْبِ وَالْأَبْصَارْ، وَتَبْصِرَةً لِّذَوِي الْأَلْبَابِ وَالْإِعْتِبَارْ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِٰلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهْ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  سَيِّدُ الْخَلاَئِقِ وَالْبَشَرْ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  نُوْرِ الْأَنْوَارْ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ الْأَطْهَارْ. أَمَّا بَعْدُ ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ فِيْ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
وَتُوبُوْا إِلَى اللهِ جَمِيْعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ ،
Kaum Muslimin rahimakumullah

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan kualitas taqwa kita pada Allah dengan berupaya maksimal melaksanakan apa saja perintah-Nya yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul saw. Pada waktu yang sama kita dituntut pula untuk meninggalkan apa saja larangan Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an dan juga Sunnah Rasul Saw. Hanya dengan cara itulah ketaqwaan kita mengalami peningkatan dan perbaikan…
Selanjutnya, shalawat dan salam mari kita bacakan untuk nabi Muhammad Saw sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an :
 أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat atas Nabi (Muhammad saw). Wahai orang-orang beriman, ucapkan shalawat dan salam atas Nabi (Muhammad saw).” (QS. Al-Ahzab [33] : 56)

Kaum Muslimin rahimakumullah

Ada tiga hal yang menjadi pilar kehidupan umat Islam. Al-Qur’an, Sunnah Rasul saw. dan Masjid. Ketiga pilar ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Bila ketiga pilar tersebut tegak dengan baik dan kokoh dalam kehidupan umat Islam, maka mereka eksis dan berjaya dalam kehidupan dunia dan sukses pula di akhirat, sebagaimana yang kita saksikan sepanjang sejarah umat Islam selama 13 abad lamanya. Bila ketiga hal tersebut, atau salah satu di antaranya tidak berperan dalam kehidupan nyata umat Islam, maka eksistensi mereka tidak dirasakan dan kejayaan mereka lenyap di atas bumi, seperti yang kita saksikan satu abad belakangan.

Allah sebagai Pencipta dan Penguasa tunggal alam ini telah merancang Al-Qur’an sebagai mainstream kehidupan manusia, khususnya umat Islam. Sebab itu, Al-Qur’an Allah namakan dengan “the way of life” (QS. 1:2), “cahaya”, (QS. 5:15), “nyawa/spirit” (QS. 42:52) dan “pelajaran”, “obat” dan “petunjuk hidup” (QS. 10:57). Sunnah Rasul saw. sebagai penjelas dan perinci nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an, (QS. 16:44). Sedangkan Masjid sebagai sekolah dan sekaligus laboratorium praktikum nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah Rasul saw. Tanpa ketiga unsur tersebut, umat Islam hari ini dan yang akan datang, tidak akan pernah eksis dan maju sebagaimana yang dicapai oleh umat Islam selama lebih kurang 13 abad lamanya.

Kaum Muslimin rahimakumullah

Dari uraian singkat diatas, dapat disimpulkan, umat Islam tidak mungkin dapat lepas dan dipisahkan dari Masjid. Karena Masjid itu satu-satunya wadah yang memiliki peran yang amat besar dan holistik dalam melahirkan pribadi-pribadi dan jama’ah yang berkualitas dan profesional. Sebab itu, Masjid menjadi kebutuhan hidup umat Islam, sejak mereka lahir, sampai mati, yakni saat sebelum mereka dihantarkan ke liang kubur, merekapun dishalatkan di dalam masjid.

Dalam Al-Qur’an terdapat kata Masjidil Haram sebanyak 14 kali, Masjid Aqsha satu kali, dalam bentuk plural (Masajid) 4 kali dan kata Bait (rumah) satu kali dan plural (Buyut) satu kali. Hal ini menunjukkan betapa besarnya peran Masjid yang Allah rancang untuk keberhasilan hidup kaum Muslimin. Di antara peran Masjid yang utama ialah:

1. Sebagai Universitas Kehidupan.

Di dalamnya dipelajari semua cabang ilmu pengetahuan, sejak dari masalah keimanan, ibadah, syari’ah (sistem hidup Islam), akhlak, jihad (perang), politik, ekonomi, budaya, manajemen, media massa dan sebagainya. Begitulah cara Rasul saw. memanfaatkan Masjid sebagai universitas kehidupan. Tak ada satupun masalah hidup yang tidak dijelaskan Rasul Saw. di dalam Masjid Nabawi yang Beliau bangun bersama para Sahabatnya setelah Masjid Quba’. Sejarah membuktikan, Rosul saw. tidak punya lembaga pendidikan formal selain Masjid. Rasul saw, menjelaskan dan meyelesaikan semua persoalan umat di Masjid, termasuk konflik rumah tangga, metode pendidkan anak dan sebagainya.

2. Sebagai Wadah Penanaman, Pembinaan dan Peningkatan Keimanan.
Masjid adalah wadah paling utama dalam penanaman, pembinaan dan peningkatan keimanan, karena Allah tidak menjadikan tempat lain semulia Masjid. Bahkan Allah menegaskan Masjid itu adalah rumah-Nya di muka bumi, (QS. 3:96). Sebab, Masjid itu adalah milik-Nya. Penanaman dan pembinaan keimanan harus dimulai dan dilakukan di dalamnya, (QS. 72:18). Orang yang berada di masjid adalah tamu Allah. Alangkah mulianya seorang Mukmin yang menjadi tamu Yang Maha Mulia. Maka tidak heran jika Rasul saw. lebih banyak waktunya di Masjid jika tidak ada keperluan berdakwah dan berjihad, bahkan di sepuluh terakhir Ramadhan Beliau I’tikaf penuh di dalamya.
Sebab itu, tidaklah heran jika Rasul saw. mewajibkan umat Islam setiap hari ke Masjid, khususnya kaum lelaki, untuk menunaikan shalat fardhu 5 kali sehari berjamaah dan bahkan berdiam diri di Masjid adalah ibadah yang akan menambah kekuatan dan kelezatan iman, apalagi melakukan ibadah-ibadah besar lainnya, seperti mempelajari Al-Qur’an, berzikir pada Allah dan sebagainya.

3. Sebagai Wadah Pengembangan dan Manajemen Diri.
Masjid juga berfungsi sebagai wadah pengembangan dan manajemen diri, karena di masjid dilakukan berbagai aktivitas ibadah dan dihadiri oleh kaum Muslim dari berbagai profesi, keahlian dan status sosial. Yang kaya, yang miskin, berpangkat dan sebagainya berkumpul di Masjid dalam satu komunitas bernaam “Jama’ah Msjid’ dengan satu tujuan, yakni ridha Allah Ta’ala. Semuanya diikat dan dilatih dengan ibadah, khususnya ibadah shalat fardhu yang sangat disiplin dan rapih. Sebab itu, kalaulah interaksi Jama’ah Masjid dimenej dengan baik, pasti akan memberikan banyak manfaat kepada jama’ahnya dalam pengembangan dan manjemen diri.

4. Sebagai Wadah Penyucian dan Pengobatan Jiwa.
Masjid adalah tempat yang paling ideal dan praktis untuk menyucikan diri, (QS. 9:108). Di masjidlah kita belajar dan mempraktekkan khusyu’ dan ikhlas beribadah, tsiqah billah (percaya penuh pada Allah), husnuzh-zhan billah (berbaik sangka pada Allah), takut azab Allah, berharap rahmat Allah, kasih sayang sesama umat Islam dan tegas pada kuam kafir. Di masjid juga kita belajar dan mepraktekkan kebersihan diri, lahir dan batin, disiplin, teratur, tawadhu’ (rendah hati), besegera dalam kebaikan, membersihkan hati dari penyakit syirik, riya’, sombong, kikir, materialisme (cinta dunia), zikrullah dan akhirat dan berbagai sifat lainnya.

5. Sebagai Wadah Sosial (Public Services).
Sebagai pusat utama ibadah dan pergerakan umat, maka Masjid juga sangat terasa perannya dalam pelayanan sosial (public services). Untuk itu, setiap Masjid selayaknya memiliki data base jama’ahnya dan masyarakat sekitarnya, sehingga diketahui potensi ekonomi yang ada dalam jama’anya dan potensi social welfare yang wajib diperhatikan. Pelayanan sosial tersebut dapat berupa pengumpulan dan penyaluran zakat dan infak, pelayanan kesehatan, beasiswa, pembinan life skill dan sebagainya, kepada kaum Miskin dari kalangan jama’ah Masjid dan masyarakat sekitarnya. Dengan demikian, upaya penanggulangan kebodohan dan kemiskinan dapat berjalan efektif karena akan terjadi efisiensi dan efektifitas yang luar biasa jika dibandingkan lembaga-lembaga sosial selain Masjid.

6. Sebagai Wadah Manajemen Ekonomi Umat.
Masjid juga berfungsi sebagai wadah berkumpulnya para jama’ah yang memiliki kelebihan ilmu dan harta. Sebab itu, Masjid juga harus berfungsi sebagai pusat perencanaan dan manajemen pengembangan ekonomi dan bisnis umat. Jika kita perhatikan Masjid-Masjid besar dan bersejarah di dunia Islam, khususnya, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berdiri di sekitarnya pasar-pasar raksasa yang menyebabkan ekonomi kawasannya hidup dan berkembang. Demikian pula Masjid-Masjid lainnya seperti Masjid Jami’ Az-Zaitun di Tunisia, Masjid jami’ Umawi di Damaskus Suriah yang berusia lebih dari 1000 tahun.

7. Sebagai Wadah Perajut dan Penguatan Ukhuwwah Islamiyah.
Sebagai tempat ibadah, menuntut ilmu dan berbagai kegiatan lainnya, selayaknyalah Masjid berfungsi sebagai wadah penyemaian dan perawatan ukhuwwah Islamiyah di antara para jama’ahnya dan umat Islam lainnya. Syaratnya, semua jama’ah harus diikat dan tunduk hanya kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan mencontoh kehidupan para Sahabat Beliau. Lepaskan semua baju organisasi dan partai, maka Masjid akan berfungsi sebagai wadah ukhuwwah. Kalau tidak, Masjid hanya akan menjadi ajang perebutan kekuasaan kepengurusan dan aktivitasnya. Kalau nuansa tersebut dibiarkan sehingga berkembang dan dominan, tak mustahil bisa terjerumus ke dalam praktek Masjid Dhirar (Masjid kaum munafik yang didirikan untuk memecah belah umat Islam).

8. Sebagai Wadah Keselamatan Hari Kiamat dan Jalan Membangun Rumah di Surga.
Masjid bukan hanya berfungsi kebaikan di dunia, tapi juga jalan keselamatan di hari kiamat nanti dan jalan pembangunan rumah kaum Muslimin di syurga. Rasul Saw. bersabada :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah pada hari (kiamat) yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Imam yang adil, pemuda yang dibesarkan dalam ibadah kepada Allah, seseorang yang hatinya terpaut dengan Masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, bersama dan berpisah karena Allah, seseorang yang diajak berbuat serong wanita terhormat dan cantik, lalu ia menolaknya dan berkata : Tidak, aku takut pada Allah, seseorang yang besedekah lalu ia sembunyikan dan apa yang diinfakkan tangan kanannya tidak diketahui tangan kirinya dan seseorang yang berzikir pada Allah dengan sembunyi, lalu mengucur airmatanya (karena takut pada-Nya).” (HR. Imam Muslim)
Dalam hadits lain Rasul saw. bersabda:
مَنْ بَنَى مَسْجِدًا يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ بَنَى اللَّهُ لَهُ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ وَفِي رِوَايَةِ هَارُونَ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Siapa yang membangun masjid hanya mencari ridha Allah, maka Allah akan bangunkan baginya bangunan yang sama di syurga. Dalam riwayat Harun : Allah bangunkan baginya rumah di Surga.”(HR. Imam Muslim)

Kaum Muslimin rahimakumullah

Semua kita ingin selamat pada hari kiamat dan ingin memiliki rumah di syurga. Sebab itu, mari kita renungkan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 18 berikut agar terpenuhi kriteria dan syaratnya :
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Sesungguhnya yang memakamurkan Masjid-Masjid Allah itu adalah orang yang beriman pada Allah dan hari akhirat, menegakkan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah. Mereka pasti dari golongan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah.” (QS. At-Taubah [9] : 18)
Semoga kita termasuk diantara mereka. Amin.

Demikianlah khutbah hari ini, semoga Allah membantu dan menolong kita dalam mewujudkan peran masjid dalam kehidupan sesuai tuntunan Rasul kita Muhammad saw.
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم إنه تعالى جواد كريم ملك رؤوف رحيم إنه هو السميع العليم

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Selasa, 22 Januari 2019

MENERIMA BANTUAN DANA UNTUK KEGIATAN PEMBELAJARAN TERUTAMA INGIN MENDIRIKAN PONDOK PESANTREN SALAF DENGAN REKENING BANK 3-073-04564-8. TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA KE BLOK